Sudahkah Kita Iri Pada Orang Dermawan?
Sahabat, ketika melihat seseorang yang kaya raya dan dermawan, manakah yang lebih membuat hati kita iri? Apakah kekayaan dan segala materi yang ia miliki yang membuat hati bergolak cemburu? Ataukah sifat dermawan dirinya yang membuat kita merasa amat terganggu sampai berdoa bisa memperoleh kekayaan yang sama agar bisa disedekahkan juga? Sudahkah Kita Iri Pada Kedermawanannya?
Jika kita masih disilaukan dengan harta benda. Masih merasa iri dengan rumah mentereng, mobil limited edition, tas dan sepatu branded yang menjadi koleksian. Maka sungguh ibarat seseorang yang lebih memilih rembulan di pantulan air danau daripada rembulan sesungguhnya di atas langit.
Pada akhirnya kita akan terjatuh ke danau dan tenggelam ketika hendak meraih pantulan bulan tersebut, karena kita tak menyadari bahwa pantulan tersebut hanyalah fatamorgana semu.
Jangan Iri Pada Hartanya, Tapi Iri Pada Perbuatan Baiknya
Jangan pernah iri pada banyaknya harta yang dimiliki seseorang, tapi silakanlah merasakan iri yang menggelegak jika melihat seorang hartawan yang dermawan, karena memang hal tersebut merupakan suatu hal yang diperbolehkan bahkan dianjurkan.
“Tidak ada (sifat) iri (yang terpuji) kecuali pada dua orang: seorang yang dipahamkan oleh Allah tentang al-Qur-an kemudian dia membacanya di waktu malam dan siang hari. lalu salah seorang tetangganya mendengarkan (bacaan al-Qur-an)nya dan berkata: “Duhai kiranya aku diberi (pemahaman al-Qur-an) seperti yang diberikan kepada si Fulan. Sehingga aku bisa mengamalkan seperti (membaca al-Qur-an) seperti yang diamalkannya,”. Dan seorang yang dilimpahkan oleh Allah baginya harta (yang berlimpah) kemudian dia membelanjakannya di (jalan) yang benar. Lalu ada orang lain yang berkata: “Duhai kiranya aku diberi (kelebihan harta) seperti yang diberikan kepada si Fulan. Sehingga aku bisa mengamalkan (bersedekah di jalan Allah) seperti yang diamalkannya.” (HR. Al-Bukhari)
Sangat aneh jika kita mengetahui ada seseorang yang dermawan, misalnya mendonasikan 90% hartanya untuk sosial, namun yang terlintas di dalam hati kita justru hal negatif seperti “Sungguh orang bodoh, harta susah payah diperoleh malah untuk orang lain!” dan lintasan pikiran yang sejenisnya. Ini menunjukkan bahwa dalam hati kita tersimpan sifat bakhil yang bisa membinasakan dan perlu segera dihilangkan.
Sahabat, semoga kita memperoleh anugerah untuk merasakan iri yang teramat sangat pada setiap hartawan yang dermawan. Sehingga kita berusaha menyamai kedermawanannya. (SH)
Baca Juga: Ketagihan Bersedekah