“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya.” (Muttafaq ‘alaih)
Sahabat, sungguh Islam amat meninggikan adab bertetangga, maka sangat menyedihkan jika kita melihat kondisi kehidupan sosial saat ini yang jangankan memuliakan tetangga, kenal saja tidak pada tetangga sebelah rumah.
Padahal, Allah memberikan banyak keutamaan untuk orang yang berbuat baik pada tetangganya, bahkan salah satu sedekah utama adalah untuk tetangga dekat dan tetangga jauh, yakni untuk tetangga yang ada hubungan kerabat maupun yang tidak.
Bahkan Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam begitu menekankan pentingnya berbuat baik pada tetangga sehingga Rasulullah ‘curiga’ tetangga juga bisa menjadi salah satu ahli waris, meski sebenarnya tidak.
“Jibril senantiasa bewasiat kepadaku agar memuliakan (berbuat baik) kepada tetangga, sampai-sampai aku mengira seseorang akan menjadi ahli waris tetangganya.” (HR. Al Bukhari no.6014)
Apa sajakah adab berbuat baik pada tetangga yang perlu kita perhatikan? Berikut beberapa di antaranya:
1. Tidak saling menghina
“Rasulullah s.a.w. bersabda:”Hai wanita-wanita muslimah, janganlah seseorang tetangga itu menghinakan kepada tetangganya yang lain…” (Muttafaq ‘alaih)
Banyak kasus tetangga yang saling menghina dan menyakiti perasaan tetangga lainnya hanya karena ‘persaingan’ harta kekayaan, persaingan merek mobil yang dibeli, persaingan gengsi.
Dalam Islam, jelas hal ini dilarang, kita tidak diperkenankan menghina tetangga ataupun menghina pemberian tetangga.
2. Tidak membiarkan tetangga kelaparan
Rasulullah SAW bersabda : “Bukanlah termasuk orang mukmin, yang dirinya kenyang sedangkan tetangganya dalam keadaan lapar yang menimpa kedua sisi perutnya.”(HR. Bukhari)
Jika kita mengetahui tetangga kita memiliki kesulitan keuangan, maka ini merupakan ladang amal yang sangat bagus. Jangan biarkan tetangga lapar sedangkan kita dalam kondisi kenyang.
3. Sabar atas gangguan tetangga
“Ada tiga kelompok manusia yang dicintai Allah, … Disebutkan diantaranya: “Seseorang yang mempunyai tetangga, ia selalu disakiti (diganggu) oleh tetangganya, namun ia sabar atas gangguannya itu hingga keduanya dipisah boleh kematian atau keberangkatannya” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani)
Bahkan Allah mencintai seseorang yang mampu bersabar atas gangguan tetangganya, baik gangguan berupa hinaan lisan, perbuatan yang tidak menyenangkan, atau bentuk gangguan lainnya.
4. Saling berbagi makanan atau hadiah
“Wahai Abu Dzar, apabila kamu memasak sayur (daging kuah) maka perbanyaklah airnya dan berilah tetanggamu.” (HR. Muslim)
Meskipun hanya berupa makanan ringan, saling berbagi dengan tetangga adalah sesuatu yang amat dianjurkan dalam Islam.
5. Tidak mengganggu tetangga dengan lisan maupun perbuatan
“Tidak masuk surga orang yang tetangganya tidak aman dari keburukannya” (HR. Muslim (no.46); Ahmad (no.8638); Al Bukhari (no.7818))
Menyetel musik keras-keras hingga mengganggu tetangga? Sungguh tidak patut! Apalagi jika kita menyebar fitnah di antara tetangga hingga membuat permusuhan, sungguh amat buruk apa yang dilakukan tersebut.
6. Berbuat baik meskipun dengan tetangga non muslim
“Tetangga itu ada tiga macam: tetangga yang hanya memiliki satu hak, yaitu orang musyrik, ia hanya memiliki hak tetangga. Tetangga yang memiliki dua hak, yaitu seorang muslim: ia memiliki hak tetangga dan hak Islam. Dan tetangga yang memiliki tiga hak, yaitu tetangga, muslim memiliki hubungan kerabat; ia memiliki hak tetangga, hak Islam dan hak silaturrahim.”
Sahabat, meski kehidupan sosial saat ini makin mencair, di mana tetangga yang satu dengan yang lain saling tidak mengenal, saling tidak peduli, namun dengan tuntunan Islam, semoga kita bisa menjadi orang-orang yang berbuat baik pada tetangga, sekalipun tidak mendapatkan respon yang baik atas hal tersebut.
Bagaimana pun tetangga memiliki hak untuk mendapat perlakuan baik, bahkan keimanan kita pun bisa terlihat dari cara kita memperlakukan tetangga.
Dari Abu Syuraih r.a. bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda, “Demi Allah, seseorang tidak beriman; demi Allah, seseorang tidak beriman; demi Allah, seseorang tidak beriman.” Ada yang bertanya, “Siapa itu, Ya Rasulallah?” Jawab Nabi, “Yaitu orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.” (HR. Bukhari)
Mudah-mudahan Allah mempermudah kita untuk saling berbuat baik dengan tetangga sekitar. (SH)