Skip to content

Sifat Hewani Manusia

sifat hewani manusia“Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga).” (QS: Al-A’raf: 176)

Sahabat, setiap manusia sesungguhnya diberikan nafsu yang sama seperti hewan, sehingga jika kita tak mampu menundukkannya, layaklah derajat kita turun lebih rendah dibanding binatang.

Bagaimana tidak? Manusia telah diberi kesempurnaan dan keistimewaan dibandingkan hewan, namun tetap kalah dalam menaklukkan hawa nafsunya. Itulah sebabnya sifat hewani dalam diri kita perlu untuk dikekang, jangan sampai berbalik mengendalikan diri sendiri.

Berikut ini beberapa sifat hewani yang perlu kita pahami bisa muncul dari diri manusia dan membutuhkan tali kekang yang kuat untuk meminimalisirnya dalam mempengaruhi tingkah laku kita:

1. Sifat babi dalam diri manusia

“Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?” Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.” [QS. Al-Maaidah: 60)

Bagaimanakah sifat babi yang dimaksud bisa timbul dari diri manusia? Perhatikanlah perkataan Ibnu Qoyyim berikut ini:

“Dan di antara manusia ada yang tabiatnya seperti tabiat babi. Dia melewati rezeki yang baik-baik tapi tidak mau mendekatinya. Justru jika ada manusia yang meninggalkan kotorannya (selesai buang hajat), dilahapnya kotoran itu sampai habis.”

Tak bisa dipungkiri, babi sering dilambangkan sebagai binatang yang jorok, bahkan babi yang dipelihara bersih sekalipun di dalam tubuhnya bisa hidup cacing pita yang menjijikkan dan berbahaya.

Selain itu, hal menjijikkan lainnya dari seekor babi adalah ia tak memiliki rasa cemburu. Konon meskipun dua babi jantan disatukan dengan seekor babi betina, mereka akan bergantian mengawini sang betina tanpa berkelahi sebagaimana layaknya binatang lainnya yang bertarung untuk memperebutkan betinanya.

Apa yang terjadi jika manusia memelihara sifat babi dalam dirinya? Sungguh menakutkan, rumah tangga akan kehilangan kehormatan karena ketiadaan rasa cemburu di antara suami istri. Juga ketidakpedulian dari mana sumber harta suami, halal atau haram tetap saja disikat tanpa peduli. Inilah bencana besar yang harus disadari, kita harus menghindari sifat babi dalam diri kita.

2. Sifat kera dalam diri manusia

“Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu lalu Kami berfirman kepada mereka: “Jadilah kamu kera yang hina.” (QS. Al-Baqarah: 65)

Selain memiliki sifat tamak atau rakus, binatang yang sering dimirip-miripkan dengan manusia ini juga memiliki sifat mementingkan diri sendiri dan licik.

Manusia dengan sifat kera tentu saja amat hina karena kecerdasan yang dimiliki justru dipergunakan untuk melakukan hal-hal licik yang mengutamakan kepentingan diri sendiri semata.

3. Sifat laba-laba dalam diri manusia

“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.” (QS. Al Ankabut: 41)

Binatang yang memiliki ribuan jenis ini ternyata banyak yang memiliki sifat kanibal. Ada laba-laba betina yang akan memakan sang pejantan, dan sebaliknya, ada pula pejantan yang menyantap sang betinanya.

Tentu hal ini amat mengerikan jika sifat tersebut diadopsi dalam diri manusia, ‘saling memakan’ dan ‘menerkam’ sesamanya sendiri. Na’udzubillah min dzalik.

4. Sifat keledai

“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.” (QS: Al Jumu’ah: 5)

Pernahkah melihat keledai mengangkut buku-buku tebal yang banyak jumlahnya? Kira-kira apakah ilmu yang ada dalam buku tersebut bermanfaat untuk si keledai tersebut? Yap, sama sekali tidak.

Demikianlah sifat manusia yang tidak bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari kehidupan ini, sama seperti keledai yang tak memperoleh petunjuk meski ia memikul ribuan sumber ilmu sekalipun.

Sahabat, masih banyak sifat hewani lainnya yang bisa dimiliki oleh manusia. Yang perlu digarisbawahi adalah bagaimana caranya agar kita bisa mengendalikan sifat-sifat ini agar terminimalisir atau bahkan dihilangkan sama sekali dari karakter diri kita.

Semoga kita mampu menjadi manusia seutuhnya yang mengutamakan akal dan kalbu dalam setiap mengambil keputusan serta tindakan, tidak mengikuti hawa nafsu sebagaimana binatang yang memang tak dibebani dengan tanggungjawab dalam kehidupan. Wallaahualam. (SH)

pahala wakaf mengalir abadi. tabungwakaf dompet dhuafa