Skip to content

Peresmian Pesantren Muallaf, Wadah Penguat Aqidah

Peresmian Pesantren Muallaf Wadah Penguat Aqidah
Pidato Pembuka K.H Ahmad Shonhaji, Direktur Dakwah dan Layanan Tanggap Darurat dalam peresmian Program Wisma Muallaf di Bintaro, Tangerang (11/4)

TABUNG WAKAF – Program Pesantren Muallaf diresmikan (11/4) dengan harapan dapat memfasilitasi para muallaf untuk mengenal islam lebih dalam.

Program Pesantren Muallaf tentunya akan bersinergi dengan lembaga mitra pembina muallaf yang ada di beberapa wilayah di Indonesia. Dengan sinergi yang baik diharapkan pembinaan muallaf akan saling melengkapi,” ujar K.H Ahmad Shonhaji, Direktur Dakwah dan Layanan Tanggap Darurat Dompet Dhuafa dalam pidato pembukanya.

Ia menambahkan, Pesantren Muallaf ini merupakan optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan aset wakaf yang diamanahkan wakif kepada Dompet Dhuafa untuk pembinaan dan pengembangan muallaf.

Wisma Muallaf yang merupakan aset wakaf ini sudah berjalan sejak 2005 saat Wakaf Dompet Dhuafa masih bernama Tabung Wakaf Indonesia. Bekerja sama dengan Yayasan Sabilul Mukhtadin, Wisma Muallaf aktif sampai kini dikelola Direktorat Dakwah dan Layanan Tanggap Darurat Dompet Dhuafa serta Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa).

Shonhaji menjelaskan, memang program pembinaan muallaf ini menjadi aktivitas paralel yang bersinergi dengan tim Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa).

(dengan sinergi bersama Cordofa) diharapkan menjadi wadah pembinaan untuk penguatan aqidah, pendalaman ilmu agama Islam, bimbingan membaca alquran dan juga ikhtiar kemandirian,” ujar Shonhaji.

Ikhtiar kemandirian yang dimaksud dalam Program Pesantren Muallaf ini merupakan pendidikan vokasional untuk membangun semangat kemandirian serta jiwa entrepreneurship bagi muallaf.

Salah satu peserta Wisma Muallaf yang hadir ditengah peresmian Program Muallaf adalah Rupisa (27). Pesantren Muallaf banyak memberikan pengalaman hidup setelah keputusan untuk menjadi muallaf belum bisa diterima keluarga.

Akhirnya Saya pergi ke Bekasi untuk mencari kerja. Ternyata Allah mempertemukan saya dengan teman yang mengetahui Wisma Muallaf. Akhirnya saya memutuskan untuk ikut ke Wisma Muallaf terlebih dahulu sebelum nanti terjun ke dunia kerja,” kisah Rupisa di hadapan para hadirin yang seksama mendengarkannya.

Rupisa melanjutkan, ia merasa masih membutuhkan pendampingan untu menguatkan iman. Rasa syukurnya adalah bisa memahami dasar-dasar Islam, praktek solat dan sebagainya.

“Saya sangat beruntung bisa berada di Wisma Muallaf ini,” tutup Rupisa. (Dea Noviani/ Mutia Rabbani Hanifah)

pahala wakaf mengalir abadi. tabungwakaf dompet dhuafa