Skip to content

Jangan Menunda Kebaikan

jangan menunda kebaikan

Jangan Menunda Kebaikan

“Jika kamu memasuki waktu sore maka janganlah tunggu waktu pagi, dan jika kamu memasuki waktu pagi janganlah kamu tunggu waktu sore, dan gunakanlah kesehatanmu untuk masa sakitmu, dan kehidupannya untuk kematianmu.” (HR. Bukhari)

Sahabat, betapa banyak orang yang ringan dalam menunda-nunda untuk melakukan suatu amal shaleh. Mau bersedekah, ditunda terlebih dahulu sampai memiliki tabungan sekian Rupiah. Mau shalat, ditunda dulu sampai akhir waktu. Lalu mau menikah, ditunda sampai mempunyai rumah dan perabotnya dulu. Bahkan mau tersenyum dan menyapa tetangga pun, malah ditunda sampai tetangga yang duluan menegur.

Sifat suka menunda-nunda kebaikan sama seperti menanam bibit penyesalan di akhirat kelak. Betapa banyak orang yang menyesal di saat kiamat nanti karena kebiasaannya menunda-nunda kebaikan dan ketidakmampuannya mengisi waktu hidup dengan baik. Padahal waktu merupakan modal utama kehidupan kita.

Berikut ini beberapa hal yang menyebabkan kita tak diperkenankan menunda-nunda dalam melakukan amal shaleh dan kebaikan:

1. Sebuah kepastian, yakni kematian akan datang cepat atau lambat

Apa yang kita kejar belum pasti kita dapatkan hasilnya, sementara kematian yang tak pernah kita tunggu sudah pasti kedatangnnya.

Ali ibn Abi Thalib ra berkata, “Sungguh aku heran melihat seseorang yang mengejar sesuatu yang tidak pasti. Dan tidak ada yang sangat tidak pasti selain kehidupan. Aku pun heran melihat seseorang melupakan kepastian. Dan tidak ada yang sangat pasti selain kematian.”

2. Kedatangan 7 hal yang tak diharapkan

Rasulullah bersabda:

“Bersegeralah kalian melaksanakan amal shaleh kerena tujuh hal: (1) Apakah kalian hanya menanti kefakiran yang melupakan, (2) atau kekayaan yang menyesatkan, (3) atau sakit yang merusakkan, (4) atau ketuaan yang melemahkan, (5) atau kematian yang mendadak, (6) atau Dajjal, yang merupakan seburuk-buruk hal ghaib yang akan datang, (7) ataukah hari kiamat, sedang hari kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.” (Diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dalam Sunan-nya)

3. Rahmat dari Allah bukanlah sesuatu yang perlu ditunggu, melainkan harus dikejar dan diupayakan

Mengapa kita menunggu kedatangan rahmat Allah sementara ada banyak manusia lainnya yang berkejaran ingin mendapatkan rahmat tersebut? Tidakkah kita khawatir tak bisa memperoleh rahmat tersebut?

Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang menyesal adalah orang yang menunggu datangnya rahmat dari Allah… Siang dan malam berjalan cepat, maka berbuat baiklah dalam melalui keduanya menuju akhirat. Dan hindarilah menunda-nunda kebaikan, karena sesungguhnya kematian itu datang secara tiba-tiba. Dan janganlah kalian terperdaya oleh ungkapan “kelembutan Allah”, karena surga dan neraka itu lebih dekat pada kalian dari pada tali sendalnya sendiri.” (HR. Ashbahaany dan Tsabit bin Muhammad Al Kufy)

4. Kita tak tahu apakah hari esok masih ada

“Sahl bin Abdullah rahimahullah berkata: “Seorang yang bodoh itu adalah (seperti) orang mati, seorang yang lupa adalah (seperti) orang yang tidur, seorang yang bermaksiat adalah (seperti) seorang yang mabuk, seorang yang selalu terus menerus bermaksiat adalah (seperti) seorang yang binasa, dan terus-menerus adalah menunda-nunda, dan menunda-nunda adalah seseorang berkata: “Aku akan bertobat besok”, dan ini adalah pengakuan diri, bagaimana ia akan bertobat besok, padahal besok ia tidak (bisa menjamin) memilikinya.” (Lihat Kitab Tafsir Al Qurthubi, 4/211)

Sahabat, sesungguhnya kita tak mampu menjamin bahwa kita akan bertemu dengan hari esok. Maka menunda-nunda adalah hal yang pantang dikerjakan oleh orang yang beriman pada Allah. Dikarenakan orang yang menunda-nunda seperti sombong bahwa ia akan hidup sampai esok hari.

5. Menunda-nunda amal shaleh merupakan bala tentara Iblis yang membinasakan banyak manusia

“Abu Al Jald rahimahullah berkata: “Aku mendapati bahwa menunda-nunda kebaikan adalah salah satu dari tentara Iblis, ia telah membinasakan banyak makhluk-makhluk Allah.” (Lihat kitab Hilyat Al Awliya’ wa Thabaqat Al Ashfiya’, 6/54)

Iblis sangat riang melihat manusia terpedaya dengan melakukan berbagai penundaan, sehingga kita perlu untuk melawan nafsu dan keinginan dalam menunda kebaikan.

Sahabat, demikianlah beberapa alasan yang penting untuk kita renungkan mengenai kebiasaan menunda-nunda dalam beramal shaleh. Mudah-mudahan bermanfaat dan bisa menginspirasi untuk tidak lagi menunda berbuat kebaikan. Aamiin. (SH)

pahala wakaf mengalir abadi. tabungwakaf dompet dhuafa