“Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” (Q.S. At Taubah: 51)
Banyak orang menghabiskan waktunya dalam kecemasan, khawatir pada apa yang mungkin terjadi pada masa depannya.
Padahal jika kita menyadari, orang yang beriman pada Allah semestinya tak akan merasa takut, cemas atau khawatir pada apa yang terjadi dalam hidupnya.
Mengapa tak perlu khawatir?
Sahabat, ada banyak hal yang menyebabkan kita tak perlu merasa khawatir, di antaranya sebagai berikut:
1. Allah tak pernah membebani manusia di luar kesanggupannya
“Allah tidak membebani seseorang di luar kemampuannya.” (Al-Baqarah: 286)
Allah mengetahui takaran masing-masing diri kita, ibarat anak SD takkan mungkin diberi soal ujian milik anak SMA. Demikian juga Allah tak akan memberi persoalan di luar kemampuan kita untuk mengatasinya. Jadi kenapa harus takut?
Hanya orang tak beriman yang akan merasa takut pada masa depan, karena mereka tak meyakini Allah akan membantunya.
2. Mengapa khawatir? Tugas manusia hanyalah berserah diri pada Allah dan berbuat kebaikan pada sesama
Orang yang merasa takut dan cemas atas masa depannya, bisa jadi karena ia belum bisa memasrahkan diri dan berserah diri pada takdir Allah.
“Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Qs. AlBaqarah:112)
Cobalah pasrahkan hati dan biarkan Allah yang menuntun hidup kita! Iringi dengan melakukan banyak kebaikan pada sesama, misalnya bersedekah, melunasi utang orang lain, dan lainnya.
Rasakan perlahan-lahan kecemasan hilang dari dalam hati, dan ketenangan datang mengisi.
3. Sadari bahwa kekhawatiran hanya merusak kesehatan
Rasa khawatir atau kecemasan yang berlebihan bisa memicu gangguan kesehatan karena terganggunya sistem kekebalan tubuh, seperti: gangguan pencernaan, ketegangan otot, kehilangan memori jangka pendek, bahkan serangan jantung.
Betapa banyak orang yang sebenarnya sehat namun menjadi sakit karena pikiran cemas yang ia buat sendiri: Bagaimana kalau rumah tanggaku hancur, pekerjaanku hilang, anak-anakku sakit, tempat tinggalku kebanjiran, dan pikiran lainnya tentang masa depan yang belum pasti.
Mengapa harus membebani diri sendiri dengan kecemasan yang hanya merusak tubuh? Berhentilah merasa khawatir agar kesehatan terjaga.
4. Setiap urusan orang mukmin bernilai kebaikan
Mengapa harus khawatir? Jika kita beriman, segala yang menimpa kita akan selalu bernilai kebaikan!
Jika diberi kesenangan kita bersyukur, sedangkan ketika diberi ujian kita bersabar. Cukup memilih 2 sikap ini saja, lalu apa yang perlu dikhawatirkan?
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999)
Sahabat, tak perlu khawatir atas masa depan yang belum terjadi! Yang perlu dikhawatirkan hanyalah jika tak ada keimanan pada Allah dalam hati kita.
Karena tanpa keimanan, maka apapun yang kita lakukan dalam hidup ini, tak akan berarti. Sebagaimana seorang yang tidak terdaftar sebagai pekerja di sebuah perusahaan, namun ia ikut-ikutan bekerja melakukan ini dan itu, lalu siapa yang akan memberinya upah? Apa yang dilakukannya meskipun baik namun takkan bernilai. Wallaahualam. (SH)