“Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, maka pahalanya itu untuk dirimu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikit pun tidak akan dianiaya.” (Q.s. al-Baqarah: 272)
Sahabat, coba perhatikan apa sih yang membuat seseorang tergila-gila berbelanja? Entah secara online terlebih lagi offline. Kok bisa yaa seseorang sabar menyambangi toko demi toko padahal ia sadar hal tersebut pasti menghabiskan banyak uangnya?
Terkadang dalam satu bulan, seseorang bisa belanja lebih dari sekali. Tak hanya belanja kebutuhan bulanan, bahkan juga berbelanja hal yang sebenarnya tak dibutuhkan.
Mari kita copy hal-hal yang membuat kita gemar belanja, dan mengalihkan hal-hal tersebut agar kita pun senang berbelanja di jalan Allah! Berikut ini beberapa di antaranya:
1. Mengetahui apa yang dibelanjakannya merupakan kebutuhan penting
Orang yang sudah tahu kebutuhan hidupnya takkan tawar-menawar terhadap apa yang menjadi kebutuhannya itu. Sebaliknya, orang yang tidak tahu apa yang menjadi kebutuhan hidupnya, akan sulit dipaksa untuk membelanjakan hartanya pada hal tersebut.
Misalnya saja beras, jika seseorang tak menganggap beras sebagai kebutuhan hidupnya, buat apa dia membeli beras? Pasti dia lebih memilih uangnya dibelanjakan untuk hal lain.
Sama seperti ilustrasi tersebut, jika seseorang belum merasa berzakat, bersedekah, berwakaf adalah kebutuhan hidupnya, ia takkan mau menginfakkan sebagian hartanya untuk hal-hal itu. Oleh sebab itu, penting membuat seseorang sadar bahwa bersedekah adalah investasi akhiratnya dan ia sangat membutuhkannya.
2. Mengetahui manfaat luar biasa produk yang dibeli
Biasanya seseorang bersedia mengeluarkan uang berapa pun banyaknya untuk belanja sebuah barang yang ia ketahui manfaatnya.
Misalnya, orang rela mengeluarkan jutaan Rupiah hanya untuk suplemen atau obat, tentu saja karena tahu fungsi suplemen tersebut bisa membantu memelihara kesehatan dirinya.
Demikian juga agar kita gemar berbelanja di jalan Allah, terlebih dulu kita harus mengenali fungsi produk-produk yang ada: misalnya fungsi zakat sebagai penyuci harta, fungsi sedekah sebagai penarik rezeki, penyembuh dari penyakit dan penolak bala, serta fungsi wakaf untuk membangun istana di surga.
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka.”(Q.s. at-Taubah: 103)
Dengan mengetahui fungsi masing-masing produk tersebut, bukankah kita jadi lebih bergairah dan termotivasi untuk membelanjakan harta kita di jalan Allah.
Baca Juga: Tenangkan Hati dengan Bersedekah
3. Adanya ajakan yang menarik
Sering terjadi… Seseorang mau membelanjakan banyak uangnya di sebuah toko disebabkan kelincahan SPG dalam menawarkan produk, demikian juga semestinya kita sebagai seorang pendakwah, perlu rajin menawarkan produk-produk kebaikan kita pada para customer.
Masalahnya, banyak orang yang malu alias tidak pede ketika mengingatkan orang lain untuk berzakat, bersedekah, atau berwakaf. Merasa dirinya adalah ‘peminta-minta’, padahal sama sekali tidak demikian. Justru jika kita mengingatkan orang lain untuk membelanjakan hartanya di jalan Allah, kita pun akan memperoleh pahala kebaikannya.
Lihatlah bagaimana seseorang mengendorse produk yang ia rasakan khasiatnya!
“Sejak saya pakai produk ini, alhamdulillah badan saya terasa lebih enteng, buang air lancar, bla bla bla…”
Semestinya begitulah juga kita, ‘nothing to loose’ terhadap ajakan kita pada orang lain untuk membelanjakan sebagian harta di jalan Allah.
“Semenjak saya sering bersedekah, alhamdulillah rumah tangga saya harmonis, badan lebih terasa sehat, stres berkurang.”
Oleh karena itu, ketika mengajak orang lain menginfakkan hartanya di jalan Allah, kita pun perlu merasakan terlebih dahulu bagaimana keuntungannya, sehingga mengajak orang lain pun akan lebih mudah karena tulus dari dalam hati.
4. Iming-iming hadiah
Memang sudah jadi sunnatullah bahwa manusia paling senang jika tahu ada hadiah yang bisa diperolehnya ketika membeli sesuatu. Oleh sebab itu, amat wajar jika kita senantiasa mengingatkan ‘iming-iming’ pelipatgandaan rezeki bagi yang berinfak, karena Allah sendiri yang menjanjikannya.
“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-Baqarah: 261)
Sahabat, semoga kita menjadi salah satu bagian dari golongan orang-orang yang gemar berbelanja menghabiskan uang di jalan Allah, untuk kemaslahatan umat. Aamiin. (SH)