“Seandainya kemiskinan itu berwujud Manusia, Aku adalah orang pertama yang akan membunuhnya.” (Ali bin Abi Thalib radiyallaahu ‘anhu)
Sahabat, laporan dari UNICEF PBB menyatakan bahwa ada 1,3 Milyar orang di dunia ini yang bertahan hidup dengan uang kurang dari 1 dolar per harinya. Dan ada 3 Milyar orang bertahan hidup hanya dengan 2 dolar sehari.
Astaghfirullah… Lihatlah data tersebut, begitu banyak saudara kita yang bertahan hidup dalam kondisi amat kekurangan dan memprihatinkan. Mungkin inilah salah satu pertanda akhir zaman yang telah dipaparkan oleh Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam:
“Kekayaan akan dibagikan di kalangan orang-orang kaya saja, dengan tidak ada manfaatnya bagi orang-orang miskin.” (HR. Tirmidzi)
Melihat hadits di atas, yang perlu kita perhatikan pertama-tama adalah diri sendiri dulu. Apakah kita termasuk dari 4,3 milyar orang dalam laporan di atas? Jika tidak, sudahkah kita bersyukur?
Bersyukur tentu saja bukan sekadar mengucap alhamdulillah, namun dengan wujud nyata yakni menafkahkan sebagian harta kita untuk sekian milyar orang dalam kategori hidup memprihatinkan tersebut. Itulah wujud syukur yang sebenarnya. Bayangkan betapa beruntungnya kita, dari 4,3 Milyar penduduk miskin tersebut, kita tidak termasuk di antaranya.
Sahabat, jangan sampai kita menjadi orang miskin, kalau sekadar miskin harta masih tak mengapa, yang mengerikan adalah miskin jiwa. Yakni orang-orang yang bergelimang kekayaan, berlimpah harta benda, namun tak sudi berbagi karena takut hartanya terkurangi, itulah miskin hakiki.
Kalau saja malaikat memberi laporan pada Allah mengenai jumlah dan nama-nama orang miskin hakiki, kira-kira apakah nama kita akan tercantum di dalamnya? Na’udzubillah min dzalik, semoga tidak.
Berikut ini beberapa ciri orang miskin hakiki:
Menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harta
Orang miskin hakiki akan sangat takut menjadi miskin harta, maka ia melakukan segalanya agar tak miskin, mulai dari menyogok untuk dapat pekerjaan, menyuap untuk naik jabatan, bahkan rela menggadaikan akidah demi mendapat pekerjaan, seolah-olah tidak yakin bahwa Allah Maha Kaya dan akan memberi rezeki dengan jalan halal.
Tidak menafkahi orang yang menjadi tanggungan
Pernahkah melihat seseorang dengan penghasilan banyak, harta benda bertumpuk, tapi istri dan anaknya sendiri tidak dinafkahi dengan layak? Ya, itulah salah satu ciri orang miskin hakiki lainnya.
Banyak saldo tabungan dunia tapi nol saldo tabungan akhirat
Saldo deposito banyak, saldo tabungan di berbagai rekening bank sekian digit, tapi hampir tak pernah sedekah, tak pernah berwakaf, bahkan tak mengeluarkan zakat. Inilah dia miskin hakiki yang sering tak disadari.
Sebagian besar waktu habis untuk urusan duniawi
Ciri miskin hakiki selanjutnya adalah senantiasa menghabiskan sebagian besar hidupnya alias waktu yang dimilikinya untuk urusan duniawi.
Orang miskin hakiki akan merasa beribadah hanyalah membuang waktu mereka yang berharga dan bernilai sekian Rupiah atau dolar. Itulah pikiran sempitnya.
Padahal kita semua sangat bisa menjadikan segala pekerjaan yang kita lakukan bernilai dunia maupun akhirat yakni dengan cara meniatkan segala pekerjaan kita sebagai ibadah dalam rangka menghamba pada Allah. Bukankah itulah tujuan utama kita diciptakan oleh Allah?
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat: 56)
Sahabat, semoga kita tidak menjadi bagian dari orang-orang yang miskin hakiki. Aamiin. (SH)
Baca Juga: Mengapa Takut Miskin Harta