Sahabat, ketika sakit kita akan menyadari betapa nikmatnya sehat. Hanya sekedar bisa tidur dengan tenang, atau bisa buang angin, atau bisa makan tanpa merasa gigi ngilu, rasanya begitu luar biasa.
Bisa jadi seseorang akan bersedia mengeluarkan uang berapapun jumlahnya untuk bisa menghilangkan rasa sakit yang dirasakannya tersebut.
Selain menyadari betapa sehat itu nikmat yang dahsyat, ketika sakit pun kita bisa memperoleh berkah yang tak bisa didapatkan oleh orang-orang sehat, sehingga tak perlu kita tergesa-gesa ingin penyakit tersebut segera hilang dari jasad. Apa sajakah keberkahan yang dimaksud?
Berikut ini beberapa berkah sakit yang semoga dapat menyadarkan kita bahwa di segala keadaan pun kita bisa tetap bersyukur:
1. Terhapusnya dosa-dosa
Sahabat, dosa yang amat banyak bisa terhapuskan dengan penyakit yang Allah berikan. Bukankah ini merupakan kesempatan baik untuk membersihkan diri di hadapanNya?
“Tidaklah seorang muslim yang tertimpa gangguan berupa penyakit atau semacamnya, kecuali Allah akan menggugurkan bersama dengannya dosa-dosanya, sebagaimana pohon yang menggugurkan dedaunannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bahkan ada hadits yang menyatakan seseorang bisa kembali suci sebagaimana bayi baru lahir jika dicoba oleh penyakit selama 3 hari. Maasya Allah!
“Jika sakit seorang hamba hingga tiga hari, maka keluar dari dosa-dosanya sebagaimana keadaannya ketika baru lahir dari kandungan ibunya,” (HR Ath-Thabarani)
Hadits lainnya menyatakan sakit panas semalaman bisa menebus dosa selama setahun.
“Penyakit panas itu menjaga tiap mu’min dari neraka, dan panas semalam cukup dapat menebus dosa setahun.” (HR Al-Qadha’i)
Betapa ujian sakit merupakan ‘nikmat’ tersendiri bagi orang beriman, karena ia tahu Allah takkan menyia-nyiakan rasa sakitnya sedikit pun, semua akan diperhitungkan dan dikompensasi oleh Allah.
2. Mendapat pahala kebaikan yang luar biasa banyaknya
Jika orang yang sehat bisa melihat betapa banyak pahala yang Allah beri pada hambaNya yang diuji dengan penyakit, niscaya semua orang akan menginginkan sakit:
“Orang-orang yang sehat saat melihat pahala yang diberikan kepada ahlul bala’ (banyak dapat musibah) nanti di hari kiamat berkeinginan kalau saja kulit-kulit mereka dipotong dengan gunting saat di dunia.” (HR. al-Tirmidzi dan dihassankan Syaikh Al-Albani)
Sayangnya, kita tak dapat melihat pahala, sehingga kita tak menghargai penyakit yang Allah hadiahkan untuk kita. Kita lebih senang memburai keluhan daripada menahan diri untuk tetap bersabar saat diuji dengan rasa sakit.
3. Sangat mungkin sakit merupakan tanda cinta Allah pada seorang hamba
Sahabat, setiap mukmin menginginkan Allah mencintai diri mereka, tapi ketika diuji dengan sedikit rasa sakit, banyak yang langsung menuduh Allah jahat, tidak cinta pada hambaNya, padahal justru sakit itu bisa menjadi bukti cinta Allah pada seorang hamba.
“Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang hamba, maka Allah menyegerakan siksaan baginya di dunia” (HR. At-Tirmidzi no.2396 dari Anas bin Malik, lihat Ash-Shahiihah no.1220)
“Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika Allah menyukai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang ridho maka baginya keridhoan, dan barangsiapa yang murka maka baginya kemurkaan”.(HR. Tirmidzi no. 2396, Ibnu Majah no. 4031, dihasankan Syeikh Albani dalam Shohih Sunan Tirmidzi II/286).
4. Kesempatan untuk mewujudkan harapan
“Bahwasanya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjenguk seorang pemuda saat menjelang kematiannya. Kemudian beliau bertanya: “Apa yang engkau rasakan?”
Dia menjawab: “Demi Allah, wahai Rasulullah, sesungguhnya aku benar-benar berharap kepada Allah dan sesungguhnya aku takut akan dosa-dosaku.”
Maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Tidak akan bersatu dalam hati seorang hamba kedua hal tersebut dalam keadaan semacam ini (sakit), melainkan Allah akan merealisasikan harapannya dan memberikan rasa aman dari apa yang dia takuti.” (HR. Turmudzi dan yang lainnya dengan sanad hasan)
Sahabat, mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan kesehatan pada kita, akan tetapi kalau pun Ia menguji kita dengan suatu penyakit, sesungguhnya Allah berhak melakukannya.
Kita sebagai hamba perlu menyadari bahwa Allah tak akan merugikan kita sedikit pun dengan penyakit yang diberiNya tersebut. Sangat mungkin sakit yang kita rasakan justru membawa keberkahan untuk hidup kita. Wallaahualam. (SH)