Sudah jadi tabiat manusia senantiasa mengkhawatirkan masa depannya. Takut sakit, takut kecelakaan, takut tidak mampu menyekolahkan anak, takut banjir, takut kebakaran, takut kendaraan dicuri, dan ketakutan lainnya yang membuat produk asuransi sangat laku dewasa ini.
Masalahnya, banyak yang tidak sadar bahwa ada cara lebih efektif dalam menangkal segala bala tersebut.
Mengapa mau keluar uang sekian banyak setiap bulannya untuk membayar premi asuransi? Padahal Islam telah mengajarkan umatnya untuk mengikuti asuransi langit yang jauh lebih dahsyat, tapi anehnya banyak yang enggan melakukannya, bahkan ada yang merasa rugi.
Sahabat, sesungguhnya asuransi langit yang dimaksud adalah sedekah! Bukankah sedekah memiliki manfaat dahsyat dalam menolak bala?
Akan tetapi ada beda yang amat kentara antara sedekah (baca: asuransi langit) dengan asuransi biasa. Asuransi normal biasanya baru mengcover setelah terjadi keadaan darurat.
Begitu seseorang sakit keras, barulah biaya perawatannya dicover oleh asuransi, setelah motor kecurian atau kecelakaan pun demikian, itupun harus melewati proses menjelimet yang berliku-liku untuk mengklaim asuransinya.
Sedangkan asuransi langit, cara kerjanya sungguh luar biasa, sangat berbeda dan bisa dibilang terbalik 180 derajat dibandingkan asuransi biasa.
Asuransi langit (sedekah) mencegah kecelakaan sebelum kecelakaannya terjadi, juga menyembuhkan sebelum penyakitnya menghampiri, bahkan yang paling luar biasa… Asuransi langit bisa menunda kematian!
Bagaimana mungkin ada yang tidak tertarik mengikuti program asuransi langit (sedekah) ini setelah mengetahui berbagai manfaat jangka panjangnya.
Simaklah kisah keajaiban asuransi langit (sedekah) berikut ini, premi asuransinya hanya sepotong roti, namun itulah separuh harta yang dimiliki oleh si tertanggung, dan dengan premi tersebutlah ia terhindar dari kematian yang buruk:
Suatu ketika, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sedang berkumpul bersama para sahabatnya, kemudian lewatlah seorang Yahudi di hadapan mereka. Lalu Rasulullah berkata, “Orang Yahudi ini sebentar lagi akan meninggal.”
Tidak berselang lama, orang Yahudi tadi kembali lewat dengan memikul seikat kayu bakar. Ternyata dia tidak meninggal seperti yang disampaikan Rasulullah sebelumnya. Maka para sahabatpun bertanya-tanya.
Rasulullah kemudian memanggil orang Yahudi tersebut dan memintanya menurunkan serta membuka ikatan kayu bakarnya. Setelah ikatan dibuka, tiba-tiba keluarlah seekor ular yang berbisa.
Rasulullah berkata kepada orang Yahudi tersebut, “Seharusnya kamu meninggal dipatuk ular ini. Hal apa yang telah kamu lakukan?”
Orang Yahudi tersebut menjawab, “Aku tidak punya pekerjaan kecuali mencari kayu bakar seperti yang aku bawa ini, dan aku membawa dua potong roti, lalu aku makan yang satu potong dan satu potong yang lain aku sedekahkan pada orang miskin.
Maka Rasulullah saw bersabda: “Dengan sedekah itu Allah menyelamatkan dia.” Selanjutnya beliau bersabda: “Sedekah dapat menyelamatkan manusia dari kematian yang buruk.” (Al-Wasail 6: 267, hadis ke 4)
Maasya Allah, betapa dahsyatnya manfaat sedekah untuk pelakunya.
Sahabat, ketahuilah bahwa sedekah yang merupakan asuransi langit bisa menolak 70 macam bala dan bencana! Demikianlah yang Rasulullah shalallaahu ‘alahi wassalam sampaikan dalam haditsnya:
“Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah! Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah! Obatilah penyakitmu dengan sedekah! Sedekah itu sesuatu yang ajaib. Sedekah menolak 70 macam bala dan bencana, dan yang paling ringan adalah penyakit kusta dan sopak.” (HR. Baihaqi & Thabrani)
Imam Ibnul-Qayyim berkata: “Sesungguhnya sedekah bisa memberikan pengaruh yang menakjubkan untuk menolak berbagai bencana sekalipun pelakunya orang yang fajir (pendosa), zhalim atau bahkan orang kafir, karena Allah Subhanahu Wata’ala akan menghilangkan berbagai macam bencana dengan perantaraan sedekah tersebut. Hal ini sudah menjadi rahasia umum bagi umat manusia. Sebagian besar umat manusia sepakat tentang hal ini karena mereka telah mencobanya.”
Lalu, sudahkah kita mengikuti asuransi langit (sedekah) ini? Berapa persen besaran premi yang kita bayarkan tiap bulannya dibandingkan dengan penghasilan yang kita dapatkan? Apakah masih kalah dengan sang Yahudi tua yang bersedekah separuh harta padahal ia hanya memiliki 2 potong roti saja?
Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari berbagai bala dan bencana, selama kita masih bersedia menafkahkan sebagian harta untuk orang lain yang membutuhkan. (SH)