Skip to content

Manfaat Wakaf Sehat Untuk Semua, Kebahagiaan Kusmini Mendapat Layananan Persalinan Gratis Buah Hatinya

Kusmini bersama anaknya, penerima manfaat wakaf sehat RS AKA Sribawono Lampung
Kusmini mencium anaknya di depan RS AKA Sribawono, Lampung

Derajat Ibu dalam Islam

Menjadi seorang ibu adalah hal yang sangat mulia, tapi bukanlah hal yang mudah. Butuh kesiapan dan keteguhan untuk menjadi sosok ibu. Kasih sayangnya yang tak terbatas menjadikannya bak malaikat tak bersayap yang diutus Allah ke bumi untuk merawat kehidupan. Mulai dari mengandung, melahirkan, menyusui, merawat, dan membesarkan.

Bahkan, dalam Islam derajat seorang ibu sangat tinggi dan terhormat. Sebagaimana hadits dari Abu Hurairah, ia berkata, ada seorang laki-laki datang dan bertanya kepada Rasulullah SAW, “siapakah orang yang paling berhak saya layani dan temani?”.

Rasul pun menjawab, “Ibumu”.
Orang itu bertanya lagi, “Lalu siapa?”.
“Ibumu”, jawab Nabi.

(Bertanya lagi) “Lalu siapa?”.
“Ibumu”.
“Setelah itu siapa?”.
“Kemudian ayahmu”, jawab Rasulullah SAW,”.

Hadits di atas menunjukkan bahwa derajat seorang ibu tiga tingkat di atas ayah. Sudah sewajarnya penghormatan padanya harus istimewa. Penghargaan Nabi SAW atas ibu adalah sebuah kemajuan peradaban yang luar biasa. Dari mana kita lahir jika bukan dari rahimnya?

Kusmini menggendong anaknya di lorong RS AKA Sribawono, Lampung
Kusmini menggendong anaknya di lorong RS AKA Sribawono, Lampung

Berkat Wakaf, Kusmini Dibebaskan Dari Biaya Persalinan

Kisah perjuangan seorang ibu yang memilukan namun penuh perjuangan datang dari salah seorang penerima manfaat layanan kesehatan rumah sakit wakaf Dompet Dhuafa, yaitu RS AKA Sribawono, Lampung. RS AKA Sribawono merupakan rumah sakit berbasis wakaf yang hadir untuk melayani pasien dhuafa dengan pelayanan yang sama dengan pasien umum. Kesetaraan adalah nilai yang diusung dalam budaya kerja RS AKA Sribawono sebagai rumah sakit berbasis wakaf yang didedikasikan untuk umat.

Pada Rabu (12/7/2023) sesaat sebelum matahari tepat di atas kepala, tim Dompet Dhuafa tiba di RS AKA Sribawono dan bertemu dengan Kusmini, salah satu penerima manfaat layanan kesehatan berupa persalinan di RS AKA Sribawono. Ibu berusia 37 tahun itu merupakan warga Lampung yang sangat bersyukur dengan kehadiran RS berbasis wakaf tersebut. Baginya, RS AKA Sribawono adalah wujud layanan kesehatan yang ramah dan telah menyelamatkan dirinya serta janin dalam kandungannya.

Kusmini datang dengan hati riang bersama kedua anaknya. Ibu empat anak itu mulai berkisah tentang pengalamannya mulai dari masa kehamilan hingga melahirkan anaknya yang keempat, Arrayan Dylan Al-Farisi pada (29/12/2022) dengan berat 3,4 kg dan tinggi 50 cm di RS AKA Sribawono. “Di sini (RS AKA Sribawono) anak saya lahir dengan layanan kesehatan yang baik tanpa dipungut biaya sepeser pun,” ungkapnya sembari mengingat-ingat kembali.

Mata Kusmini sembap saat menceritakan kembali masa kehamilan hingga melahirkan anak keempatnya
Mata Kusmini sembap saat menceritakan kembali masa kehamilan hingga melahirkan anak keempatnya

Ujian Demi Ujian Menghampiri Kusmini Saat Hamil

Pada masa kehamilannya, keadaan ekonomi Kusmini sangat memprihatinkan. Suaminya juga belum mendapatkan kerja. Keadaan itu memaksa Kusmini yang sedang mengandung untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, termasuk janin dalam rahimnya. “Mau tidak mau saya harus cari uang dengan menjual lontong, pecel, soto, gorengan, dan juga es di rumah,” katanya.

Keadaan hamil membuat Kusmini harus menjaga kondisi tubuhnya demi kesehatan sang buah hati. Namun, dia hanya mengonsumsi susu khusus untuk ibu hamil hanya pada usia satu bulan kehamilan. “Jika saya beli susu seterusnya, anak saya yang lain mau makan apa?” paparnya lirih sambil mengusap matanya yang kuyu.

Walau di tengah keterbatasan, Kusmini tetap mengupayakan dan memastikan bahwa janin dalam kandungannya tumbuh sehat dengan memeriksa kandungannya ke bidan setiap bulan. “Itu tidak mudah. Saya harus menyisihkan sekitar lima ribu rupiah tiap hari untuk periksa kandungan,” jelas Kusmini.

Hari berganti hari, minggu beralih minggu, usia kehamilan Kusmini memasuki bulan ketujuh. Bidan yang memantau kesehatan janinnya menyarankan untuk segera melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk mengetahui keadaan kandungan janinnya. Kusmini terdiam, dia menghela napas panjang.

“Saya, saya mau-mau saja. Tapi terus terang tidak ada biaya,” lanjutnya dengan terbata.

Ujian yang menerpa Kusmini tidak berhenti di situ. Ketika waktu melahirkan tiba, tabungan Kusmini dari hasil berjualan hanya sanggup untuk menyambung hidup. Dia pasrah total, dalam genggamannya hanya ada 75 ribu rupiah saja. Kusmini mulai merasakan sakit akibat kontraksi dan tidak tahu harus berbuat apa lagi.

Kusmini berjalan di lorong bagian dalam RS AKA Sribawono
Kusmini berjalan di lorong bagian dalam RS AKA Sribawono

Cemas Akan Biaya Persalinan

Kerabatnya memberi kabar untuk ke RS AKA Sribawono, bukannya senang, Kusmini justru semakin terlihat lemas dan cemas.

“Berapa biaya yang harus ditanggung usai persalinan nanti?,” gumamnya dalam hati.

Sesampainya di RS AKA Sribawono, Kusmini semakin panik, dia dilayani layaknya pasien pada umumnya. Bayangan buruknya tentang biaya yang harus dikeluarkan semakin nyata. Dia lagi-lagi hanya bisa pasrah dan mengutamakan keselamatan janinnya. Bayangan buruk tentang biaya persalinan, pelan-pelan dia tak acuhkan meski sulit.

Alhamdulillah persalinan Kusmini berjalan lancar, bayinya menangis pertanda sehat dan normal. Sumringah singgah di bibir Kusmini mendapat kabar dari perawat bahwa anaknya lahir dengan selamat, utuh, dan sehat. Namun kebahagiaan kado terindah atas lahirnya buah hatinya hanya berlangsung singkat. Tetiba dia teringat biaya yang harus ditanggung usai pemulihan. Bahkan dia ingin segera pulih agar biaya rawat tidak semakin membengkak.

Baca Juga: 5 Rumah Sakit dengan Sistem Wakaf di Dunia 

Manfaat Program Wakaf Sehat Untuk Semua, Bahagiakan Kusmini Sekeluarga

Kusmini pulih, bayinya juga sehat. Dia diperbolehkan pulang namun ada beberapa urusan administrasi yang harus diselesaikan. Mungkin termasuk soal biaya. Bak tersambar petir di siang bolong, Kusmini dipersilakan pulang begitu saja tanpa harus bayar sepeser pun. Ia melongo tidak percaya,

“Saya kan belum bayar. Ini siapa yang bayarin?” ungkapnya sambil mengingat-ingat kejadian tempo lalu.

Sebelumnya tim RS AKA Sribawono dan Dompet Dhuafa telah menyelidiki tentang keadaan ekonomi Kusmini. Setelah melalui beberapa tahap assessment, Kusmini dinilai layak mendapat bantuan berupa layanan persalinan gratis. Melalui program Wakaf Sehat Untuk Semua, Dompet Dhuafa hadir untuk melayani para pasien dhuafa melalui tujuh rumah sakit berbasis wakaf yang tersebar di Indonesia, salah satunya RS AKA Sribawono.

Mengetahui hal itu, Kusmini bersyukur kepada Allah. Tak disangka-sangka dia mendapat bantuan para donatur Dompet Dhuafa melalui program Wakaf Sehat Untuk Semua yang menanggung semua biaya persalinannya.

Baca juga : Daftar Projek Wakaf Dompet Dhuafa, Memberi Kebermanfaatan untuk Umat

Selain itu, menurut Kusmini, pelayanan RS AKA Sribawono sangat baik, semua tenaga kesehatan begitu sopan dan ramah. “Dari suster, perawat dan dokternya subhanallah semua baik. Tidak pandang sebelah mata terhadap keadaan kami,” katanya.

Dia bahkan bercerita tidak tahu dengan apa harus membalas kebaikan para donatur melalui Dompet Dhuafa.

“Saya hanya dapat berterima kasih dan berdoa semoga para donatur diberi kelancaran rezeki. Begitu juga RS AKA Sribawono dan Dompet Dhuafa semakin jaya dan ada untuk orang-orang seperti kami,” haturnya penuh ketulusan. (Hafiz)

pahala wakaf mengalir abadi. tabungwakaf dompet dhuafa