“Ada dua nikmat, di mana banyak manusia tertipu di dalamnya, yakni kesehatan dan waktu luang.” (HR Bukhari)
Sahabat, semua orang tahu bahwa waktu adalah kehidupan, nilai waktu bahkan lebih besar dibandingkan uang, akan tetapi begitu banyak orang yang membuang-buang waktunya tanpa merasa sayang.
Padahal jika menengok apa yang dilakukan para ulama di zaman dahulu, kita akan merasa malu, betapa mereka menjaga setiap detiknya agar memperoleh berkah.
Diriwayatkan bahwa Khatib Al Baghdadi salah seorang ulama hadist yang sangat terkenal, jika ia berjalan pastilah di tangannya ada sebuah buku yang dibaca, karena tak ingin waktu terbuang hanya untuk berjalan kaki saja.
Abu Farj Al Isfirayini suatu saat keluar dari rumahnya untuk suatu keperluan, kemudian tidak berapa lama datang lagi sambil berkata: ”Saya telah membaca satu juz al Qur’an selama saya di jalan.” Maasya Allah!
Muammil bin Hasan pada suatu hari melihat pena Sulaim Ar Razi rusak dan tumpul, ketika ia memperbaiki penanya tersebut terlihat ia menggerak-gerakkan mulutnya, setelah diselidiki ternyata di membaca Al Qur’an di sela-sela memperbaiki penanya, dengan tujuan agar waktunya tidak terbuang begitu saja dengan sia-sia.
Abu Al Wafa’ Ibnu Uqail, salah satu tokoh dalam Madzhab Hambali mampu menyingkat waktu makan dengan memilih makanan yang praktis, beliau bisa memanfaatkan perbedaan waktu untuk memakan roti kering dengan roti yang diberi air, untuk membaca 50 ayat Al Qur’an.
Begitulah cara ulama menjaga keberkahan waktunya, mereka berusaha mengefektifkan waktu agar tak terbuang percuma untuk mengerjakan satu pekerjaan saja.
Sahabat, sebagai seorang muslim tentunya kita berharap bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya agar beroleh keberkahan. Tidak hanya melakukan pekerjaan-pekerjaan duniawi, tapi juga menggunakan waktu yang ada untuk tabungan kebaikan di akhirat kelak.
Berikut ini beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai cara meraih keberkahan waktu:
1. Menggunakan waktu untuk saling memberi nasehat pada sesama saudara seiman
“Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati dalam kesabaran.” (QS. Al-`Ashr: 1-3)
Bukankah saat ini teknologi komunikasi sudah sangat canggih? Pergunakanlah sosial media, blog, ataupun aplikasi pesan yang kita miliki untuk saling memberi dan menerima nasehat, sehingga waktu dan biaya yang kita habiskan sekian jam seharinya di dunia maya bisa beroleh keberkahan.
2. Selalu mengambil pelajaran dari apapun yang terjadi, serta bersyukur
“Dialah (Allah) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.” (QS. Al Furqan: 62)
Setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita tentu saja mengandung hikmah, bahkan kejadian terburuk sekalipun, akan tetapi ada saja orang yang enggan mengambil pelajaran sehingga segala yang ia alami tak membekas kebaikan.
Padahal bagi orang-orang yang mau mengambil hikmahnya, tidak ada satu peristiwa pun yang sia-sia, segalanya patut disyukuri. Pelajaran hidup dan kesyukuran inilah yang dapat membawa keberkahan atas waktu yang telah berlalu.
3. Berdzikir pada Allah serta menuntut ilmu
“Dunia adalah terlaknat dan terlaknat sesuatu yang ada di dalamnya, kecuali berdzikir kepada Allah dan yang mengikutinya, serta orang yang alim dan orang yang mau belajar.” (HR. At-Tirmidzi)
Jika tak ingin ikut terkena laknat dunia, maka manfaatkanlah waktu untuk berdzikir mengingat Allah, juga menuntut ilmu dan mengajarkannya pada orang lain.
4. Memperhatikan apa yang dilakukan di pagi hari
Sesungguhnya Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam telah mengisyaratkan bahwa keberkahan bagi umatnya ada di waktu pagi hari.
“Ya Allah berikanlah berkah kepada umatku di pagi harinya.” (HR. Abu Dawud no. 2606, Tirmidzi no. 1212, Ibnu Majah no. 2236, shahih At-Targhiib wa Tarhiib no, 1693).
Maka penting sekali kita melakukan kebaikan sejak pagi tiba. Terutama memulai hari dengan bersedekah bagi seluruh persendian.
“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at.” (HR. Muslim no. 720).
Sahabat, selamat mengisi waktu dengan berbagai aktivitas yang membawa keberkahan. Mudah-mudahan Allah selalu memberi rahmat untuk kehidupan kita.(SH)