“Jika seorang muslim ditanya dalam kubur, lalu ia bersaksi bahwa tak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah. Maka itu adalah bukti dari firman Allah Azza Wa Jalla: ‘Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman, dengan ucapan yang teguh…'” -Qs. Ibrahim: 27- (HR. Abu Daud, no. 4125)
Sahabat, memang tak banyak orang yang meyakini adanya kehidupan setelah kematian. Kebanyakan mereka meragukan adanya siksa kubur, adanya hari perhitungan segala amalan, serta adanya pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab sebagai bentuk pertanggungjawaban selama hidup di dunia.
Ada yang berpikir bahwa kematian adalah akhir segalanya. Ada pula yang menganggap semua dosa telah tertebus, sehingga seluruh manusia akan masuk surga tanpa mendapat pertanyaan apapun tentang apa yang telah dilakukan selama hidup.
Padahal jika menggunakan logika sehat, seseorang yang ingin mendapat visa ke luar negeri saja harus melewati serangkaian persyaratan, termasuklah tes wawancara yang terdiri atas berbagai pertanyaan untuk dijawab. Apalah lagi seseorang yang ingin mendapat visa ke surga!
Apakah surga tidak se-istimewa negara Amerika, Jepang, Korea, atau Eropa, sehingga memasuki Amerika atau negara-negara tersebut jauh lebih sulit dan ketat penjagaannya dibandingkan memasuki surga? Astaghfirullah.
Bukankah sungguh aneh jika untuk mendapat ACC visa ke surga, tak ada ‘wawancara’ berisikan pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab terlebih dahulu?
‘Wawancara’ ini tentu saja bukan dilakukan oleh manusia, melainkan oleh makhluk mulia yang tak pernah mendustakan Allah, yakni para malaikat. Serta tidak dilakukan di dunia, melainkan di jembatan antara dunia dan akhirat, yakni di alam kubur.
Mengenai ‘wawancara’ di alam kubur ini, Ustman bin Affan menyatakan, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Alam kubur adalah awal perjalanan akhirat, barang siapa yang berhasil di alam kubur, maka setelahnya lebih mudah. Barang siapa yang tidak berhasil, maka setelahnya lebih berat’” (HR. Tirmidzi, no. 2308)
Artinya, jawaban kita atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan di alam kubur nantinya amat menentukan apakah kita akan memperoleh visa ke surga atau tidak, apakah kita mendapatkan posisi yang baik di akhirat kelak atau sebaliknya.
Adapun ‘wawancara’ yang dilakukan di alam kubur ini tidak sembarangan orang bisa melewatinya dengan baik, karena keimanan kitalah yang menjawabnya. Sehingga segala upaya untuk menghafal jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sia-sia jika tanpa membuktikan keimanan selama hidup di dunia.
Beberapa pertanyaan di alam kubur tersebut antara lain sebagaimana yang disabdakan Rasulullah berikut ini:
“Lantas datanglah dua orang malaikat yang memerintahkannya untuk duduk. Mereka berdua bertanya, ‘Siapakah rabbmu?’, ‘Rabbku adalah Allah’ jawabnya.
Mereka berdua kembali bertanya, ‘Apakah agamamu?’, ‘Agamaku Islam’ sahutnya.
Mereka berdua bertanya lagi, ‘Siapakah orang yang telah diutus untuk kalian?’ “Beliau adalah Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam” jawabnya.
‘Dari mana engkau tahu?’ tanya mereka berdua. ‘Aku membaca Al-Qur’an lalu aku mengimaninya dan mempercayainya’.
Tiba-tiba terdengarlah suara dari langit yang menyeru, ‘(Jawaban) hamba-Ku benar! Maka hamparkanlah surga baginya, berilah dia pakaian darinya lalu bukakanlah pintu ke arahnya’.
Maka menghembuslah angin segar dan harumnya surga (memasuki kuburannya) lalu kuburannya diluaskan sepanjang mata memandang. (HR. Ahmad)
Maasya Allah. Sungguh melegakan apabila ‘wawancara’ tahap awal ini berhasil kita lewati dengan baik. Seolah telah berada dalam surga yang penuh kenikmatan.
Akan tetapi jangan buru-buru berpuas diri, karena setelah datangnya keguncangan kiamat dan tibanya hari berbangkit, setiap kita akan kembali dihadapkan oleh pertanyaan-pertanyaan untuk mempertanggungjawabkan segala yang diperbuat selama hidup di dunia.
“Takkan bergeser kedua telapak kaki seseorang pada hari kiamat sebelum dia ditanya tentang empat perkara: Tentang umurnya, untuk apa dia habiskan; tentang tubuhnya, untuk apa dia letihkan; tentang ilmunya, amal apa yang dia lakukan dengannya; dan tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan untuk apa dia belanjakan.” (HR. Muslim)
Sahabat, yakinlah bahwa ‘wawancara’ untuk memperoleh ACC Visa ke Surga akan berhasil kita lewati dengan baik selama keimanan pada Allah ada dan tumbuh dalam hati kita. Mudah-mudahan nantinya kita dan keluarga sama-sama berhasil memperoleh visa ke surga. Wallaahualam. (SH)