Sahabat, mengapa Allah sering menegur kita dengan hal-hal yang tidak enak? Misalnya dengan penyakit, kekurangan harta benda, dan lain sebagainya?
Kisah motivasi tentang pentingnya bersyukur ini mudah-mudahan bisa menginspirasi. Ditulis ulang dari sumber lainnya dengan sedikit perubahan.
Belajar Bersyukur dengan Nikmat yang Diberikan
Ada seorang mandor yang berada di lantai 3 sebuah bangunan dan ingin memanggil salah seorang pekerjanya yang sedang ada di lantai bawah.
Suasana sedang bising, dan sang pekerja yang dimaksud sedang asyik menyelesaikan kerjaannya, tanpa membawa alat komunikasi apapun di badannya.
Baca Juga: KISAH WAKAF SUMUR UTSMAN BIN AFFAN RA
Mendapat ide bagus, sang mandor pun melempar pekerja tersebut dengan uang logaman seribu Rupiah. Akan tetapi, alih-alih menengadah ke atas, si pekerja yang tertimpuk logaman itu malah memungut logam seribuan tersebut lalu terus melanjutkan kerjanya.
Sang mandor kembali mencoba melempar sesuatu, kali ini agar lebih menarik perhatian, ia melempar botol plastik yang berisikan selembar seratus ribuan di dalamnya.
Mengejutkan, si pekerja bukannya menoleh ke atas, malah kegirangan memungut seratus ribuan yang ada di dalam botol itu, menaruh uang tersebut di sakunya, kemudian melanjutkan kerjaannya dengan riang gembira.
Karena dua kali usahanya gagal, akhirnya sang mandor pun melakukan hal yang sebenarnya tak diinginkannya. Yakni melempar pekerja tersebut dengan sebuah batu kerikil, meski kecil… Tapi lumayan kalau terkena badan.
“Plukk!”
Benarlah, sang pekerja kaget mendapat timpukan kerikil itu. Ia pun mengambil kerikil tersebut dan mencari tahu siapa yang barusan menimpuknya dari atas.
Nah, baru saat itulah ia menyadari rupanya mandornya di atas lantai 3 sedari tadi telah melambaikan tangan menyuruhnya naik dengan bahasa isyarat.
Mensyukuri Nikmat Allah dengan Mengingat-Nya
Sahabat, betapa sering Allah mengingatkan kita untuk mendekat padaNya. Ia memberikan begitu banyak kesempatan agar kita ‘menoleh ke atas’ dan bersyukur dengan nikmat Allah.
Sayangnya, kita sering tak menyadari bahwa itu adalah isyarat Allah agar kita menujuNya. Sama seperti sang pekerja, ketika diberi nikmat justru hanya sekadar terlonjak girang, lalu terus melanjutkan pekerjaan, tanpa menyadari bahwa ‘timpukan rezeki’ itu sebenarnya ada maksudnya.
Baca Juga: Cara Memancing Rezeki dengan Sedekah
Akhirnya, cara paling mujarab adalah dengan melempar kerikil yang terasa menyakitkan. Ketika mendapatkan ujian berupa sakit, kecelakaan, dan hal tak menyenangkan lainnya, sering kali barulah manusia tersadar bahwa Allah memanggil untuk mendekatiNya.
“Tidak ada satu pun musibah (cobaan) yang menimpa seorang muslim berupa duri atau yang semisalnya, melainkan dengannya Allah akan mengangkat derajatnya atau menghapus kesalahannya.” (HR. Muslim)
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman: “Hai anak Adam, jika kamu bersabar dan ikhlas saat tertimpa musibah, maka Aku tidak akan meridhai bagimu sebuah pahala kecuali surga.” (HR. Ibnu Majah)
Maka, sudah semestinya kita selalu menoleh ke arahNya dan mengingatNya, apapun yang terjadi, di saat Ia melempar rahmatNya, atau menyambit kita dengan teguranNya, karena dengan bersyukur dengan nikmat Allah semata-mata agar kita mendekat padaNya. (SH)