Tidak dipungkiri kita semua, baik itu tua atau muda ingin merasakan senang-senang di dunia juga di akhirat. Sayangnya, untuk mencapai tersebut bukanlah hal yang mudah. Salah satu yang harus dilakukan adalah dengan melakukan investasi akhirat.
Tentu saja sahabat sudah memahami bahwa kehidupan kita di dunia membutuhkan modal yang cukup besar agar bisa memenuhi kebutuhan hidup hingga kelak kita memasuki usia senja. Untuk itu, tidak salah jika banyak orang-orang yang mulai sadar untuk menginvestasikan diri dan harta untuk kehidupan masa depannya di dunia. Entah saat berkeluarga, memiliki anak, atau bahkan di masa pensiun nanti.
Namun, bagaimana dengan kehidupan kita di akhirat? Seperti yang disampaikan dalam sebuah ayat, bahwa kehidupan kita di dunia ini hanyalah sementara saja. Sedangkan kehidupan yang kekal abadi sebenarnya adalah di akhirat.
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan, dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS: Al-Hadid: 20)
Sayangnya, kita sering terlupa bahwa seharusnya kita lebih banyak dan memprioritaskan investasi untuk kehidupan akhirat. Kehidupan di dunia hanya sampai 70 tahun atau maksimal hingga 100 tahun. Namun kehidupan akhirat, tidak ada batasnya dan selama-lamanya. Lantas, apakah sahabat sudah benar-benar mempersiapkannya?
Apa Itu Investasi Akhirat?
Investasi akhirat artinya kita mempersiapkan diri dan memprioritaskan kehidupan kita untuk benar-benar meraih kebahagiaan abadi di akhirat, yaitu surga. Allah SWT hanya memberikan dua pilihan tempat kelak di akhirat bagi manusia, yaitu surga atau neraka. Kehidupan di dalamnya adalah kekal abadi dan selama-lamanya, dan Allah pun menyampaikan bahwa tempat tersebut adalah tempat pulang kita yang sebenar-benarnya.
Baca juga: Amal Jariyah adalah Investasi Akhirat Terbaik, Mulai dengan Lakukan 5 Hal Ini!
Untuk itu, Allah SWT memberikan kita petunjuk bagaimana cara untuk bisa mencapai kehidupan akhirat yang baik dan bahagia abadi. Seperti yang disampaikan dalam ayat berikut ini.
“Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS: Al-Qashas: 77).
Dari ayat tersebut kita bisa memahami bahwa untuk mencapai kehidupan akhirat yang bahagia (surga) kita harus mampu untuk memanfaatkan apa yang telah Allah SWT berikan kepada kita di dunia sebagai nikmat untuk diarahkan sebagai bekal akhirat. Apa-apa yang Allah berikan tersebut, dapat kita jadikan sebagai investasi akhirat dengan jaminan kehidupan di dunia pun akan penuh dengan keberkahan dan keridhoan-Nya.
Jenis Investasi Akhirat dari Kehidupan Dunia
Bukan hal yang mustahil jika kita ingin merasakan berkahnya hidup di dunia sekaligus sebagai bentuk persiapan diri saat di akhirat kelak. Berikut ini adalah beberapa investasi akhirat yang bisa kita lakukan sejak masih muda sebagai bekal persiapan kita nantinya.
1. Investasi Ilmu
Dalam hadits riwayat Muslim, disampaikan oleh Rasulullah bahwa ilmu adalah salah satu ladang amal yang pahalanya terus mengalir hingga kita meninggal dunia. Ilmu juga menjadi hal yang selalu ditekankan dalam Islam, agar setiap muslim selalu mencari ilmu sampai ke liang lahat. Dalam hadits yang lain, ilmu dan orang yang mengajarkan ilmu adalah seseorang yang berharga dan harus dihormati.
“Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu.” (HR Tabrani)
Dengan ilmu, kita bisa menghasilkan berbagai perubahan, melakukan kebaikan, memperbaiki masalah hidup, dan hal-hal bermanfaat lainnya. Sedangkan sebaliknya, jika tanpa ilmu maka yang kita lakukan adalah kerusakan di muka bumi, kedzaliman, dan berbagai kemudharatan.
Untuk itu, investasikanlah diri kita untuk mencari dan menerapkan ilmu sebanyak-banyaknya. Jadikanlah ilmu tersebut sebagai suatu hal yang bisa membawa manfaat besar dan juga mempermudah urusan hidup banyak orang. Ukuran investasi ilmu bukan dinilai dari seberapa gelar akademik yang kita miliki saja, namun dari seberapa banyak ilmu tersebut memberikan perubahan yang baik dan kemaslahatan di masyarakat.
2. Investasi Akhirat Melalui Profesi
Dari profesi yang kita lakukan di dunia hasilnya ada dua, yaitu harta dan manfaat bagi banyak orang. Untuk itu, niatkanlah untuk mencari dan menjalankan profesi yang halal, sesuai dengan syariat Islam atau tidak melanggar ketentuan agama, sehingga hasilnya berkah. Selain kita mendapatkan harta untuk hidup dan berbagi untuk sesama, namun kita juga bisa memberi manfaat yang sebesar-besarnya untuk orang lain.
Profesi yang sesuai dengan syariah Islam tentu saja bukan hanya sebagai seorang ulama atau pendakwah. Jika kamu memiliki profesi di bidang pendidikan, olahraga, farmasi, kesehatan, seni, bisnis, atau bidang-bidang lainnya yang dimanfaatkan untuk memudahkan urusan orang lain, memberi manfaat untuk sesama maka hal tersebut sudah dapat menjadi investasi akhirat.
Syaratnya, niatkanlah profesi atau pekerjaan tersebut memang untuk mendapatkan pahala dan ridho dari Allah SWT. Bagaimanpun, profesi atau pekerjaan adalah salah satu jalan kita untuk menjadi seorang Khalifah di muka bumi.
3. Investasi Keluarga yang Bertaqwa
Dalam sejarah para Nabi dan Rasul di masa lalu, kita bisa mengetahui ada banyak sekali hikmah tentang keluarga di dalamnya. Bagaimana dengan membangun keluarga yang baik, maka kehidupan pun akan baik. Bahkan, Allah SWT pun memerintahkan kita untuk membangun keluarga yang bertaqwa dan taat kepada perintah-Nya.
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaha: 132)
Investasi akhirat yang bisa kita lakukan dalam keluarga adalah kita mengupayakan agar keluarga kita senantiasa menyembah dan bertaqwa kepada Allah SWT. Kita tidak melupakan keluarga karena rasa tanggung jawab kita besar bukan hanya karena soal harta atau kehidupan dunia, namun juga untuk kehidupan di akhirat kelak.
Tentunya, kita ingin melihat dan berkumpul kembali bersama keluarga tercinta saat kelak bersama-sama di surga. Memang jalannya pasti sulit dan terjal, karena balasan dari Allah SWT pun sangat mahal harganya.
Baca juga: Punya Sahabat Shalih? Itu Investasi Akhirat Lho
Doa anak shaleh atau shalehah akan menjadi bekal para orang tua di alam kubur. Yuk, tonton dulu video singkat penjelasan tentang anak shaleh di video ini!
4. Investasi Kesehatan
Dalam sebuah hadits disampaikan, “Orang yang berakal dan dapat mengendalikannya, seharusnya memiliki empat waktu: pertama, waktu untuk bermunajat kepada Allah; Waktu untuk mengintrospeksi diri; ketiga waktu untuk memikirkan ciptaan Allah; keempat waktu untuk memenuhi kebutuhan jasmani dari minuman dan makanan.” (HR. Ibnu Hibban).
Kesehatan jasmani dan rohani adalah salah satu bentuk investasi akhirat yang juga bisa kita lakukan. Tanpa kesehatan, kita tidak dapat menjalankan kehidupan di dunia untuk akhirat kita dengan baik. Selain itu, jangan juga kotori dan rusak tubuh kita dengan makanan atau minuman yang tidak halal.
Baca juga: 4 Rumah Sakit Tertua dan Populer Berasal dari Wakaf, Sampai Masuk UNESCO, Lho!
Kita bisa mencontoh bagaimana Rasulullah SAW dalam hidupnya jarang sekali mengalami sakit. Hal ini karena beliau rutin berolahraga, makan yang sehat dan secukupnya, tidak berlebih-lebihan. Beliau menginvestasikan akhiratnya, dengan kesehatan hidup di dunia.
5. Investasi Waktu dengan Ibadah
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah SAW, pernah menasehati seseorang, “Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: (1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, (2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, (3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, (4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, (5) Hidupmu sebelum datang matimu.”
Dalam Islam, waktu adalah hal yang sangat penting bahkan ia ibarat pedang yang bisa menghunus tubuh kita sendiri. Untuk itu, investasikanlah waktu kita untuk ibadah karena hal tersebut bisa menyelamatkan kita di akhirat kelak. Lakukan waktu luang kita untuk hal-hal yang bermanfaat dan tidak melahirkan kesia-siaan.
Waktu hidup kita di dunia sangat terbatas dan tanpa terasa semakin dekat ke ujungnya. Untuk itulah, investasi waktu dengan kegiatan yang bernilai pahala dan manfaat sudah seharusnya kita lakukan setiap saat.
6. Investasi Waktu untuk Masyarakat
Dalam QS. Al-Baqarah ayat 30, Allah berfirman bahwa penciptaan manusia semata-mata untuk menjadi seorang Khalifah di muka bumi. Khalifah artinya adalah pemimpin, pengelola, dan bertanggung jawab atas kehidupan sosial di dalamnya. Manusia tidak hanya sibuk mengurus dirinya sendiri, namun juga harus ikut terlibat dalam pembangunan sosial dan alam.
Untuk itu, investasikanlah waktu kita untuk kehidupan akhirat dengan cara memberi manfaat sebanyak-banyaknya untuk masyarakat. Misalnya saja dengan menjadi bagian dari sebuah gerakan sosial, menjaga keutuhan bertetangga, membangun fasilitas masyarakat dengan harta atau tenaga, serta kita juga bisa memaksimalkan pekerjaan atau profesi yang kita miliki untuk menjadi seorang Khalifah fil Ard yang membawa kesejahteraan.
7. Investasi Harta dengan Sedekah
Setiap manusia di dunia ini pasti membutuhkan dan mencintai harta yang mereka miliki. Sayangnya, Allah memerintahkan manusia untuk menginfakkan sebagian hartanya atau mensedekahkan sebagiannya untuk orang lain yang membutuhkan.
“Perumpaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai. Pada tiap tangkai ada seratu biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”(QS. Al Baqarah: 261).
Investasi akhirat dengan sedekah adalah hal yang luar biasa dan dijanjikan oleh Allah dengan balasan yang berlipat ganda. Perumpamaan dalam ayat di atas menunjukkan bahwa besar sekali pahala dan kebaikan yang Allah janjikan karena
8. Investasi Akhirat dengan Wakaf
Dalam aspek bahasa wakaf memiliki arti menahan. Secara istilah, wakaf artinya menahan harta untuk dimanfaatkan bagi kepentingan umum tanpa mengurangi nilai hartanya. Untuk itulah, harta wakaf tidak boleh diperjual belikan walaupun yang mewakafkan sudah wafat.
Wakaf memang bukan amalan wajib dalam ajaran Islam. Tapi wakaf memiliki manfaat dan pahala yang sangat besar, karena termasuk dalam amal jariah. Walaupun kita sudah tiada di muka bumi ini, pahala wakaf tetap bisa mengalir kepada kita selama manfaatnya masih dirasakan oleh banyak orang.
Seperti yang disampaikan dalam sebuah hadits, “Apabila manusia meninggal dunia, maka terputus amalnya kecuali tiga perkara: Sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakan.”. Para ulama berpendapat bahwa sedekah jariah yang dimaksud dalam hadits ini adalah wakaf.
Untuk itulah, Nabi Muhammad dan para sahabat selain berzakat, juga berlomba-lomba untuk berwakaf karena ingin mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT kelak di akhirat. Baginya, harta bukan lagi menjadi tujuan hidup. Namun, dengan harta yang mereka miliki dapat dimanfaatkan menjadi investasi untuk akhirat.
Memulai Wakaf Sebagai Investasi Akhirat dari Sekarang
Ada beberapa contoh aset wakaf yang sering kita temui, misalnya saja: masjid, rumah sakit, sekolah, perpustakaan, hotel, tempat pendidikan, perkebunan, aset pertanian, dsb. Semua itu, bisa digunakan oleh siapapun dengan tujuan yang baik dan dikelola oleh wakif atau bisa juga dilakukan oleh pihak lain yang bertanggung jawab, yang disebut dengan nazir wakaf.
Baca juga: 5 Cara Wakaf Online Aman, Amanah, dan Mudah
Salah satu Nazir Wakaf yang ada di Indonesia adalah Dompet Dhuafa. Kehadiran Dompet Dhuafa sejak tahun 1993 mengelola aset umat menunjukkan adanya kepercayaan dari masyarakat untuk bisa menjaga bahkan mengembangkan wakaf secara produktif. Beberapa aset produktif tersebut misalnya saja, RS. Rumah Sehat Terpadu yang ada di Bogor, Sekolah SMART Ekselensia Bogor, dsb.
Sahabat tentu saja bisa memulai untuk berwakaf bersama Dompet Dhuafa dengan nominal yang sesuai dengan kemampuan. Tentunya harta yang kita berikan berapapun jumlahnya yang paling terpenting adalah niat, keikhlasan, dan berapa besar nilai pengorbanan tersebut. Kita bisa belajar dari para sahabat nabi yang tidak segan mewakafkan hartanya, dan mengorbankan kehidupannya dengan hidup secara sederhana dan apa adanya.
Semoga, kita dimudahkan oleh Allah SWT untuk terus menambah investasi akhirat. Jadi, mana investasi akhirat yang sudah kamu jalankan, sahabat?
—-
Ditulis oleh: Finastri Annisa