Skip to content

Hafsah Binti Umar: Perempuan Terkemuka Penjaga Mushaf Pertama di Dunia

Siapa Hafsah binti Umar?

Hafshah binti Umar Penghafal dan Penjaga Al Quran Perempuan Pertama

Hafsah binti Umar adalah putri dari Umar bin Khattab, yang populer dalam kepiawaiannya menghafal dan menjaga Al Quran. Hafshah memiliki nama lengkap Hafshah binti Umar bin Khaththab bin Naf’al bin Abdul-Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurt bin Rajah bin Adi bin Luay. Ia lahir dan tumbuh dari suku Arab Adawiyah.

Sebelum Umar bin Khattab mengenal Islam, ia merasa malu ketika Hafshah lahir karena terdapat mitos saat Arab jahiliyah bahwa anak perempuan adalah aib. Setelah masuk Islam, Umar bangga kepada anaknya yang menjadi penghafal Al Quran.

Berkat kasih sayangnya, Hafshah binti Umar tumbuh menjadi sosok yang kuat seperti ayahnya. Selain itu, ia memiliki kepribadian yang baik dan ucapan yang tegas.

Apakah Hafshah binti Umar Adalah Istri Nabi Muhammad?

Hafsah binti Umar adalah salah seorang istri Rasulullah yang cerdas, kuat, dan tegas seperti ayahnya. Sebelum menikah dengan Rasulullah, ia adalah seorang janda dari pria bernama Khunais bin Hudhafah Al-Sahmiy. Rumah tangganya tidak berlangsung lama lantaran Khunais gugur saat Perang Badar. Atas permintaan ayahnya kepada Rasulullah, ia menikah dengan Sang Baginda di bulan Sya’ban, tahun ketiga hijriyah.

Semasa hidupnya, Hafsah binti Umar adalah penghafal Al Quran yang rajin berpuasa (shawwamah) dan qiyamullail atau bangun tengah malam melaksanakan ibadah sholat tahajud (qawwamah).  Ia mengutamakan bangun malam untuk menjaga hafalannya.

Pernah suatu ketika Rasulullah dan Hafshah menghadapi perceraian, lalu Jibril mendekati sang kekasih Allah untuk rujuk karena Hafshah perempuan yang ahli puasa dan rajin sholat tahajud.

Kehidupan Sebagai Penghafal Al Quran

Hafsah binti Umar penghafal Al Quran perempuan

Kecakapan Hafsah dalam menghafal Al Quran diteliti oleh sejarawan, seperti Ruqayya Y. Khan dalam jurnalnya berjudul Did a Woman Edit the Qur’an? Hafsa’s Famed Codex. Khan menjelaskan bahwa Hafsah binti Umar kemungkinan menjadi perempuan pertama yang menyimpan ayat-ayat Al Quran dalam bentuk teks tertulis.

Hafsah belajar Al Quran serta cara menulis ayat yang baik dan benar dari Rasulullah SAW. Ia menjadi sosok yang istimewa karena satu-satunya penghafal yang menulis ayat di bawah pengawasan langsung Nabi Muhammad. Maka dari itu, ayahnya, Umar bin Khattab menyebut anaknya sebagai penghafal Al Quran karena ia sendiri mencari Hafshah ketika terdapat perbedaan tafsir Al Quran.

Baca juga: Fantastis, 7 Sahabat Nabi Penghafal Al Quran dan Doanya!

Melansir dari Medievalists.net, sampai saat ini, para penghafal Al Quran lebih banyak berfokus kepada laki-laki. Di sisi lain, beberapa sejawaran menunjukkan bahwa perempuan juga berperan penting dalam kebangkitan agama Islam di tanah Arab, seperti Hafshah binti Umar. Ia adalah perempuan terpelajar yang vokal menjaga ayat Al Quran sebelum ditulis ulang di era khalifah Utsman bin Affan.

Bagaimana Hafsah binti Umar Menjaga Mushaf Pertama di Dunia?

 

Hafsah binti Umar penjaga dan penghafal Al Quran perempuan

Hafshah binti Umar diberi gelar ‘Penjaga Al Quran’ karena pandai membaca, menulis, serta menghafal. Pada zaman itu, perempuan belum lazim memiliki kemampuan penting tersebut. Ia melestarikan tulisan asli Al Quran yang tercatat di lembaran-lembaran pelepah kurma atau dalam bentuk suhuf.

Dalam salah satu hadits, pada masa khalifah Abu Bakar (632 M -634 M), ia dan sahabatnya, Umar bin Khattab mulai mengumpulkan ayat-ayat Al Quran menjadi dokumen tertulis karena banyaknya penghafal Al Quran yang gugur pada Perang Yamamah.

Pada masa itu, ayat Al Quran ditulis di atas tulang, kulit, dan papan. Agar Al Quran terus hidup, naskah tersebut disimpan oleh Abu Bakar, lalu Umar mengambil alih setelah sahabatnya wafat. Kemudian, tibalah giliran Hafsah yang menjaga Al Quran setelah ayahnya tiada.

Baca juga: 6 Sikap Teladan Utsman bin Affan Sebagai Sosok Ideal

Saat Utsman menjadi khalifah, ia dan tim khusus, salah satunya Zaid bin Tsabit, ingin memodifikasi Al Quran menjadi mushaf seutuhnya dengan lembaran-lembaran yang menyatu dan rapi.

Utsman berusaha mengirim utusan kepada Hafsah binti Umar untuk meminta dokumen ayat-ayat Al Quran. Saat negosiasi, Hafsah mengizinkan dengan syarat Utsman mengembalikan dokumen asli saat ayat sudah selesai disalin. Utsman pun setuju.

Setelah mushaf jadi dan disebar ke berbagai kota agar dicetak lebih banyak, Utsman menepati janjinya untuk mengembalikan dokumen asli. Kemudian, Hafsah melanjutkan hidup sebagai penghafal dan penjaga Al Quran.

Kegigihan Hafshah untuk mengabdikan diri menjaga Al Quran dibuktikan dari tindakannya mencegah upaya gubernur Madinah, Marwan bin Hakam, yang ingin menghancurkan lembaran asli.

Bagaimana Kondisi Dokumen Asli Mushaf?

Hafsah binti Umar wafat pada usia 63 tahun pada tahun 41 hijriyah atau 665 M. Ia dimakamkan di Baqi’ dan sebelum wafat, ia sedekahkan harta yang masih tersisa. Sayangnya, dokumen asli mushaf yang dijaga Hafsah selama hidupnya dihancurkan oleh Marwah bin Hakam.

Itulah lika liku kisah Hafshah binti Umar yang ketegasan dan dedikasinya dalam menjaga Al Quran patut Anda teledani. Hafsah bisa menjadi sosok yang inspiratif berkat lingkungan yang mendukungnya untuk bangga terhadap Al Quran.

Ingat, umat Islam tidak bisa melihat bentuk Al Quran yang rapi jika Hafsah tidak mengizinkan Utsman mengambil dokumen asli. Perjuangan Hafsah menghafal dan menjaga kalam ilahi semata-mata untuk generasi Islam di masa mendatang.

Generasi para penghafal Al-Quran di Indonesia semakin tumbuh subur dan membumi. Meskipun penuh rintangan, para santri tahfidz tidak menyerah sama sekali karena mereka ingin menjadi contoh bagi umat Islam sendiri untuk tidak melupakan kitab sucinya.

Untuk menjalani visi dan misi mulia, para santri tahfidz butuh fasilitas mumpuni supaya mereka dapat menghafal secara kondusif dan tenang, seperti di Pesantren Produktif Smart Hafidz Village.

Anda dapat menjadi sosok yang suportif kepada para penghafal Al-Quran. Caranya yaitu patungan wakaf pesantren mulai dari 10 ribu. Mari, bersama-sama bangun generasi qurani dengan klik berwakaf di tautan ini atau banner di bawah!

(Syasa Halimatussyadiyah)

pahala wakaf mengalir abadi. tabungwakaf dompet dhuafa