Skip to content

Muhasabah Diri, Apakah Allah yang Paling Kamu Patuhi?

Muhasabah diri

Sahabat, mari kita muhasabah diri. Apakah selama ini kita lebih takut kepada selain Allah? Lebih mendahulukan tugas-tugas kantor karena takut pada atasan hingga meninggalkan atau melalaikan kewajiban pada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Coba renungkan apa terkadang sahabat tidak lagi takut dan khawatir saat melakukan hal-hal yang dilarang oleh syari’at. Bisa saja sudah mulai abai terhadap apa yang telah tangan kita lakukan untuk keburukan.

Mungkin saja yang lebih sering terjadi yakni takut pada bos, pimpinan, atasan, komandan, atau ketua yang sebenarnya mereka hanyalah seorang hamba dari Yang Maha Perkasa.

Baca juga: Tips Jaga agar Hati tetap Bersih

Sahabat, mengapa kita harus memiliki rasa takut pada Allah? Tentu saja jawabannya adalah karena sifat takut ini yang akan menjaga pemiliknya untuk tidak berbuat maksiat kepada-Nya.

Janganlah kalian takut kepada manusia dan takutlah kalian kepada-Ku.” (QS. Al-Maidah: 44)

Umar bin Khatthab, salah seorang Sahabat Rasulullah yang sudah dijamin surga saja begitu takutnya pada adzab Allah. Hingga ia bergumam,

Seandainya seorang penyeru dari langit memanggil, ‘Wahai manusia, sesungguhnya kalian akan masuk surga seluruhnya kecuali satu orang’, maka sungguh aku takut bila itu adalah diriku, dan seandainya sang penyeru itu mengatakan, ‘Wahai manusia, sesungguhnya kalian semua akan masuk neraka kecuali seorang’, maka aku berharap dia adalah diriku.” (Ash-Shabah: 154)

Dzikir
Gambar: Ilustrasi

Itu adalah ucapan seorang ahli surga yang sosoknya saja membuat gentar para syetan dan Iblis. Umar masih begitu takutnya pada kemurkaan Allah dan adzabNya, maka apalagi kita?

Seharusnya diri ini lebih merasa takut karena tak ada jaminan kita akan memasuki surga Allah, atau menemui Allah dalam kondisi diridhoiNya.

Bagaimana Jika Kita Tidak Memiliki Rasa Takut Kepada Allah?

Terbayang, bagaimana jika seorang hamba tidak memiliki rasa takut pada Allah Subhanahu wa Ta’ala? Ia akan melakukan apa saja sesuka hatinya, tidak peduli hal itu baik atau buruk menurut syari’at. Yang terpenting ia melakukannya hanya untuk kesenangan dan kepentingan dirinya semata.

Allah berfirman dalam hadits qudsi, “Demi kemulian-Ku, Aku tidak akan menghimpun dua rasa takut dan dua rasa aman pada diri seorang hamba. Jika ia takut kepada-Ku di dunia, maka Aku akan memberikannya rasa aman di Hari Kiamat. Jika ia merasa aman dari-Ku di dunia, maka Aku akan memberikan rasa takut kepadanya di Hari Kiamat.” (HR. Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya)

Sahabat, rasa takut bisa muncul jika kita menyadari bahwa hidup ini memiliki akhir, menyadari adanya malaikat pengawas yang mencatat setiap gerak-gerik kita, dan mengenali azab-Nya yang pedih dan amat keras di akhirat kelak.

Maka, jangan sampai rasa takut kita pada manusia melebihi rasa takut kita pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena rasa takut pada-Nya lah yang akan menuntun kita semakin mendekat dan mencintai-Nya. (SH, M)

 

pahala wakaf mengalir abadi. tabungwakaf dompet dhuafa