“Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah shadaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat.” (HR. Ar-Rabii’)
Sahabat, mana yang lebih berbahaya: Pelit harta benda, atau pelit ilmu? Ya, tentu saja keduanya sama berbahayanya, karena baik harta maupun ilmu merupakan amanah yang kelak harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Sungguh mengherankan perilaku orang yang bakhil. Tidak hanya harta yang bisa ditahan olehnya, tapi juga ilmu yang dirahasiakan agar tak banyak orang tahu.
Padahal ilmu tidak akan bermanfaat jika disembunyikan. Merahasiakan ilmu kebenaran, apapun tujuannya, merupakan pengkhianatan terhadap amanah yang Allah berikan. Bukankah Allah memberikan kita ilham terhadap suatu ilmu dan pengetahuan agar bisa dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat?
Biasanya seseorang merahasiakan ilmunya dengan banyak alasan. Misalnya karena takut tersaingi, ingin dihargai karena ketinggian ilmunya, ingin ilmunya dibayar mahal, merasa sulit mendapatkan ilmu tersebut, atau alasan lainnya.
Nah, berikut ini beberapa bahaya sifat pelit ilmu dan keburukan yang bisa diperoleh orang-orang yang suka menyembunyikan ilmu yang dimilikinya. Mudah-mudahan kita tak termasuk orang yang bakhil ilmu:
1. Kehilangan doa kebaikan dari penghuni langit dan bumi
Beruntunglah orang yang gemar berbagi ilmu dan mengajarkan ilmu yang dimilikinya pada orang lain, karena tanpa diketahuinya para penghuni langit dan bumi bershalawat mendoakan setiap hamba Allah yang mengajar kebaikan pada orang lain.
“Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.” (HR. Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al-Bahily)
2. Orang yang menyembunyikan ilmunya akan terpasang kendali dari api neraka di mulutnya
“Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya, maka dia akan datang pada hari kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari api neraka.” (HR. Abu Dawud)
Na’udzubillah min dzalik. Menyembunyikan ilmu dan enggan membagikannya pada orang lain sama saja seperti sedang merencanakan untuk memasang kendali dari api neraka di sekitar mulut kita.
Sungguh, suatu hari nanti Allah akan menanyakan apa saja yang telah kita perbuat dari ilmu yang diberikanNya. Adakah kita mendistribusikan manfaat dari ilmu tersebut, atau kita menggunakannya untuk kemaslahatan pribadi saja?
3. Kehilangan aset berharga untuk kehidupan setelah kematian
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: Sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang shaleh.” (HR. Muslim no. 1631)
Orang yang bakhil ilmu pastinya tidak menyadari bahwa ilmu yang dimilikinya merupakan aset yang dapat meninggikannya kelak di hadapan Allah, serta menjadi tabungan pahala yang takkan terputus meskipun ia sudah meninggal dunia, selama ilmu tersebut masih diambil manfaatnya oleh orang lain.
Masalahnya, orang pelit ilmu justru membiarkan ilmunya tersebut mendekam dalam ruang sempit dan tidak mengharapkan orang lain mengakses ilmu tersebut, sehingga ilmu yang semestinya bermanfaat untuk amal jariyahnya, justru akan berbalik menjadi bebannya kelak di akhirat, dan dapat memancing kemurkaan Allah.
Sahabat, mari kita berbagi ilmu yang dimiliki, sesedikit apapun ilmu tersebut. Karena bisa jadi apa yang kita sangka tidak berguna, ternyata amat bermanfaat bagi orang lain.
Mudah-mudahan di akhirat kelak kita memiliki pohon pahala atas ilmu yang kita bagikan. Dan hal tersebut takkan pernah ada jika kita bertahan untuk menyembunyikan ilmu yang diperoleh. Wallaahualam. (SH)