Dalam pandangan Islam, ibu sebagai salah satu individu yang membentuk keluarga, memiliki posisi yang yang mulia dan juga berperan penting. Ibu dianggap sebagai sekolah pertama bagi anaknya. Sebab dari seorang ibulah anaknya kali pertama mengenal dunia.
Anak adalah peniru yang ulung. Teladan baik dari kedua orang tuanya akan ditiru oleh anaknya. Sifat-sifat baik dan mulia harus ditanam sejak dini, salah satunya adalah sifat dermawan. Sifat dermawan akan membawa anak menjadi orang yang gemar menolong orang lain yang membutuhkan.
Dalam rangka menegaskan kembali kemuliaan perempuan, khususnya ibu dalam ajaran Islam, Dompet Dhuafa bersama dengan Majelis Taklim Masjid Jami’ Bintaro Jaya (MJBJ) menyelenggarakan kajian bertajuk Teladan Ibu untuk Keluarga dalam Perspektif al-Qur’an dan Hadits. Acara tersebut digelar pada kamis (21/12/2023) untuk menyambut hari ibu yang biasa diperingati pada (22/12/2023).
Kajian tersebut diawali dengan Tahsin mengaji al-Qur’an yang diampu oleh Dosen Fikih, Tafsir dan Bahasa Arab Ustadz Aqil Haidar Lc, M. Hi. Para Jemaah secara acak dipersilakan untuk membaca al-Qur’an, kemudian dikoreksi dan diperbaiki oleh Ust. Aqil Haidar di aula MJBJ, Bintaro, Kec. Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Kemudian, acara dilanjut dengan pemaparan mengenai wakaf oleh Manager Wakaf Dompet Dhuafa Sulistiqomah dengan teman Wakaf untuk Ibu. Menurutnya, hadiah terbaik bagi serorang ibu adalah sesuatu yang abadi. “Dengan wakaf atas nama ibu, kita tidak hanya mengharapkan pahala yang tak terputus. Tapi juga memberikan manfaat yang luas,” katanya.
Dompet Dhuafa sebagai lembaga filantropi Islam sekaligus nazir telah mengelola wakaf untuk meluaskan manfaatnya ke dalam lima pilar program. “Hari ini Dompet Dhuafa melalui instrument wakaf fokus pada kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial budaya, dan dakwah,” jelas Sulistiqomah.
Selain itu, mengingat tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina, Dompet Dhuafa juga meluncurkan program Wakaf Ambulans Palestina. Sebelumnya, Dompet Dhuafa juga telag menyalurkan dua mobil ambulans wakaf di Palestina. Namun keduanya telah hancur karena diserang Israel. “Untuk itu kami kembali mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk kembali menghadirkan ambulans wakaf untuk saudara kita di Palestina sebagai bentuk dukungan nyata,” ungkap Manager Wakaf Dompet Dhuafa.
Setelah pemaparan mengenai program wakaf Dompet Dhuafa, Ust. Maulana hadir di tengah jamaah dan memberikan tausyiah mengenai kemuliaan perempuan, khusunya seorang ibu. Menurut Ust. Maulana, terdapat empat ratu surga. Mereka adalah Ratu Asiah, dia merupakan istri dari raja yang zalim yaitu Fir’aun namun dikaruniai kesabaran yang luar biasa. “Rumah baginya di surga,” katanya.
Ust. Maulana juga mengingatkan pada Jemaah yang mayoritas ibu-ibu untuk tidak membenci suami, melainkan sifatnya. “Jangan benci orangnya, tapi sifatnya. Doakan agar berubah menjadi lebih baik,” ungkapnya.
Ratu surga kedua adalah Siti Maryam, seorang ahli ibadah yang menjadi teladan bagi perempuan. Ketiga adalah Siti Khadijah, ibu orang-orang mukmin yang rela berkorban dan mendukung suami baik dalam suka, maupun duka. Mentalitas istri dari Nabi Muhammad SAW itu dalam meraih ridha Allah sudah tidak diragukan lagi. Seluruh hidupnya dia persembahkan untuk dakwah Islam. Terakhir adalah Fatimah, anak Solehah yang sangat taat pada orang tua.
Ust. Maulana melanjutkan, terdapat empat sisi di mana seorang wanita dapat menjadi mulia. Pertama anak solehah, anak yang berbakti pada orang tua dan taat beragama akan berguna dan bermanfaat bagi sesamanya. “Jangan biarkan anak-anak menangis. Sebab mereka dikelilingi oleh 3.600 malaikat,” jelasnya.
Sisi kedua adalah menjadi saudara yang peduli. Caranya dengen memenuhi hak saudaranya yaitu menjawab salam, mendoakan orang bersin, tidak memberi salam pada orang yang tidak memungkinkan jawab salam, membesuk orang sakit, dan menghibur saudaranya berduka. “Siapa itu saudara? Siapa saja yang menghirup udara. Karena saudara adalah sama-sama menghirup udara,” ujar ust. Maulana yang disambut gelak tawa oleh ibu-ibu.
Lalu, sisi ketiga yaitu istri yang taat. Setidaknya terdapat tiga poin utama, yaitu Sakinah, mawaddah, wa rahmah. “Istri yang taat itu menangkan, menerima, dan memberi,” katanya.
Kemudian, sisi terkahir seorang wanita dapat menjadi mulia adalah dengan menjadi Ibu yang penyayang. Menjadi ibu adalah sebuah anugerah terindah. Dalam Islam penghormatan pada ibu sangat luar biasa. Oleh sebab itu, menurut Ust. Maulana, terdapat waktu-waktu tertentu di mana seorang ibu tidak boleh tidak ada, yaitu ketika anak sakit, ketika anak sedih, Ketika anak berprestasi, ketika liburan, dan ketika kejadian yang terjadi hanya seumur hidup. “Seperti khitan, misal,” kata Ust. Maulana.
Acara kajian itu ditutup doa oleh Ust. Maulana dan penyerahan donasi wakaf dari jamaah majelis taklim MJBJ untuk pengadaan ambulans Palestina melalui Dompet Dhuafa. Dompet Dhuafa hadir sebagai nazhir yang terdaftar dan tersertifikasi oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI). Dengan prinsip welas asih dan memberdayakan masyarakat, Dompet Dhuafa terus mengupayakan untuk mengelola wakaf secara produktif guna meluaskan manfaatnya. (Hafiz)