Skip to content

Cara Mencapai Ridho pada Ketentuan Allah

ridho pada ketentuan allah“Akan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha kepada Allah sebagai Rabbnya dan Islam sebagai agamanya serta (nabi) Muhammad sebagai rasulnya.” (HR. Muslim)

Sahabat, ridho merupakan perkataan ringan namun berat dijalankan, karena nyatanya, meskipun kita tahu harus ridho pada segala ketentuan Allah, tidak semua hal yang Ia berikan pada kita bisa kita ridhoi.

Misalnya, kita tidak ridho pada ketentuan Allah mengenai rezeki yang kita peroleh. Mengapa amat sulit mendapat rezeki yang halal, sedangkan sumber rezeki yang haram selalu menggoda.

Atau, kita tidak ridho pada ketentuan Allah mengenai keluarga, mengapa kita terlahir dari orangtua yang broken, lingkungan keluarga yang buruk dan jauh dari nilai Islam.

Atau, masih banyak hal lainnya yang merupakan ketentuan Allah namun belum bisa kita ridhoi? Mari kita simak kisah singkat berikut ini:

Ja’far bin Sulaiman Ash-Shun’i bercerita: Suatu hari, ketika Sufyan Ats-Tsuri berada di tempat Robi’ah Al-Adawiyyah, ia berseru, “Ya Allah ridhoi kami.”

Robi’ah menukas, “Tidakkah kau malu kepada Allah meminta ridho-Nya, sementara kau sendiri tidak ridho terhadap-Nya?!”  

Sufyan serta-merta berkata, “Astagfirullah, aku memohon ampun kepada Allah.”

Aku lalu bertanya kepada Robi’ah, “Kapan seorang hamba menjadi orang yang ridho terhadap Allah?”

Ia menjawab, “Jika kebahagiaannya menyambut musibah sama seperti kebahagiannya menyambut nikmat.”

Sahabat, rupanya salah satu ciri ridho pada Allah adalah menerima segala ketentuanNya termasuk musibah sekalipun dengan hati lapang. Jika kita diberi wajah kurang rupawan, rezeki yang pas-pasan, kesehatan bermasalah, namun kita tetap lapang pada ketentuan Allah tersebut, hal itulah yang disebut ridho padaNya.

Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ’Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridho terhadap mereka dan meraka pun ridho kepadanya.” (QS. Al-Bayyinah: 8)

Lalu, bagaimana cara mencapai derajat ridho pada ketentuan Allah tersebut? Bukankah tidak mudah menerima hal buruk yang Allah beri dalam hidup kita? Berikut ini beberapa poin yang mudah-mudahan bisa membantu:

1. Menyadari bahwa Allah yang paling berhak atas diri kita

Sahabat, seorang pencipta memiliki hak 100% terhadap apa yang ia ciptakan. Sebagaimana seniman yang ketika membuat karya tak ingin diusik apalagi dikritik, apalagi Allah yang berhak 100% melakukan apapun yang dikehendakiNya atas ciptaanNya.

Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Al-Hajj:18)

Maka, sebagai makhluk yang Ia ciptakan, kita disodorkan pilihan untuk ridho pada kehendakNya atau malah protes. Ketahuilah bahwa Allah tak memaksa makhlukNya untuk ridho, meski Ia berhak memaksa kita meridhoiNya, namun Ia justru meminta kepasrahan kita.

Jika kita ridho pada ketentuanNya, maka sesungguhnya kita telah melakukan pilihan cerdas. Akan tetapi jika kita tidak ridho, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dan Tidak Membutuhkan makhlukNya.

Jadi sebenarnya, orang yang tidak ridho atau belum ridho pada ketentuan Allah tengah berlaku zhalim pada dirinya sendiri. Bagaimana mungkin ia bisa menemukan kebahagiaan sejati dalam hidupnya jika tak meridhoi apa yang Allah lakukan terhadap dirinya?

2. Meyakini bahwa musibah dan ujian bisa jadi bentuk cinta Allah

Cara selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan meyakini sebenar-benarnya bahwa musibah dan ujian bisa jadi salah satu bentuk cinta Allah pada seorang hamba, maka tak perlu merutuki takdir yang terlihat tak menyenangkan, bisa jadi ada balasan besar di baliknya!

Sesungguhnya besarnya balasan tergantung besarnya ujian, dan sesungguhnya Allah Ta’ala apabila mencintai suatu kaum maka Allah akan menguji mereka (dengan suatu musibah), maka barangsiapa yang ridha maka baginya keridhaan (dari Allah) dan barangsiapa yang marah maka baginya kemarahan (Allah).” (HR. At-Tirmidzi no.2396 dari Anas bin Malik, lihat Silsilah Ash-Shahihah no.146)

3. Percaya bahwa Allah selalu memberi yang terbaik untuk diri kita

Banyak orang tidak ridho pada ketentuan Allah karena mereka tak yakin bahwa apa yang dikehendaki Allah untuk terjadi adalah yang terbaik. Padahal segala pengetahuan dan ilmu ada di sisiNya, mengapa kita tak mempercayaiNya?

Sama saja seperti seorang anak yang mencurigai orangtua yang amat mencintainya. Sang anak begitu benci dan protes… mengapa ia diberikan makanan sayur-sayuran yang tak disukainya, dan tidak diizinkan untuk bermain hujan-hujanan di tengah gemuruh petir yang menyambar? Tentu karena sang anak tak mengetahui bahwa apa yang orangtua lakukan untuknya adalah demi kebaikannya.

Sahabat, jika kita meyakini bahwa kehendak Allah adalah yang terbaik, otomatis kita akan pasrah dan ridho pada apapun yang Ia pilihkan untuk kita. Maka menjadilah kita orang-orang beruntung yang ridho pada ketentuan Allah.

Semoga kita termasuk golongan orang cerdas yang memilih secara sadar untuk meridhoi segala ketetapan Allah dalam hidup kita. Aamiin. (SH)

pahala wakaf mengalir abadi. tabungwakaf dompet dhuafa