Skip to content

Berbisnis dengan Allah

berbisnis dengan Allah“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.” (Q.S. At Taubah: 111)

Sahabat,
Bayangkanlah ada seorang pemuda yang tidak punya apa-apa, kemudian ditawarkan berbisnis oleh seorang tuan tanah yang kaya raya.

Semua modal diberikan oleh sang tuan tanah, demikian juga petunjuk-petunjuk cara berbisnis yang harus dilakukan, dan apa yang tidak boleh dilakukan agar tidak merugi.

Syarat utama bisnis ini hanya satu, yakni tak boleh ‘berselingkuh’ atau mengkhianati sang tuan tanah.

Kemudian, dalam perjalanan bisnisnya, sang pemuda terlena, ia menggunakan modal yang diberikan oleh sang tuan tanah justru untuk melakukan hal-hal yang terlarang. Demikian juga ia melupakan bisnisnya dengan sang tuan tanah dan justru berselingkuh bisnis dengan musuh sang tuan tanah.

Kira-kira, apakah pemuda ini adalah seorang yang cerdas atau malah bisa dikatakan sangat bodoh karena telah mengkhianati bisnisnya sendiri dengan sang tuan tanah yang telah mengangkat derajatnya?

Demikianlah kondisi kita sebagai manusia yang telah memikul amanah ‘berbisnis’ dengan Allah, sungguh amat bodoh jika kita mengkhianati transaksi menguntungkan ini, karena seluruh modal yang kita miliki merupakan pinjamanNya, yang suatu saat harus dipertanggungjawabkan, namun juga akan dibalas dengan berlipat-lipat ganda.

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS. Al-Ahzab : 72).

Bagaimanakah agar bisnis kita dengan Allah tidak merugi? Dan kita tidak termasuk pebisnis yang bodoh dalam kehidupan ini?

Berikut ini beberapa petunjuk dari Allah yang perlu terus-menerus kita ingat agar terhujam dalam hati:

1. Mengerjakan amal shaleh dan saling menasehati serta menerima nasehat dari sesama manusia

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian (gagal membukukan laba dalam bertransaksi dengan Allah), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati dalam kebenaran dan dalam kesabaran.” (QS Al-‘Ashr: 1-3)

Banyak orang yang mengerjakan amal shaleh, tapi tidak mau menasehati orang lain, apalagi diberi nasehat.

“Siapa Anda? Buat apa menasehati saya? Memangnya dosa saya apa urusannya dengan Anda? Dan saya juga tidak akan mencampuri urusan Anda, silakan berbuat sendiri-sendiri!”

Tanpa sadar, sikap seperti ini memastikan kita masuk dalam golongan orang yang merugi. Karena sesungguhnya agama itu adalah nasehat.

Dalam berbisnis dengan Allah, kita tidak hanya berhubungan denganNya sebagai pemilik modal, tapi juga perlu melayani sesama manusia sebagai customer kita.

Bukankah sangat bodoh orang yang hanya melayani atasannya tanpa mau memberi pelayanan terbaik pada pelanggannya? Ini hanyalah perbuatan penjilat, dan Allah tidak menilai kinerja seseorang dari hal seperti ini, karena Ia tak butuh sanjungan atau apapun untuk diriNya, Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.

2. Membaca Qur’an, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezeki

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (QS Faathir [35]: 29)

Seseorang yang getol berbisnis pasti paham pentingnya menginvestasikan waktu untuk menimba ilmu, berkonsultasi dengan coach-nya, dan menginvestasikan kekayaan untuk kegiatan sosial.

Mana ada pengusaha yang besar tanpa melakukan ketiga hal tersebut! Maka, jika ingin sukses berbisnis dengan Allah, kita perlu melakukan tiga hal itu!

3. Bersedekah atau mewakafkan harta untuk kepentingan umum

“Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipatgandakan (pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun.” (QS: At-Taghabun: 17)

Sungguh luar biasa, orang yang Allah percayakan modal besar padanya, jika bersedia untuk meminjamkan modal tersebut untuk kepentingan umum, maka Allah akan melipatgandakan balasannya.

Sahabat, jika kita termasuk orang yang beruntung tersebut, maka jangan pernah ragu untuk meminjamkan kelebihan harta kita pada Allah!

Mewakafkan kendaraan yang berjejeran di garasi rumah misalnya untuk kepentingan masyarakat, entah untuk mengangkut orang sakit atau lainnya, mewakafkan bangunan sebagai sekolahan atau panti asuhan, atau mewakafkan tanah untuk dibangun masjid di atasnya.

Apapun bentuknya, ‘pinjaman’ ini sesungguhnya akan sangat memberi keuntungan untuk diri kita sendiri baik di dunia maupun akhirat.

Mudah-mudahan Allah selalu membantu kita agar lurus dalam berbisnis denganNya, tidak menjadi manusia bodoh yang tergoda untuk mengkhianati amanah dariNya. Semoga. (SH)

Info Wakaf  telp: 0217416050

Tunaikan Wakaf anda melalui:

BCA 101.000.662.6699
BNI Syariah  009.153.8995
MANDIRI  101.000.662.6699
a/n Yayasan Dompet Dhuafa

pahala wakaf mengalir abadi. tabungwakaf dompet dhuafa