Skip to content

Membangun Hubungan yang Baik dengan Manusia

hubungan yang baik dengan manusia hablum-minannasSahabat, hubungan antar manusia tidak hanya berkaitan dengan uang, masih banyak orang yang memiliki prinsip keliru: Ada uang, apa pun bisa dibereskan, siapa pun akan membantu. Jika ada seseorang dengan prinsip seperti itu, bisa dipastikan jika ia jatuh miskin dan tak lagi berharta, maka ia kehilangan nilai dirinya, karena dirinya dinilai dengan materi semata.

Berbeda dengan orang yang terbiasa membangun hubungan baik dengan manusia, ada ataupun tiada materi, banyak orang yang akan membantunya ketika ia kesulitan, bahkan saat ia meninggal pun akan banyak yang mengiringi jenazahnya. Inilah pentingnya menjaga hablumminannaas, karena manusia tak pernah bisa hidup sendiri saja! Adakah manusia yang bisa memandikan sendiri jenazahnya dan menguburkan dirinya saat ia tiada? Tentu tidak ada!

Kenyataannya, manusia memerlukan bantuan manusia lain, di saat masih hidup maupun sudah mati.

Pertanyaan selanjutnya, pada siapa sajakah kita perlu menjaga hubungan dan berbuat baik? Secara detail, Allah telah merincinya dalam ayat berikut:

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (Q.S. An Nisaa: 36)

1. Menjaga hubungan dengan orangtua

Memang tidak semua orang beruntung memiliki hubungan yang ideal dengan kedua orangtuanya. Ada yang justru memiliki rasa dendam karena orangtua tidak memberikan hak sepatutnya pada saat anak masih kecil dan lemah, atau orangtua berbuat hal yang buruk pada anak sehingga anak kehilangan respek pada orangtuanya sendiri.

Apapun itu, menjaga hubungan dengan kedua orangtua adalah kewajiban kita sebagai muslim. Maka, balaslah keburukan orangtua dengan kebaikan. Apalagi jika orangtua kita baik, harus dibalas berlipat-lipat!

2. Karib kerabat

Saking sibuknya, kita sering lupa menjaga hubungan dengan karib kerabat, kadang dengan saudara kandung sendiri pun tak ada waktu beramah tamah meski hanya melalui media sosial.

Mulai sekarang, mari kita sisihkan waktu untuk saling bertegur sapa, menanyakan keadaan, dan saling mengunjungi.

3. Anak yatim dan orang miskin

Terutama sekali anak yatim dan orang miskin yang masih ada hubungan kekerabatan dengan diri kita, jagalah hubungan baik dengan mereka. Jika kita punya kelebihan harta, sedekah pada dua golongan ini termasuk yang utama.

4. Tetangga dekat maupun tetangga jauh

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia muliakan tetangganya.” (HR. Bukhari 5589, Muslim 70)

Ada yang mengartikan bahwa tetangga dekat adalah tetangga yang masih memiliki hubungan kerabat. Sedangkan tetangga jauh adalah tetangga yang tidak ada hubungan kekerabatan. Bahkan sekalipun tetangga kita non muslim, tetap memiliki hak untuk diperlakukan baik, sebagaimana hadits berikut:

“Beliau menyembelih seekor kambing. Beliau lalu berkata kepada seorang pemuda: ‘akan aku hadiahkan sebagian untuk tetangga kita yang orang Yahudi’. Pemuda tadi berkata: ‘Hah? Engkau hadiahkan kepada tetangga kita orang Yahudi?’. Aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda ‘Jibril senantiasa menasehatiku tentang tetangga, hingga aku mengira bahwa tetangga itu akan mendapat bagian harta waris‘” (HR. Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrad 78/105, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih Adabil Mufrad)

5. Teman sejawat

Membina hubungan baik dengan teman sejawat baik berupa rekan kerja, teman satu sekolah, sahabat akrab, tentu saja merupakan kewajiban setiap muslim. Jangan sampai kita memperlakukan teman sejawat dengan buruk, misalnya menggunjing mereka, bersuudzon, berkata kasar ataupun membuka aib mereka.

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS Al Hujurat:12)

Sebaik-baik teman di sisi Allah Ta’ala adalah yang paling berbuat baik kepada temannya” (HR. Tirmidzi, shahih)

Sahabat, sesungguhnya baik tidaknya hubungan kita dengan sesama manusia bisa menjadi penyebab cinta atau bencinya Allah pada diri kita, oleh sebab itu jangan sampai kita meremehkan hal ini. Mudah-mudahan Allah mengaruniakan kita akhlak mulia kepada sesama. (SH)

 

pahala wakaf mengalir abadi. tabungwakaf dompet dhuafa