“Karena itu Allah memberi mereka pahala duniawi dan juga sebaik-baik pahala akhirat, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Q.S. Ali Imran:149)
Sahabat, berbuat baik pada orang baik adalah hal yang semestinya, akan tetapi mengapa Islam mengajarkan kita juga untuk berbuat baik pada yang tidak baik? Bahkan kita dianjurkan memberi kebaikan/sedekah pada kerabat yang memiliki permusuhan, ini dinyatakan sebagai sedekah yang paling utama.
“Sedekah yang paling utama adalah sedekah kepada kerabat yang memendam permusuhan.” (HR. Ahmad dan Thabrani)
Apa hikmah di balik berbuat baik pada orang-orang yang justru berbuat buruk pada kita? Berikut beberapa di antaranya:
1. Membalik permusuhan menjadi persahabatan
Cara efektif membuat orang jahat menjadi baik adalah dengan tetap mencontohkan sikap baik pada mereka. Rasulullah telah menjadi pemberi teladan yang sangat luar biasa untuk hal ini. Beliau seringkali membalas kejahatan dengan kelemahlembutan.
Dampaknya? Meski tidak serta-merta berubah menjadi baik, dalam proses yang panjang dan memakan waktu, beliau berhasil mengubah lawan menjadi kawan, kafir menjadi mukmin. Maasya Allah! Bukankah hal ini amat berharga dan layak untuk dilakukan?
“Dan tidaklah sama kebaikan dan keburukan.Tolaklah keburukan itu dengan cara yang sebaik-baiknya, maka tiba-tiba ia, yang di antara engkau dan dirinya ada permusuhan, akan menjadi seperti seorang sahabat yang setia.” (QS. Fushilat: 34)
2. Memperoleh cinta Allah
Mengaku cinta Allah dan ingin dicintai Allah? Maka janganlah bersempit hati dengan perangai buruk orang kafir dan munafik.
“Mereka menukar perkataan-perkataan dari tempat-tempatnya, dan melupakan sebagian dari apa yang telah dinasihatkan kepada mereka. Dan senantiasa engkau akan menemukan pengkhianatan dari mereka. Kecuali sedikit dari mereka. Maka maafkanlah mereka dan biarkanlah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Q.S. Al-Maidah:14)
3. Belajar bersabar
Membalas keburukan dengan kebaikan merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan kesabaran, memang kita punya hak untuk membalas kejahatan dengan setimpal, namun Allah menyatakan bahwa menahan diri dengan bersabar adalah jauh lebih baik.
“Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang orang yang bersabar.” (Q.S al Hajj: 60)
“Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menyia-nyiakan ganjaran orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Hud : 116)
4. Meniru kebaikan Allah
Tidakkah kita melihat bagaimana Allah berbuat baik pada hambaNya? Ia tak pernah berpilih kasih karena Ialah Sang Maha Pengasih, Ia berbuat baik pada orang munafik dan kafir sekalipun, memenuhi mereka dengan kebutuhan hidup di dunia.
Bahkan pada diri kita sendiri yang sering lalai menjalankan perintahNya, bukankah Allah senantiasa menyantuni diri kita dengan kebaikanNya?
Sahabat, sesungguhnya Allah meminta kita untuk berbuat baik pada manusia sebagaimana Ia berbuat baik pada diri kita:
“Berbuat baiklah (kepada manusia) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.” (Q.S Al Qashash: 77)
5. Kewajiban menolong saudara yang zalim
Berbuat baik pada mereka yang tak baik sekalipun bisa jadi kewajiban kita sebagai muslim, bukankah Rasulullah telah menyuruh kita untuk menolong orang yang zalim?
“Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim dan yang dizalimi. Kemudian ada seseorang bertanya tentang bagaimana cara menolong orang yang berbuat zalim? Beliau menjawab, “Kamu cegah dia dari berbuat zalim, maka sesungguhnya engkau telah menolongnya.” (HR. Bukhari)
Lalu, sudahkah kita bisa mempraktekkan hal ini?
Sahabat, semoga Allah menyempurnakan kebaikan pada diri kita hingga kita tak lagi pilih-pilih dalam berbuat baik. Sungguh, Ia takkan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik. (SH)