Skip to content

Tak Perlu Bersedih atas Apa yang Telah Terjadi

la tahzaan jangan bersedihPernahkah melihat orang mengendarai mobil atau motornya dengan terus-terusan menatap kaca spion? Apa yang akan terjadi jika hal tersebut dilakukan?

Tentu saja kendaraan yang disetirnya akan lambat maju, bisa juga menabrak banyak hal di depannya karena salah fokus.

Sahabat, demikian juga jika kita terus-terusan meratapi masa lalu, bersedih dengan apa yang tidak diperoleh di masa lalu, maka sangat mungkin kita akan merusak masa depan diri sendiri.

“Seandainya waktu itu saya tidak melakukan hal tersebut, pasti kejadiannya tidak begini!”

“Coba saya mendengar masukan dari dia, pasti tidak seperti ini jadinya!”

Mengapa kita berandai-andai pada sesuatu yang telah terjadi dan bersedih hati karenanya? Padahal Rasulullah telah memperingatkan untuk tidak melakukannya.

Apabila engkau tertimpa sesuatu (yang tidak menyenangkan) janganlah berkata, ‘Seandainya aku dulu berbuat begini niscaya akan menjadi begini dan begitu’ Akan tetapi katakanlah, ‘QaddarAllohu wa maa syaa’a fa’ala, Alloh telah mentakdirkan, terserah apa yang diputuskan-Nya’. Karena perkataan seandainya dapat membuka celah perbuatan syaitan.” (HR. Muslim, no.2664)

Namun demikian, bukan berarti kesedihan adalah sesuatu yang dilarang Islam, karena perasaan sedih merupakan hal manusiawi yang Allah anugerahkan sebagai salah satu bentuk ekspresi kemanusiaan.

dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis” (An-Najm: 43)

Yang tidak boleh adalah terus-menerus bersedih dan meratapi takdir yang telah terjadi dan tidak bisa lagi diubah, kemudian berandai-andai bisa mengubahnya.

Lalu apa yang sebaiknya dilakukan ketika tiba-tiba kesedihan datang menyergap?

1. Berdoa meminta perlindungan dari kesedihan

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan dan kesedihan, kelemahan dan kemalasan, sifat kikir dan pengecut, lilitan hutang, dan dikuasai orang lain.” (HR. al-Bukhari no. 2736)

2. Menghindarkan diri dari merasa sedih atas perkataan orang lain, karena Allah yang Maha Mengetahui apa yang kita kerjakan

“Janganlah kamu sedih oleh perkataan mereka. Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya kepunyaan Allah. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yunus: 65)

3. Tidak berlarut-larut dalam kesedihan, terutama jika kita mengaku sebagai hamba Allah yang beriman

 “Janganlah kamu bersikap lemah, dan jangan (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran: 139)

4. Ingat bahwa kesedihan yang menimpa kita, jika kita ridha atasnya maka akan menghapus sebagian dosa!

“Tidaklah seorang mukmin ditimpa sebuah kesedihan, kegundahan dan kerisauan, kecuali Allah pasti akan menghapus sebagian dosa-dosanya.” (Hadits shahih)

5. Bersedih hati akibat dosa dan kelalaian adalah sesuatu yang baik untuk dilestarikan, terutama karena mata yang menangis karena takut pada Allah tak akan disentuh api neraka

Ada dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; (salah satunya adalah) mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah,” (HR. Tirmidzi)

6. Adukan segala kesedihan hanya pada Allah, bukan pada makhluk!

“Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (QS Yusuf: 86)

7. Memperbanyak istighfar/ meminta ampunan pada Allah

“Barangsiapa menetapi istigfar, maka Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap kesempitan, kebebasan dari setiap kesedihan, dan Dia akan memberinya rizki dari arah yang tidak diperhitungkannya,” (HR. Abu Daud, Ibn Majah dan Imam Ahmad).

8. Memperbanyak sedekah

“Sedekah dapat merubah takdir yang mubram (yang pasti)”. (HR. Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Imam Ahmad)

Sahabat, semoga kita mampu untuk mengelola emosi sedih, karena sungguh kesedihan berlarut-larut bukanlah ciri orang yang beriman pada takdir buruk dan takdir baik dari Allah.

Bersedihlah hanya karena takut melalaikan perintah Allah, atau bersedih hati atas maksiat yang pernah kita lakukan. Namun jangan bersedih hanya karena luput dari nikmat dunia yang tiada artinya. Wallaahualam. (SH)

pahala wakaf mengalir abadi. tabungwakaf dompet dhuafa