Skip to content

Wakaf sebagai Bagian Portofolio Investasi

Wakaf dapat menjadi instrumen investasi syariah

Salah satu cara untuk mengurangi risiko kerugian dalam berinvestasi adalah dengan melakukan diversifikasi portofolio. Artinya, seorang investor dianjurkan untuk menempatkan dana investasinya ke dalam beberapa instrumen dengan karakteristik yang berbeda.

Di sisi lain sebagai seorang Muslim, kita juga dituntut untuk memilih instrumen investasi yang halal dan sesuai dengan anjuran syariah. Lalu, bagaimana portofolio investasi dan risiko yang sehat? Serta, instrumen syariah apa saja yang dapat dimasukkan ke dalam portofolio investasi kita? Simak penjelasannya di bawah ini.

Portofolio Investasi

Pertama-tama, mari kita pahami dulu secara rinci apa itu portofolio investasi serta aspek-aspek di dalamnya. Mudahnya, portofolio investasi adalah kumpulan beberapa aset investasi. Ini berarti, Anda dapat memiliki beberapa jenis aset atau saham dalam satu portofolio. 

Bentuknya bisa bermacam-macam, seperti properti, saham, obligasi, hingga reksa dana yang berpotensi memberikan keuntungan di masa depan. Diversifikasi portofolio investasi seperti ini, membantu investor meminimalisir risiko dan memaksimalkan keuntungan.

Dengan tidak menaruh semua modal dalam satu jenis aset atau instrumen investasi, potensi kerugian bisa ditekan jika salah satunya mengalami penurunan nilai. Sehingga, jika nilai satu aset turun maka aset lainnya bisa tetap stabil.

Sebagai contoh, seorang investor dapat membeli saham dari berbagai sektor, seperti perbankan dan konsumer, secara bersamaan. Dengan strategi ini, jika salah satu sektor mengalami penurunan, sektor lainnya dapat menjaga stabilitas portofolio.

Diversifikasi Investasi

Diversifikasi Portofolio Investasi
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda lakukan dalam
diversifikasi portofolio investasi.

  1. Sesuaikan Portofolio dengan Profil Risiko

    Pastikan portofolio investasi sesuai dengan profil risiko, yaitu konservatif, moderat, atau agresif. Profil ini menentukan sejauh mana Anda siap menghadapi risiko dalam berinvestasi, sehingga produk investasi yang dipilih juga sesuai dengan tujuan keuangan, baik jangka panjang, menengah, maupun pendek.

  2. Tentukan Alokasi Dana Investasi

    Tentukan rasio alokasi dana berdasarkan produk investasi yang dipilih. Portofolio efektif biasanya berisi beragam aset dengan karakteristik berbeda untuk diversifikasi, misalnya saham, obligasi, dan reksa dana, sesuai dengan profil risiko Sobat, apakah konservatif, moderat, atau agresif

  3. Pilih Portofolio Investasi dengan Return Berbeda

    Pilih investasi yang memiliki tingkat pengembalian dan risiko yang berbeda untuk mengelola risiko dengan lebih baik. Diversifikasi aset di sektor yang berbeda juga membantu meminimalisir kerugian dan memaksimalkan keuntungan.

  4. Lakukan Penyesuaian Secara Berkala

    Rutin memeriksa portofolio investasi Sobat dan sesuaikan instrumen investasi jika kinerjanya belum sesuai dengan tujuan dan profil risiko. Diversifikasi perlu terus disesuaikan agar investasi tetap optimal.

Risiko Portofolio Investasi 

Di sisi lain ketika berbicara mengenai portofolio investasi, tentu kita akan menemui pembahasan mengenai keuntungan dan juga kerugian. Dimana, kedua faktor tersebut merupakan bagian dari risiko portofolio. 

Mudahnya, risiko portofolio adalah seberapa besar kemungkinan kerugian yang dapat Anda alami dalam investasi tersebut. Sehingga, semakin rawan suatu portofolio investasi, maka dapat juga dikatakan akan semakin berisiko.

Seperti yang sudah sempat disinggung sebelumnya, secara umum terdapat 3 jenis profil risiko dalam portofolio investasi. Ketiganya yaitu konservatif, moderat, dan juga agresif. Berikut adalah penjelasan singkatnya.

  1. Profil Konservatif

    Investor yang berada dalam profil risiko ini biasanya lebih mengutamakan keamanan dari nilai pokok yang telah mereka investasikan. Biasanya, mereka tidak akan ragu jika harus melepaskan investasi yang berisiko tinggi. Meskipun, potensi keuntungan yang mungkin diperoleh lebih besar.

    Selain itu, mereka biasanya juga lebih sering berinvestasi dengan instrumen yang berjangka pendek. Beberapa diantara instrumen tersebut seperti pasar uang, tabungan berjangka, dan juga deposito.

  2. Profil Moderat

    Investor yang biasa memilih profil risiko ini lebih mementingkan pertumbuhan modal pokok yang telah diinvestasikan, dalam kurun waktu antara 3 sampai 4 tahun. Ini karena mereka biasanya lebih mampu menoleransi penurunan nilai investasi yang kadang terjadi dalam waktu singkat.

    Meski begitu, para investor tersebut juga akan tetap mengevaluasi nilai investasi mereka, agar kerugian yang dialami tidak semakin membesar. Adapun jenis investasi yang biasa dipilih oleh investor yang tertarik dengan profil risiko seperti ini adalah reksadana.

  3. Profil Agresif

    Investor yang agresif biasanya lebih berani dalam mengambil risiko tinggi. Ini karena dalam asas investasi, banyak diantara investor yang percaya bahwa risiko yang tinggi akan berpotensi menghasilkan keuntungan yang besar pula. 

    Investor yang agresif juga terkenal berani dan tidak ragu untuk menanamkan modal dalam jumlah besar. Sekali lagi, selama itu berpotensi dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi. Diantara, jenis investasi yang mereka pilih adalah saham.

Bagaimana Memasukkan Wakaf dalam Portofolio Investasi

Lalu sebagai seorang investor Muslim, instrumen syariah apa yang sesuai untuk dimasukkan ke dalam portofolio investasi kita? Salah satu instrumen investasi syariah yang telah lama menjadi bagian dari portofolio para investor Muslim adalah wakaf.

Ini karena wakaf tidak hanya bernilai amal semata, tetapi juga dapat dikelola agar menghasilkan keuntungan serta manfaat yang begitu luas. Selain itu, prinsip wakaf mengharuskan harta benda yang menjadi nilai aset pokok harus bersifat tetap atau abadi.

Bahkan Badan Wakaf Indonesia (BWI) sebagai nazir (pengelola wakaf) yang ditunjuk resmi oleh negara turut menjamin hal tersebut. Secara tidak langsung, wakaf dapat dikatakan sebagai salah satu instrumen investasi syariah yang masuk ke dalam profil risiko konservatif.

Sehingga, wakaf dapat Anda masukkan ke dalam portofolio investasi dengan risiko rendah. Adapun salah satu jenis investasi wakaf yang dapat Anda pertimbangkan adalah wakaf tunai atau uang. 

Anda juga dapat menjadikan wakaf sebagai instrumen investasi yang menjaga nilai pokok modal, untuk mengamankan portofolio secara keseluruhan. Jadi, investasi wakaf dapat Anda kombinasikan dengan instrumen lainnya seperti saham ataupun reksadana, agar nilai pokok modal Anda tetap terjaga utuh.

Selain keamanan, bertumbuh dengan kebermanfaatan sosial merupakan salah satu manfaat wakaf sebagai instrument investasi

Keuntungan Wakaf sebagai Investasi Syariah

  1. Keamanan Terjamin

    Wakaf sebagai instrumen investasi syariah memiliki tingkat keamanan yang tinggi karena dana dikelola oleh lembaga terpercaya dan disalurkan untuk kepentingan sosial. Pengelolaan dana wakaf juga sudah diawasi dan ditentukan penerima manfaatnya sehingga risiko gagal bayar dapat dikatakan hampir tidak ada.

    Contohnya, dana wakaf pernah disalurkan untuk mendukung petani dalam pengembangan penangkaran benih padi yang membantu meningkatkan kesejahteraan mereka.

  2. Berlandaskan Prinsip Syariah

    Wakaf dikelola berdasarkan prinsip keuangan syariah, yang bebas dari unsur riba, gharar (ketidakpastian), dan maysir (perjudian). Dengan sistem ini, wakaf memberikan keuntungan tanpa melanggar syariah, dan hasilnya digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memberikan dampak yang positif untuk umat.

  3. Membangun Kesejahteraan Bersama

    Investasi wakaf bukan hanya memberikan keuntungan finansial bagi investor, tetapi juga membantu membangun infrastruktur sosial dan ekonomi yang bermanfaat bagi masyarakat luas yang dapat dilihat (transparan) dan dirasakan. Berwakaf tidak hanya menjadi ladang investasi tetapi juga ladang ibadah, karena hasilnya digunakan untuk kepentingan umat.

  4. Terjangkau untuk Semua Kalangan

    Berinvestasi melalui wakaf, khususnya tunai, sangat terjangkau. Investasi wakaf memungkinkan masyarakat untuk ikut berkontribusi mulai dari nominal 1 juta Rupiah. Ini membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin berpartisipasi dalam investasi yang produktif dan aman sekaligus mendukung pemberdayaan ekonomi berbasis syariah.

Itu dia penjelasan mengenai portofolio investasi syariah beserta rekomendasi instrumennya. Mulai saat ini, kita tidak perlu bingung dan ragu lagi untuk berinvestasi secara syariah melalui instrumen wakaf.

Anda juga dapat mengembangkan sekaligus mengamankan portofolio investasi, menggunakan wakaf syariah. Yuk, jadikan portofolio investasi syariah Anda bermanfaat bagi diri, keluarga, umat, hingga perekonomian negara!

 

Wakaf Setara Secangkir Kopi
Pengertian Investasi Syariah

Pengertian Investasi Syariah: Jenis, Perbedaan, dan Cara Memulainya

Investasi syariah semakin populer di Indonesia seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya berinvestasi secara halal dan sesuai dengan prinsip-prinsip agama. Berbeda dengan investasi konvensional, investasi syariah mengharuskan setiap instrumen yang…
Wakaf dapat menjadi instrumen investasi syariah

Wakaf sebagai Bagian Portofolio Investasi

Salah satu cara untuk mengurangi risiko kerugian dalam berinvestasi adalah dengan melakukan diversifikasi portofolio. Artinya, seorang investor dianjurkan untuk menempatkan dana investasinya ke dalam beberapa instrumen dengan karakteristik yang berbeda.…
7 Prinsip Pengelolaan Wakaf

7 Prinsip Pengelolaan Wakaf

Wakaf merupakan salah satu instrumen penting dalam Islam yang memiliki peran besar dalam meningkatkan kesejahteraan umat. Agar manfaatnya terus dirasakan, diperlukan pengelolaan yang tepat dan sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan wakaf.…