Skip to content

Cara Balas Dendam Terbaik

Balas Dendam Terbaik“ Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa.” (QS. Asy Syura: 40)

Sahabat, adakah yang merasa ingin membalas dendam? Entah karena pernah dizalimi orang, sakit hati atau merasa hak tak dipenuhi? Sudah tahukah bagaimana cara membalas dendam yang terbaik? Simak yang satu ini!

Sesungguhnya orang yang dizalimi berhak untuk membalas yang setimpal dengan kejahatan yang telah diterimanya, sebagaimana yang Allah sampaikan dalam surah Asy Syura ayat 40 di atas.

Akan tetapi, di ayat yang sama… Allah memberikan pilihan lain yang lebih baik dalam membalas kejahatan, yakni yang termaktub di ujung ayatnya:
“… Maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (terhadap orang yang berbuat jahat kepadanya) maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (QS. Asy Syura: 40)

Ternyata cara terbaik membalas dendam adalah dengan memaafkan dan membalas orang yang telah berbuat jahat pada kita dengan perbuatan baik!
Mengapa demikian?

Berikut ini beberapa alasan mengapa memaafkan justru merupakan balas dendam terbaik:

1. Memaafkan adalah bukti kesabaran, dan sabar merupakan ‘harta’ paling mahal yang bisa dimiliki oleh seorang manusia, karena kesabaran merupakan pemberian Allah yang terbaik.

“Jika kalian memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepada kalian. Akan tetapi jika kalian bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.” (QS. An Nahl: 126)

Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam sendiri yang menyatakan bahwa sabar adalah pemberian terbaik dari Allah untuk hambaNya:
“Barangsiapa yang sabar akan disabarkan Allah, dan tidak ada pemberian Allah yang paling luas dan lebih baik daripada kesabaran.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Malik, Ad-Darimi)

Jadi, jika kita membalas dendam dengan melakukan perbuatan jahat yang setimpal, maka kita melewatkan kesempatan untuk memperoleh pemberian terbaik dari Allah, yakni sifat sabar itu sendiri.

Ibaratnya ketika tangan kita dipukul seseorang, kita diberikan pilihan: memukul balik tangan orang tersebut atau tidak memukul balik namun mendapat sebuah villa mewah. Mana yang kira-kira kita pilih?

Orang cerdas tentu saja lebih memilih rumah mewah. Dan itulah perumpamaan memilih kesabaran daripada membalas kezaliman dengan kezaliman lainnya.

2. Memaafkan dan berbuat baik sebagai pembalasan dendam akan membuat orang zalim malu serta mendapat kesempatan untuk berubah menjadi baik.

Sudah terlalu banyak contoh, orang jahat yang insyaf dan bertaubat karena diperlakukan dengan baik oleh orang yang dizaliminya sendiri. Allah dalam Qur’an pun menginfokan hal ini:

“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Dan sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.”(QS. Fushshilat: 34-35)

Baca Juga: Memaafkan Terasa Sulit, Tanda Hati yang Sempit

3. Jika kita memaafkan, maka Allah pun akan memaafkan kesalahan kita

Sahabat, apakah dosa kita sedikit? Apakah kesalahan kita hampir tidak ada?
Rasanya justru kesalahan kita begitu banyak, terhadap orangtua, tetangga, guru, saudara, kerabat, teman, sahabat, rekan kerja, istri, anak, bahkan saking banyaknya kita tak lagi bisa mengingat kesalahan tersebut.

Bukankah amat bernilai jika kita mendapat ampunan Allah dengan melepaskan dan melupakan dendam pada orang yang berbuat zalim pada kita?
Sungguh memaafkan bukanlah perkara yang bisa dilakukan oleh orang lemah, hanya orang-orang kuat lah yang dapat memaafkan kesalahan orang lain terhadapnya.
“Dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (At-Taghabun: 14)

4. Memaafkan merupakan salah satu sikap yang diutamakan

Memaafkan itu menyehatkan, memaafkan itu menstabilkan tekanan darah, memaafkan itu membawa ketenangan jiwa. Maka apa yang membuat kita enggan memaafkan?

“Orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (QS. Asy Syura: 43)
Sahabat, balaslah dendam dengan cara terbaik! Yakni dengan memaafkan dan bersabar. Percayalah bahwa tanpa balasan kejahatan dari kita pun, Allah telah mengatur alam ini dengan sempurna, sehingga setiap kejahatan akan mendapat balasannya, demikian pula dengan kebaikan.

Jangan kotori tangan kita dengan pembalasan dendam yang takkan pernah memberi kepuasan batin. Hanya memaafkan dan bersabar lah yang bisa memberikan kita kebahagiaan hakiki. In syaa Allah. (SH)

pahala wakaf mengalir abadi. tabungwakaf dompet dhuafa