Sahabat, tahukah bagaimana caranya menjadi percaya diri, terutama dalam bidang finansial?
Jangankan orang kecil, para pembesar berdasi dan selalu pakai jas pun banyak yang tidak percaya diri secara finansial, selalu merasa masih miskin, masih kurang harta, masih harus mengejar ini dan itu.
Efek tidak percaya diri tersebut amat besar, banyak orang membutuhkan ‘topeng’ agar merasa pede. Topeng tersebut bisa dalam bentuk rumah mewah, lusinan kendaraan, pakaian bermerek, sepatu mahal, padahal kesemuanya itu bisa jadi didapatkan dari hasil berutang atau yang lebih buruk… Korupsi!
Sungguh kekayaan sejati tidaklah muncul dari sikap penuh topeng seperti itu.
Sahabat, ada satu cara efektif untuk membangun rasa percaya diri bahwa diri kita sudah sejahtera, dan ajaibnya… Cara ini pun bisa membuat hati bahagia.
Apakah cara efektif yang dimaksud?
Yap, dengan bersedekah!
Menurut peneliti bernama Michael Norton, seorang associate profesor bidang marketing di Harvard Business School, hal tersebut terdengar seperti berlawanan dengan intuisi, bagaimana mungkin bersedekah alias membagikan harta pada orang lain bisa membuat diri merasa percaya diri khususnya secara finansial dan bahkan merasa bahagia?
Namun pada kenyataannya memang demikian. Penemuan itu dipresentasikan pada pertemuan tahunan Society for Personality and Social Psychology di New Orleans. Ternyata, kata Norton, memberikan uang kepada orang lain meningkatkan perasaan yang disebut sebagai subjective wealth atau besarnya rasa nyaman Anda. Selain itu, bersedekah juga meningkatkan kekuatan perasaan dari pendonor dan hal itu membuat pemberinya merasa lebih berbahagia, sebab sedekah tersebut mengisi perasaan lebih dalam tentang keinginan untuk merasa sejahtera.
Luar biasa, ternyata secara psikologis, cara untuk percaya diri secara finansial bukan dengan memperlihatkan pakaian branded, gadget termahal, atau bahkan mengambil uang orang lain (korupsi) dan menimbun kekayaan. Melainkan dengan berdonasi atau bersedekah.
Hasil riset tersebut, menurut James Maddux, professor emeritus di Departemen Psikologi George Mason University, ada kaitannya dengan temuan hasil penelitian lainnya yang menunjukkan bahwa orang selalu mengukur dirinya dengan orang lain.
Hal ini bisa lebih mudah dimengerti jika kita tahu apakah yang menjadi inti dari bersedekah, yakni adanya rasa empati terhadap kesulitan orang lain.
Dengan berempati pada kesulitan orang lain, kita akan sadar bahwa masalah yang sedang kita hadapi ternyata bukan apa-apa. Ada orang yang masalahnya ribuan kali lebih menyedihkan dan pelik dibanding diri kita. Perbandingan ini membuat perasaan kita lebih bersyukur dan tumbuh rasa percaya diri serta bahagia. Sedangkan orang yang pelit dan menahan-nahan hartanya biasanya merasakan sebaliknya.
“Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. ath Thagabun : 16)
Sahabat, selain menjadikan kita lebih percaya diri secara finansial, bersedekah juga membuat kita akan lebih percaya Allah. Apa maksud dari percaya Allah? Percaya kebenaran janji Allah mengenai sedekah. Bukankah Allah menjanjikan banyak kebaikan bagi siapa saja yang bersedia menafkahkan harta di jalanNya?
“Katakanlah: ‘Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)’. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba: 39)
Sahabat, bagi yang ingin lebih percaya diri dan percaya Allah, percayalah bahwa salah satu jawabannya adalah dengan bersedekah! (SH)
Referensi: Tempo[dot]co