Skip to content

3 Kesalahan dalam Berbuat Baik

kesahalan berbuat baik QS Al-Isra' Ayat 7 arti“…dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al Baqarah: 195)

Sahabat, ternyata dalam berbuat baik pun kita sering terjebak pada beberapa kesalahan yang seharusnya tidak terjadi. Hal ini membuat kebaikan yang kita lakukan terasa kurang powernya, bahkan bisa juga mengindikasikan kurang ikhlasnya, serta kurang ilmunya.

3 kesalahan yang banyak dilakukan saat berbuat baik di antaranya sebagai berikut:

1. Menganggap berbuat baik itu manfaatnya untuk orang lain

Ini adalah kesalahan fatal, karena dengan beranggapan seperti ini kita akan merasa diri jumawa dan menjadi pahlawan bagi orang lain ketika melakukan perbuatan baik.

Selain itu, perasaan seperti ini akan membuat kita tidak otomatis dalam melakukan perbuatan baik. “Hmm, kalau saya berbuat baik pada dia, enak banget dong dianya, padahal dia nggak pernah bantuin saya apa-apa!”

Kesalahan fatal ini merupakan salah satu alasan banyak orang yang perhitungan dalam berbuat baik, karena sifat dasar manusia yang pelit, membuatnya merasa rugi jika orang lain untung dan mendapat manfaat dari kebaikan dirinya.

Ada juga manusia yang berbuat baik kemudian dikatai bodoh karena melakukan kebaikan kok tidak dapat apa-apa, minimal lakukan kebaikan untuk menjaga imej dan pencitraan. Sungguh pemikiran yang berbahaya!

Padahal jelas Allah menegaskan bahwa setiap kebaikan yang dilakukan manfaatnya adalah untuk diri kita sendiri:

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri.” (Q.S. Al Isra’: 7)

Dengan ilmu dan petunjuk Allah ini, seharusnya kita tak lagi berpikir dua-tiga kali ketika hendak berbuat baik. Ada nenek tua mau menyeberang jalan otomatis kita bantu, ada ibu hamil berdiri di kereta langsung kita beri tempat duduk, tanpa lagi berpikir “Saya dapat untung apa berbuat baik sama orang tak dikenal?”

Sesungguhnya semua kebaikan yang kita lakukan dampaknya untuk diri kita sendiri, baik di kehidupan dunia maupun akhirat.

2. Berbuat baik hanya kepada orang baik

Kesalahan selanjutnya dalam berbuat baik adalah hobi pilih-pilih orang. Rasanya sudah sepantasnya kita hanya berbuat baik pada orang baik, tapi kalau berbuat baik pada orang yang kurang baik kita akan pikir panjang terlebih dulu.

Padahal Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalaam memberikan teladan luar biasa, bahkan beliau mampu berbuat baik pada sekelompok orang yang melemparinya dengan batu!

“Tapi kan Rasulullah itu nabi!”

Ya, tapi nabi pun manusia yang punya rasa punya hati! Bahkan Jibril pun marah melihat Rasulullah dilempari batu dan menawarkan untuk membalik bukit agar semua penduduk di tempat itu terkubur di bawah bukit!

Apa yang Rasulullah lakukan? Ia melarang Jibril melakukannya bahkan beliau mengangkat kedua tangannya, meminta pada Allah agar penduduk di sana dikaruniai keturunan yang beriman dan beramal shaleh. Maasya Allah!

Inilah teladan yang sesungguhnya, berbuat baiklah pada manusia tanpa melihat ras, suku, agama, golongan, sebagaimana Allah telah memerintahkan kita:

“Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu” (Q.S. Al Qashas:7)

Bukankah kita sering berbuat zalim, lalai, bermaksiat, namun Allah senantiasa berbuat baik pada diri kita? Bagaimana mungkin kita tak mau berbuat baik pada makhlukNya karena kita terlebih dulu mencap bahwa dia orang jahat!

Kita ogah membantu tetangga yang rumahnya kebakaran karena dia beda agama dengan kita? Astgahfirullah, betapa konyolnya!

Bahkan sekalipun pada orang zalim, berbuat baiklah padanya dengan cara mencegah mereka melakukan perbuatan zalim tersebut! Begitulah yang Allah dan RasulNya ajarkan.

3. Berbuat baik karena ingin mendapatkan balasan dari orang tersebut

Tampak sangat wajar ketika kita berbuat baik dengan harapan orang tersebut suatu saat akan membalas perbuatan kita. Akan tetapi hal ini sebenarnya berbahaya, karena dengan demikian, dalam pikiran dan bawah sadar kita semua orang seolah punya utang! Hanya karena kita telah memperlakukan mereka dengan baik.

“Saya pernah menolong dia waktu masih miskin. Sekarang sudah kayanya dia malah lupa balas budi!”

“Dia itu kan kerja di sana atas referensi saya, tapi tidak pernah berterimakasih!”

Sahabat, berbuat baiklah dengan kesadaran penuh bahwa bukan manusia yang akan membalas perbuatan baik tersebut, justru malulah jika ada perasaan ingin dibalas oleh manusia!

Perbuatan baik sekecil apapun yakinlah Allah akan membalasnya, di dunia dan juga di akhirat kelak! Jadi, kita tak perlu balasan dari sesama manusia!

Setiap kali menolong orang, memberinya tumpangan, mereferensikan pekerjaan, memberinya utang, memberinya makanan, jangan berharap kelak ia akan membalas, karena sungguh semuanya sudah dibayar tunai oleh Allah!

“Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa.” (Q.S. An nahl: 30)

Semoga kita berada dalam golongan orang-orang yang banyak berbuat baik selama diuji di dunia ini! Berbuat baik yang sebenar-benarnya, bukan sekadar baik karena menginginkan harta, jabatan, apalagi berbuat baik hanya untuk pencitraan di hadapan manusia  Wallaahualam. (SH)

pahala wakaf mengalir abadi. tabungwakaf dompet dhuafa