“Dan orang-orang yang bakhil (kikir) itu jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat pada neraka.” (H.R. Tirmidzi)
Seorang yang kikir mungkin merasa sifat kikirnya menguntungkan dirinya. Tidak keluar uang zakat, sedekah, apalagi wakaf, sehingga hartanya tak perlu berkurang. Padahal sebaliknya, justru sifat kikirlah yang akan mempersulit hidupnya, dunia maupun akhirat.
Baca Juga: 4 Cara Menjauhi Sifat Munafik
Seorang mukmin perlu menjauhi sifat kikir, bahkan sesungguhnya orang yang beriman mustahil memiliki sifat kikir.
“Dari Abu Sa’id r.a, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Dua kebiasaan yang tidak bisa berkumpul dalam diri seorang mukmin yaitu kikir dan akhlak yang buruk.” (H.R. Tirmidzi)
Sahabat, berikut ini beberapa hal yang menyebabkan sifat kikir dapat mempersulit hidup kita:
1. Mendapat doa kebinasaan harta setiap paginya
Siapakah yang begitu rajin mendoakan kebinasaan harta orang yang kikir? Ya, bukan hanya manusia, tapi para malaikat!
Nabi SAW bersabda: “Tidaklah ada satu hari pun yang dilalui oleh setiap hamba pada pagi harinya, kecuali ada dua malaikat yang turun, berkata salah satu dari keduanya: Ya Allah berilah orang yang suka menginfakkan hartanya berupa ganti (dari harta yang diinfakkan tersebut), dan berkata (malaikat) yang lain: Ya Allah, berilah orang yang kikir kebinasaan (hartanya).” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Kikir mendorong berbuat hal yang haram bahkan hingga menumpahkan darah
Bayangkan seorang yang khawatir hartanya berkurang, sudahlah pasti ia akan berbuat apapun agar hartanya tersebut tetap dan makin bertambah, disebabkan ketamakan dalam hatinya. Bahkan banyak peperangan dan pembunuhan di antara manusia terjadi karena sifat kikir dan tamak ini.
“Takutlah dari perbuatan kikir, karena sesungguhnya kekikiran itu menyebabkan kebinasaan orang-orang sebelum kalian, (kekikiran itu) telah mendorong mereka untuk menumpahkan darah-darah mereka dan menghalalkan perkara-perkara yang diharamkan atas mereka.” (HR. Muslim)
3. Mendapatkan bala
Allah akan menegur langsung orang kikir dengan bala bencana ataupun musim paceklik, agar mereka menyadari betapa buruknya menahan harta yang Allah titipkan pada mereka.
“Tidaklah suatu kaum mencegah dari memberikan zakat kecuali Allah akan menimpakan bala’ kepada mereka dengan paceklik.” (HR Ath Thabarani)
4. Allah akan memberi jalan yang sulit dalam hidupnya
Di dunia maupun akhirat, sudah pasti orang kikir menghadapi kesulitan. Bagaimana tidak? Manusia akan enggan membantu orang yang terkenal kikir ketika mereka menghadapi kesulitan.
Misal ketika rumah orang yang kikir kebanjiran/kebakaran, siapa yang sudi menolongnya? Sedangkan ketika si kikir dalam kondisi lapang tak pernah mau membantu orang lain.
“Dan adapun orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup/ tidak butuh kepada Allah, serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.” (QS. Al Lail [92] : 8-10)
5. Sifat kikir akan kembali pada diri sendiri
Sungguh, sifat kikir akan berbalik pada diri sendiri. Ketahuilah, ketika kita kikir pada manusia, enggan menafkahkan harta untuk kerabat atau orang dhuafa yang memerlukan, sesungguhnya kita sedang menahan kebaikan untuk diri sendiri.
Allah Maha Kaya, tidak memerlukan seorang makhluk pun untuk menolongNya, kitalah yang membutuhkan Allah untuk menolong diri kita. Sangat mudah bagi Allah meniadakan kita dan menggantikan kita dengan kaum lain. Maka, untuk apakah kita berlaku kikir?
Baca Juga: Melepas Hasrat Dunia, Perbanyak Sedekah Jariyah
“Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini.” [Q.S. Muhammad: 38]
Sahabat, semoga kita tersadar dan menjauhi sifat kikir seumur hidup. Tidak ada yang dibawa mati selain amalan shaleh yang kita lakukan untuk orang lain. Lalu bagi orang kikir, apakah yang bisa dibawa kelak untuk menemaninya di alam kubur? (SH)