“Maka apakah orang-orang yang dibukakan oleh Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Rabb-nya (sama dengan orang yang hatinya keras)? Maka kecelakaan besarlah bagi mereka yang hatinya keras untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS. az-Zumar: 22)
Sahabat, pernahkah mengetahui ada manusia yang bisa membunuh manusia lain tanpa berkedip? Misalnya orang-orang yang membiarkan hutan-hutan gambut dibakari agar memudahkan pembukaan lahan perkebunan baru tanpa biaya tinggi.
Mereka abaikan masyarakat yang merugi secara kesehatan, moril, materil, bahkan yang kehilangan nyawa sekalipun akibat bencana asap yang disebabkan kebakaran tersebut.
Atau, orang yang berzina terang-terangan bahkan tanpa malu mengumbar perzinaannya di depan publik. Atau, orang yang tak mau mengeluarkan uang sedikit pun untuk menyantuni orang miskin dan anak yatim yang kelaparan.
Atau, orang-orang yang memakan uang rakyat hanya untuk memenuhi ambisi pribadinya mengoleksi rumah, mobil mewah, tas dan sepatu branded. Bukankah kita bisa menyatakan hati orang-orang berdarah dingin ini telah mengeras sehingga tak lagi memiliki empati dan belas kasih?
Sahabat, percayakah bahwa hati manusia bahkan bisa lebih keras lagi dari batu? Allah menyatakannya langsung dalam al Quran:
“Kemudian setelah itu hati kalian menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.” (QS. Al-Baqarah:74)
Apa sebenarnya yang menyebabkan hati seseorang bisa membatu? Bagaimana agar kita terjauh dari mengerasnya hati?
Sesungguhnya salah satu azab yang terbesar adalah mengerasnya hati seseorang. Oleh sebab itu penting sekali mengetahui apa yang menjadi penyebab hati membatu.
“Seorang hamba tidaklah dihukum dengan suatu hukuman yang lebih besar daripada hatinya yang dijadikan keras. Tidaklah Allah ‘azza wa jalla marah terhadap suatu kaum kecuali Dia akan mencabut rasa kasih sayang-Nya terhadap mereka.” (Ma’alimut-Tanzil VII/115)
Berikut ini beberapa penyebab mengerasnya hati yang perlu kita hindari. Setidaknya ada 5 hal, sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibnul Qayyim:
“Adapun lima hal yang merusak hati adalah banyak bergaul (berkumpul dengan manusia yang tidak mengingatkan pada Allah), (banyak) berangan-angan, tergantung kepada selain Allah Azza wa Jalla , kekenyangan (banyak makan) dan (banyak) tidur. Inilah kelima hal utama yang dapat merusak hati.”
1. Salah bergaul
Salah satu penyebab kerusakan hati adalah salah lingkungan pergaulan. Seseorang yang sudah terbiasa bergaul dengan para koruptor, biasanya akan terpengaruh untuk ikut-ikutan melakukan korupsi.
Demikian pula seseorang yang biasa tumbuh di lingkungan pezina, maka sekadar berselingkuh gonta-ganti pasangan baginya bukanlah sesuatu yang buruk, padahal berzina adalah salah satu dosa besar yang tak terampuni karena bisa merusak garis nasab/ keturunan seseorang.
Sahabat, terlalu banyak bergaul dengan manusia yang tidak mengingatkan kita pada Allah sangat mungkin bisa merusak hati, karena membuat kehilangan contoh teladan, dan bahkan menjadikan kita meremehkan dosa-dosa.
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim menggigit dua tangannya, seraya berkata, ‘Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkanku dari al-Qur`an ketika al-Qur`an itu telah datang kepadaku.” (Al-Furqan: 27-29).
2. Banyak berangan-angan
Ali bin Abi Thalib ra. Berkata, “Yang saya takut atas kamu dari perkara yang paling menakutkan adalah mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Adapun mengikuti hawa nafsu dapat mencegah kebenaran, sedang banyak berangan-angan dapat melupakan akhirat.”
Terlalu banyak berangan-angan mengenai kehidupan dunia dapat melalaikan kita dari akhirat, bahkan membuat kita sibuk mengejar pencapaian-pencapaian duniawi semata. Hal inilah yang dapat merusak hati dan membuatnya mengeras.
3. Bergantung pada selain Allah
Menggantungkan kebutuhan diri kita pada selain Allah tentu saja dapat mengeraskan hati. Ini disebabkan meminta pertolongan dan perlindungan pada selain Allah adalah tindak kebodohan. Karena seluruh makhluk hanya dapat bergantung padaNya.
Maka, sekalipun istri pada suami, anak pada orangtua, bawahan pada atasan, janganlah sekali-kali menjadikan makhluk sebagai tempat berlindung dan bergantung.
“Bila kamu meminta, maka mintalah kepada Allah dan bila kamu minta tolong, maka minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah, bahwa jikalau ada seluruh umat berkumpul untuk memberikan suatu manfaat bagimu, maka mereka tidak akan dapat memberikannya kecuali sesuatu yang telah ditakdirkan Allah atasmu, dan jikalau mereka berkumpul untuk merugikanmu dengan seuatu, maka mereka tidak akan bisa melakukan itu kecuali sesuatu yang telah ditakdirkan Allah atasmu. Pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.” (HR. Ahmad)
4. Banyak makan dan tidur
Berlebihan dalam makan dan tidur akan menyebabkan hati rusak karena rasa malas yang dibawanya.
“Tidak ada yang dipenuhi oleh anak Adam yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan yang menguatkan otot-ototnya, namun bila dia harus memakan makanan yang banyak, maka hendaklah dia mengatur sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk nafas(nya).” (HR. at-Tirmidzi)
Maka, cukuplah makan dan tidur sekadar untuk memenuhi kebutuhan serta tidak sampai berlebihan.
5. Banyak tertawa
Jangan salah paham, Islam tidak melarang tawa canda, bahkan Rasulullah adalah seorang yang humoris terhadap keluarga dan para sahabatnya. Akan tetapi, terlalu banyak tertawa atau bercanda berlebihan apalagi di saat yang tidak tepat justru bisa membuat hati mati.
“Janganlah kalian banyak tertawa! Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati.” (HR. Ibnu Majah)
Banyak tertawa bisa melenakan kita dan membuat lalai dari beribadah, lupa pada kematian yang semakin mendekat, juga membuat sensitivitas terhadap kaum miskin menjadi berkurang.
Sahabat, semoga kita tak meremehkan hal-hal yang dapat merusak hati tersebut. Jikalau hati telah rusak, sangat mungkin lama-kelamaan hati tersebut mengeras dan membatu, dan itulah seburuk-buruknya azab. Wallaahualam. (SH)