“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Q.S. Al Ankabut: 2)
Sahabat, sudah pernah mendengar kisah air telaga dan segenggam garam? Berikut saduran kisahnya yang kembali ditulis ulang untuk menjadi bahan inspirasi bersama:
Seorang pemuda menemui orangtua bijak untuk menanyakan permasalahan hidupnya yang terasa begitu berat dan pahit.
Orangtua bijak itu tak mengatakan apa-apa, hanya mengambil segenggam garam dan memasukkannya ke dalam segelas air putih di hadapan pemuda itu.
Pemuda itu kebingungan ketika disuruh mengaduk garam dalam air minumnya, tapi tetap dilakukannya. Demikian juga ketika si orangtua bijak memintanya untuk meminum sedikit air garam tersebut, sang pemuda melakukannya.
“Hueeek… Sangat pahit dan asin!” ucap sang pemuda.
Orangtua bijak itu tersenyum kemudian mengajak sang pemuda untuk berjalan-jalan keluar. Meski kebingungan, sang pemuda ikut saja setiap perintah yang diberikan.
Ketika mereka sampai di hadapan sebuah telaga, sang orangtua bijak kembali menaburkan segenggam garam, namun kali ini bukan ke segelas air, melainkan ke dalam telaga tersebut.
Ia pun menyuruh kembali sang pemuda untuk mengaduk dan mencicipi air garam yang ada di telaga.
“Luar biasa, rasa telaga ini tetap segar!” ujar sang pemuda. “Tak ada rasa garam sama sekali!”
Akhirnya orangtua bijak itu pun berkata, “Nak, bukanlah masalah yang salah dan terasa pahit dalam hidup, melainkan hati kita yang terlalu sempit sehingga segenggam garam pun sudah terasa begitu asin.”
“Jadilah seperti air telaga ini, begitu sejuk dan tawar, segenggam garam atau bahkan sepuluh genggam garam sekalipun takkan bisa membuat air telaga terasa asin apalagi pahit!”
Sahabat, dalam hidup masalah pasti selalu ada dan bahkan amat banyak jumlahnya, selesai satu masalah maka akan ada masalah lain yang muncul.
Nah, jika kita mengeluh atas semua masalah, sudah pasti kita akan merasa Allah jahat, tidak adil, masalah begitu berat dan pahit. Kita menyalahkan masalahnya dan bahkan menyalahkan Sang Pemberi Masalah, hal ini membuat kita lupa bahwa yang seharusnya kita salahkan adalah hati kita sendiri yang tak meluas!
Semestinya setiap masalah yang Allah berikan membuat hati kita makin melebar dan melapang! Sehingga masalah sebesar apapun takkan mampu mengeruhkan kita dan membuat kita merasa kepahitan! Karena toh kita sudah mengetahui bahwa masalah yang dihadapi akan diselesaikan begitu saja oleh Allah, jika kita bertaqwa padaNya.
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam (semua) urusannya.” (Q.S. ath-Thalaaq: 4)
Sahabat, semoga kita menjadi orang yang selalu sadar bahwa masalah bukanlah masalah, kesempitan dada dan jiwa kitalah yang menyebabkan masalah terasa pahit dan sulit.
Sehingga sudah sepatutnya kita serahkan segala masalah dan keluhan pada Allah, sumber telaga yang tak bertepi, yang selalu siap menjadikan tawar segala permasalahan yang kita hadapi. Wallaahualam. (SH)
Info Wakaf > Call Center: +62 21 741 6050 | SMS Center: +62 812 80 360 688 | PIN BBM: 28.739.E76
Tunaikan Wakaf anda melalui:
BCA 101.000.662.6699
BNI Syariah 009.153.8995
MANDIRI 101.000.662.6699
Muamalat 304.003.1667
a/n Yayasan Dompet Dhuafa