Skip to content

Ini Bentuk Sikap yang Menganiaya Diri Sendiri

menganiaya diri sendiri

Maka Allah sekali-kali tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri sendiri,” (QS. Ar Ruum: 9)

Sahabat, pernahkah melihat orang yang menganiaya dirinya sendiri? Mungkin kita langsung membayangkan seseorang yang memotong urat nadinya dengan cutter, atau menjatuhkan dirinya dari lantai sekian gedung tinggi, atau menenggak racun.

Akan tetapi sebenarnya dalam Islam, arti dari menganiaya diri sendiri tidak hanya itu. Bukan sekadar menyakiti fisik sendiri, melainkan segala kezaliman yang dilakukan terhadap diri sendiri, menjadikannya berhak mendapat siksa di akhirat kelak.

Berikut beberapa hal yang termasuk menganiaya diri sendiri :

1. Bersikap sombong atau angkuh

Bagaimana mungkin bersikap sombong maupun angkuh masuk dalam kategori ‘menganiaya’ diri sendiri?

Kita bisa memahami konsep ini jika menggunakan kacamata kehidupan abadi, bukan kacamata dunia semata. Bukankah sifat sombong yang dimiliki oleh makhluk hanya pantas bertempat tinggal di neraka?

Oleh sebab itu, seorang manusia yang mendongakkan kepalanya dan bersikap angkuh pada manusia lain, menyombongkan hartanya, menyombongkan jabatannya, membanggakan ilmunya, maka hakikatnya dia tengah menganiaya diri sendiri.

Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri; ia berkata: “Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya,” (QS. Al Kahfi: 35)

Baca juga: Tips Jaga Hati agar Tetap Bersih

Jika seseorang melakukan pencurian, kebohongan, pemfitnahan, perzinaan, mungkin ia merasa diuntungkan dari tindak kejahatannya tersebut, namun sebenarnya ia tidak menyadari, sebenarnya tak ada seorang pun yang paling merugi akibat kejahatan yang diperbuatnya melainkan dirinya sendiri.

Mengapa demikian? Karena Allah telah menjelaskan bahwa kejahatan dan kebaikan yang diperbuat seseorang akan kembali pada dirinya sendiri.

Satu-satunya cara untuk menyelamatkan diri adalah dengan bertaubat dari segala perbuatan jahat yang dikerjakan.

Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS. Annisa: 110)

3. Menyembah selain Allah

Menganiaya diri sendiri yang paling parah dan bahkan tidak lagi bisa
diselamatkan adalah jika seseorang memiliki sembahan selain Allah.

Sembahan yang dimaksud bukan sekadar dewa-dewa atau Tuhan lain yang benar-benar disembah selain Allah, melainkan apapun yang lebih dicintai dan lebih ditakuti oleh diri kita melebihi kecintaan dan ketakutan kita pada kuasa Allah.

Misalnya, ketika kita mencintai dan takut kepada pasangan hidup lebih dari kadar cinta dan takut kita pada Allah, maka pasangan hidup kita hakikatnya merupakan sesuatu yang kita jadikan sebagai “sembahan” tandingan Allah.

Demikian juga jika cinta dan takut yang kita rasakan pada bos di kantor melebihi cinta dan takut pada Allah, maka bos kita tersebut merupakan sembahan yang kita miliki selain Allah. Sungguh, tiadalah beruntung orang-orang yang memiliki sesembahan selain Allah.

Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka,” (QS. Huud : 101)

Sahabat, semoga kita bukanlah orang-orang bodoh yang menganiaya diri sendiri dengan mengutamakan kehidupan duniawi di atas segalanya.

Mudah-mudahan kita terjauh dari segala perbuatan zalim yang dapat menganiaya diri kita di akhirat
kelak. (SH)

Adapun cara mengatasinya adalah melakukan hal sebaliknya. Mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Terlebih dengan melakukan kebaikan yang kebermanfaatannya jangka panjang.

 

pahala wakaf mengalir abadi. tabungwakaf dompet dhuafa