JAKARTA, RS Container — Siti Wardani (47), terus membolak-balikan ponsel genggamnya, sekalipun tidak ada yang menghubungi, atau mungkin dia punya keperluan dengan perangkat komunikasinya itu. Ponsel genggam hanyalah wadah kegelisahannya, menunggu sang anak tercinta, Rilvi, yang sedang melakukan tes Rapid di Rumah Sakit (Kontainer Darurat) Kartika Pulomas Dompet Dhuafa, Jakarta Timur.
Tes Rapid tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah sang anak reaktif atau tidak terhadap virus Corona (Covid-19). Tak selang lama, Rilvi pun keluar dari ruangan pemeriksaan. Wajahnya tak kalah tegang seperti ibunya.
“Rilvi!”, panggil salah satu tenaga medis, 15 menit setelah Rilvi menyelesaikan tes Rapid-nya.
Raut wajah lega muncul dan seketika menggusur kegelisahan mereka. Hasil tes Rapid menunjukan Rilvi negatif, atau tidak reaktif terhadap virus Corona. Tidak ada tanda-tanda jika Rilvi mengidap virus tersebut. Nafas panjang keduanya hela, sesaat setelah menerima hasil dari ruang tenaga medis.
Rilvi merupakan salah satu diantara 1.000 penerima manfaat tes Rapid gratis dari RS Kartika Pulomas pada Sabtu (20/6/2020). Rilvi yang masih duduk di bangku kelas 2 (dua) SMP Pondok Pesantren Gontor, memang harus mengikuti tes Rapid terlebih dahulu, sebelum kembali ke pondoknya, di Jawa Timur.
Selain Rilvi, RS Kartika Pulomas menggelar sebanyak 3.000 tes Rapid kepada santri sejak Jum’at (19/6/2020), hingga Minggu (21/19/2020). Para santri tersebut diharuskan melakukan rapid sebelum kembali ke pondoknya masing-masing untuk meminimalisir resiko penyebaran Covid-19.
“Iya mas, sebelum besok, tanggal 21 balik ke pondok, memang diwajibkan untuk para santri melakukan tes Rapid. Baru boleh nanti dia (Rilvi) ikut bareng-bareng kembali ke pondok”, tukas Siti.
Sebelumnya, Siti sempat bimbang, dimana ia harus mengantar anaknya melakukan tes Rapid. Pasalnya, harga yang dipatok banyak instansi kesehatan terlampau mahal untuk ukuran seorang Siti. Dalam satu tes Rapid, rata-rata rumah sakit di Jakarta mematok harga kisaran Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah). Siti pun kehabisan kata-kata untuk menjelaskannya kepada Rilvi, anaknya.
“Mahal mas, saya kemarin-kemarin cari kemana-mana, tanya sana-sini, buat tes Rapid lima ratus ribu semua. Bingung saya mau Rapid dimana, lha biayanya segitu”, tambahnya.
Tak selang lama, kabar baik itu datang dari pihak panitia pemberangkatan santri di Jakarta. Bahwa RS Kartika Pulomas menyediakan kuota tes Rapid gratis bagi keluarga santri yang kurang mampu. Alhasil, pada Sabtu (20/6/2020), Siti dan Rilvi berangkat dari kediamanya di Tanjung Priok, Jakarta Utara, menuju RS Kartika Pulomas Dompet Dhuafa Jakarta Timur.
Rilvi sendiri pun hanya bisa tersenyum simpul, dengan hasil tes Rapid yang ia genggam erat-erat. Sebab, akhirnya kini ia bisa kembali belajar bersama teman-temannya sesama santri di Gontor.
“Seneng kak, bisa kembali ke pondok ketemu temen-temen dan belajar lagi”, jelas Rilvi singkat. (Dompet Dhuafa/Zul)
Baca juga : Jejak Wakaf Zuiva: Di Balik Tragedi Kecelakaan Pesawat