Skip to content

Kisah Wakaf Habib Bugak Asyi Berusia 200 Tahun untuk Masyarakat Aceh

 

kisah wakaf habib bugak asyi untuk masyarakat aceh berusia 200 tahun

Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk beragama muslim. Maka dari itu, Indonesia menjadi salah satu negara yang menghidupkan wakaf nasional untuk pemberdayaan masyarakat melalui sosial, budaya, dan ekonomi. Salah satu kisah tokoh terkenal yang mempraktikkan wakaf ialah Habib Bugak Asyi. Ia mewakafkan tanah untuk membangun rumah singgah bagi jamaah asal Aceh yang menunaikan haji.

Apa itu wakaf ? 

Sebelum lanjut ke Kisah Habib Bugak Asyi, kita ketahui dahulu apa itu wakaf. Ahmad Sarwat, Lc., MA dalam buku “Fiqih Wakaf: Mengelola Pahala yang Tidak Berhenti Mengalir” memaparkan bahwa wakaf merupakan istilah dalam bahasa Arab yang memiliki beberapa makna, seperti menahan. mencegah, atau berhenti.

Supaya lebih gampang, menurut Badan Wakaf Indonesia, wakaf merupakan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda milikinya untuk dimanfaatkan selamanya atau jangka waktu tertentu, sesuai perjanjian yang berlaku.

Baca juga: 4 Pendapat Tentang Cicilan Emas, Apakah Riba?

Tabungwakaf membahas jenis-jenis wakaf di uraian sebelumnya, loh! Supaya lebih jelas, Sahabat bisa baca ulasannya di sini! 

Penggunaan wakaf untuk pemberdayaan umat harus berada di koridor kebaikan yang manfaatnya berlaku secara berkelanjutan, misalnya membangun laboratorium, pusat pengembangan dan pelatihan, fasilitas publik, kesehatan, dan lain sebagainya.

Siapa Habib Bugak Asyi?

cerita wakaf produktif siapa habib bugak asyi

Habib Abdurrahman bin Alwi Al-Habsyi atau dikenal sebagai sosok Habib Bugak Asyi berasal dari Mekkah, kemudian datang ke Aceh pada tahun 1760 saat masa pemerintahan Sultan Alauddin Mahmud Syah I. Ia menetap di Aceh dan menjadi orang kepercayaan sultan Aceh pada masa itu.

Baca juga: 5 Rumah Sakit di Dunia Berasal dari Wakaf, Yuk Lihat!

Bugak adalah julukan khusus yang disematkan kepada para tokoh agama di Aceh. Selain itu, sebutan Bugak diabadikan menjadi nama jalan di Kabupaten Birueun, Aceh.

Kisah Habib Bugak Asyi membangun rumah singgah di Mekkah

kisah wakaf habib bugak asyi

Saat tinggal di Aceh, Habib Bugak Asyi menjadi inisiator penggalangan dana dari masyarakat Aceh. Setelah dana terkumpul dengan sistem transparan, Habib Bugak Asyi kembali ke tanah kelahirannya di Mekkah pada 1809 untuk membeli tanah di sekitar Masjidil Haram. Pembelian tanah wakaf menggunakan dana umat dan tambahan dari kantorng pribadinya.

Setelah beli tanah, ia membangun rumah singgah untuk masyarakat Aceh yang menunaikan haji. Tanah wakaf dan rumah diberi nama Baitul Asyi yang artinya Rumah Aceh.

Sebagai pembuktian dedikasi Habib Bugak Asyi untuk umat Islam, ia berikrar wakaf di depan Hakim Mahkamah Syar’iyah Makkah seperti dikutip dari situs acehprov.go.id berikut ini:

“Rumah tersebut (Baitul Asyi) dijadikan tempat tinggal jamaah haji asal Aceh yang datang ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji dan juga tempat tinggal orang asal Aceh yang menetap di Makkah. Sekiranya karena sesuatu sebab tidak ada lagi orang Aceh yang datang ke Makkah untuk haji, maka rumah wakaf ini digunakan untuk tempat tinggal para pelajar (santri atau mahasiswa) Jawi.”

Jawi adalah istilah untuk menyebut pelajar atau mahasiswa yang datang dari Asia Tenggara untuk menuntut ilmu di Mekkah.

Baca juga: 5 Kisah Perempuan dan Ibunda Dermawan di Zaman Nabi

Kisah dedikasi Habib Bugak Asyi masih diceritakan turun temurun hingga sekarang. Di masa lalu, ia menyampaikan ikrar wakaf secara detail bahwa jika Baitul Asyi tidak dapat digunakan lagi sebagai rumah singgah untuk penduduk Aceh, maka rumah wakaf dan manfaatnya boleh digunakan untuk para mahasiswa asli Mekkah.

Jika tidak ada mahasiswa asli Mekkah yang menggunakan fasilitas wakaf, maka manfaatnya boleh dipakai untuk membiayai keperluan Masjidil Haram. Jadi, wakaf rumah singgah memiliki manfaat beragam dan abadi.

Wakaf berusia 200 tahun, masih kokoh dan bermanfaat abadi

Sudah 200 tahun rumah singgah tersebut berdiri kokoh hingga sekarang. Selain berfungsi sebagai tempat singgah dan penginapan, Baitul Asyi digunakan oleh masyarakat Aceh dan para santri asal Asia Tenggara yang tinggal di Aceh untuk belajar dan bekerja.

Pernah terkena dampak perluasan lintasan tawaf

Pada era kepemimpinan pemerintahan Arab Saudi yaitu Raja Malik Sa’ud bin Abdul Azis, Baitul Asyi terkena dampak perluasan lintasa thawaf di sekitar Masjidil Haram. Karena kejadian tersebut, maka pemerintah Arab Saudi memberikan kompensasi berupa uang tunai.

Kompensasi digunakan untuk membeli dua bidang lahan yang berjarak 500-an meter dari Masjidil Haram. Selain rumah singgah, Baitul Asyi dikembangkan menjadi sarana untuk mendongkrak bisnis berkelanjutan.

Maka dari itu, pengusaha membangun Hotel Elaf Al Mashaer dan Hotel Wakaf Habib Bugak Asyi di kawasan Aziziah dengan sistem bagi hasil. Inilah yang menjadi sumber utama penghasilan wakaf hingga hasilnya dapat membiayai para jamaah haji asal Aceh.

Bagaimana Kabar Wakaf Habib Bugak Asyi?

wakaf 200 tahun

Layaknya wakaf sumur Utsman bin Affan, wakaf rumah singgah dari Habib Bugak Asyi berumur panjang hingga menjadi manfaat untuk masyarakat Aceh yang berangkat haji. Dari wakaf rumah singgah sederhana hingga menjadi wakaf produktif yang menghasilkan penginapan dan unit usaha.

Baca juga: Dari Sumur ke Hotel, 14 Abad Wakaf Abadi Utsman bin Affan 

Hasil keuntungan wakaf dapat membiayai para jamaah haji asal Aceh setiap tahun. Selasa (23/6) jamaah asal Embarkasi Aceh (BTJ) menerima uang tunai sebesar 1.500 riyal atau setara Rp6 juta di Hotel Shoqreyah, Raudah, Makkah saat Haji 2022. Dana tersebut merupakan hasil wakaf yang dikelola Baitul Asyi.

Sebanyak 2.022 jamaah asal Aceh mendapatkan dana tunai tersebut yang diberikan langsung oleh Nazir Syaikh Abdul Latif Baltou. Nazir adalah sebutan untuk penyalur nazar wakaf.

Wakaf tersebut diserahkan langsung oleh pengurus wakaf dan diterima oleh para jamaah haji asal Aceh tanpa diwakili orang lain. Penyaluran uang tunai dilakukan saat jamaah haji tiba di penginapan masing-masing setelah dua hari berada di Mekkah.

Sahabat, berwakaf tidak akan menyebabkan Anda kesusahan, tetapi justru kebahagiaan karena membantu orang lain mendapatkan akses ke fasilitas umum yang lebih baik. Bukan hanya pahala sebagai bekal di akhirat, tetapi juga kepuasan batin melihat orang lain tersenyum karena wakaf Anda. Mulai dari wakaf 10 ribu, yuk klik banner di bawah dan pilih program wakaf untuk tebar senyuman mereka yang membutuhkan!

 

 

pahala wakaf mengalir abadi. tabungwakaf dompet dhuafa