“Tidaklah beriman (tidak sempurna) iman salah seorang dari kalian sampai dia mencintai bagi saudaranya apa yang dia cintai bagi dirinya.” (HR. Bukhari Muslim)
Sahabat, seberapa sering kah kita mendoakan saudara seiman? Ataukah kita termasuk yang bakhil atau lalai dalam mendoakan sesama muslim?
Padahal mendoakan saudara sesama muslim merupakan salah satu bukti cinta, dan mencintai sesama muslim sebagaimana cinta pada diri sendiri merupakan bukti keimanan yang sempurna.
Bisa disimpulkan, kebakhilan dalam mendoakan saudara seiman merupakan bukti belum sempurnanya keimanan kita. Apa yang membuat kita enggan menyempurnakan keimanan? Padahal caranya sangat mudah, cukup dengan mendoakan saudara sesama muslim.
Tak perlu bingung mendoakan apa. Ketika ada rekan kerja yang terkena musibah kecurian motor misalnya, doakanlah ia agar mendapat ganti yang lebih baik. Ketika teman sedang sakit, doakan ia agar mendapat kesembuhan. Ketika ada kenalan yang belum juga menikah di usia kritis, doakan ia agar segera bertemu jodohnya. Ketika ada rekan yang belum memiliki anak, doakan agar ia diberi keturunan oleh Allah.
Doakan pula saudara sesama muslim yang tidak kita kenal, misalnya mereka yang berjuang membebaskan Al Aqsha dan tanah Palestina, mereka yang berjuang mempertahankan kehidupan di Suriah, atau mereka yang berdakwah di tempat-tempat terpencil seperti para da’i pulau di Indonesia. Bukankah mendoakan saudara seiman adalah hal yang sangat sederhana dan nyaris tanpa usaha berarti?
Bahkan yang terbaik adalah mendoakan saudara-saudara kita tersebut dengan diam-diam tanpa sepengetahuan mereka, juga tanpa diminta. Inilah doa yang lebih tulus dan in syaa Allah diijabah oleh Allah karena di-amin-kan oleh para malaikat.
Setidaknya ada 2 keistimewaan mendoakan kebaikan bagi sesama muslim:
1. Menyempurnakan keimanan dengan menambah kecintaan pada sesama
Semakin sering kita mendoakan saudara seiman, maka semakin terasah kepedulian kita atas kebutuhan saudara-saudara di sekitar kita.
Semakin kita peduli pada saudara seiman, maka semakin peduli pula Allah pada diri kita dan pada kebutuhan-kebutuhan hidup kita.
2. Mendapatkan kebaikan yang sama dengan apa yang kita doakan
Mendoakan saudara seiman dengan diam-diam tanpa sepengetahuannya, selain akan di-amin-kan malaikat, malaikat pun akan mendoakan kebaikan yang sama atas diri kita.
“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) yang berjauhan, melainkan malaikat akan mendoakannya pula: ‘Dan bagimu kebaikan yg sama.'” (HR. Muslim no.4912)
Atau dalam hadits yang lain:
“Doa seorang muslim untuk saudaranya (muslim lainnya) yang tidak berada di hadapannya akan dikabulkan oleh Allah. Di atas kepala orang muslim yang berdoa tersebut terdapat seorang malaikat yang ditugasi menjaganya. Setiap kali orang muslim itu mendoakan kebaikan bagi saudaranya, niscaya malaikat yang menjaganya berkata, “Aamiin (semoga Allah mengabulkan) dan bagimu hal yang serupa.” (HR. Muslim no. 2733, Abu Daud no. 1534, Ibnu Majah no. 2895 dan Ahmad no. 21708)
Dengan demikian, ketika kita memiliki suatu masalah, alih-alih mendoakan diri sendiri agar masalah tersebut teratasi, lebih baik kita doakan saudara seiman yang memiliki masalah yang sama.
Misalkan kita sedang terlilit utang, maka doakanlah saudara seiman yang kita ketahui sedang terlilit utang juga, semoga Allah membantu melunasi utangnya. Semakin sering kita mendoakan terlunasinya utang orang lain, in syaa Allah utang kita sendiri pun akan Allah bantu untuk terlunasi.
Sahabat, mari kita melatih diri untuk peka dan peduli pada sesama muslim. Karena sesungguhnya Allah akan menolong hambaNya selama hamba tersebut mau menolong sesamanya.
“Sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang hamba selama dia gemar menolong saudaranya.” (HR. Muslim)
Sukakah kita mendapat pertolongan Allah? Maka mulailah dengan pertolongan yang paling sederhana, yakni mendoakan kebutuhan saudara seiman. Semoga Allah akan memenuhi kebutuhan kita. Wallaahualam. (SH)