Skip to content

Inilah Harga Nyawa Manusia dalam Islam

menolong orang lain“Barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya.” (QS. 5 : 32)

Ada seorang anak kecil di pinggir pantai, ia memungut seekor bintang laut yang terdampar, lalu melemparnya kembali ke laut.

Ia berjalan lagi, memungut seekor bintang laut lagi lalu melemparnya ke laut. Demikian terus berulang-ulang karena bintang laut yang terdampar di sepanjang pinggir pantai itu sedemikian banyak jumlahnya.

Seorang pemuda melihat apa yang dilakukan anak itu.

“Apa yang kamu lakukan Dek?”

“Aku menyelamatkan bintang laut!”

Pemuda itu tertawa. “Kamu tak akan sanggup menyelamatkan semua bintang laut ini! Lihatlah… Jumlah mereka ribuan,” pemuda itu menunjuk ke sepanjang pantai, mencoba menyadarkan bocah di hadapannya.

“Kamu hanya menghabiskan waktumu saja!” seru pemuda itu lagi.

Anak kecil itu terdiam, memandangi bintang laut yang baru saja dipungutnya. Kemudian kembali melemparnya ke laut.

“Mungkin saya memang tak bisa selamatkan semuanya, tapi bagi bintang laut ini… Pertolongan saya adalah sesuatu, jadi saya akan menolong bintang laut yang terdampar di sini sebanyak yang saya mampu.”

Sahabat, kita sering kali menganggap percuma suatu pertolongan yang terlihat sepele, sebagaimana kisah saduran di atas. Padahal bisa jadi pertolongan itu berhasil menyelamatkan satu nyawa.

Misalnya, memberi makan seorang yang kelaparan, memberi selimut pada seorang yang kedinginan, membantu melunasi obat untuk orang yang sedang sakit, membantu melunasi utang orang yang terlilit utang. Hal ini merupakan pertolongan yang mungkin tampak sepele, tapi bagi yang kita tolong, uluran bantuan ini luar biasa berarti. Perhatian yang kita berikan merupakan sesuatu yang menggembirakan.

Sedangkan dalam Islam, memelihara kehidupan manusia sama dengan memelihara kehidupan seluruh manusia. Maka, mengapakah kita tak mencoba membantu seseorang yang bisa kita bantu meskipun bantuan yang kita berikan terlihat tak ada apa-apanya?

Sebuah kisah lainnya, mungkin hanya fiktif belaka, namun bisa memperlihatkan pada kita bahwa tidak ada kebaikan yang sepele.

Seorang gadis berkacamata berjalan terhuyung-huyung di lorong kampus dengan mendekap setumpuk buku di tangannya. Gadis itu terlihat sangat kacau dan tidak berkonsentrasi.

Kemudian saat berbelok di lorong, ia pun menabrak seorang gadis lainnya. Setumpuk buku di tangannya jatuh berserakan di lantai.

“Maaf… Maaf!”

Gadis yang tertabrak olehnya ikut memungut buku yang berserakan tersebut, merapikannya, dan memberikan buku-buku itu dengan senyuman yang amat lebar pada gadis berkacamata.

Melihat senyuman dan pertolongan itu, sang gadis berkacamata serta-merta menangis, membuat gadis di hadapannya kebingungan.

“Mengapa engkau menangis?”

Sambil sesenggukan dan menyeka air mata di balik kacamatanya, gadis itu pun menjawab.

“Saya pikir tak ada lagi orang yang memperhatikan saya, keluarga, teman-teman, mereka semua membuli saya. Saya sudah berniat untuk mengakhiri hidup, tapi melihat senyuman kamu barusan, saya baru menyadari betapa menyenangkannya diperhatikan oleh seseorang!”

Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhiratAllah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim)

Sahabat, bahkan sebuah senyuman pun sangat mungkin menyelamatkan nyawa seseorang. Maka, jangan sampai kita ragu untuk menolong orang lain meskipun hanya bisa memperlihatkan wajah yang cerah ceria. (SH)

pahala wakaf mengalir abadi. tabungwakaf dompet dhuafa