Skip to content

Sudahkah Diri Kita menjadi Rahmat Semesta Alam?

rahmat semesta alamTidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat daripada akhlak yang mulia” (HR. Tirmidzi, shahih)

Sahabat, ketika disebutkan seorang muslim sebagai ‘rahmat semesta alam’ banyak yang membelokkan maknanya menjadi serba bertoleransi dalam segala hal pada orang lain. Orang tidak shalat, yaa biarkan saja karena itu urusannya dengan Allah. Tidak mau berzakat dan bersedekah yaa jangan dipaksa.

Padahal tidak demikian, dalam Islam tetap ada kewajiban amar ma’ruf nahi munkar yakni menyuruh pada kebaikan dan mencegah dari keburukan. Sehingga makna ‘rahmat semesta alam’ jangan disangkut pautkan dengan toleransi yang kebablasan bahkan cenderung tidak peduli pada sesama, “Amalmu yaa amalmu, dosamu yaa dosamu, saya takkan memaksa!”

Akan tetapi jangan juga kewajiban amar ma’ruf nahi munkar menjadikan kita lupa untuk berakhlak mulia, sehingga kita berlebihan dalam berbuat, yang pada akhirnya menghilangkan sifat ‘rahmatan lil ‘alamin’ itu sendiri.

“Saya menegur kalian karena peduli! Makanya saya hancurkan hape kalian supaya tidak lagi bermaksiat dengan tontonan di youtube!”

Apakah dakwah dengan cara demikian adalah cara terbaik dan terefektif?

Menjadi ‘rahmat semesta alam’ merupakan tantangan bagi setiap muslim yang mengaku dirinya menjadikan Rasulullah sebagai teladan. Bukankah Rasulullah senantiasa berakhlak mulia sekalipun pada orang yang memusuhinya?

Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab: 21)

Bahkan Allah mengutus Rasulullah sebagai penyempurna akhlak manusia agar menjadi teladan ‘rahmat semesta alam’ yang sesungguhnya.

“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al Anbiya: 107)

Sahabat, berikut ini beberapa hal yang perlu kita perhatikan agar diri ini dapat menjadi seorang muslim sejati yang merupakan ‘rahmat semesta alam’:

1. Memastikan orang sekitar selamat dari gangguan lisan dan perbuatan kita

Bukanlah rahmat semesta alam, seseorang yang kehadirannya membuat orang lain tidak aman.

“Dia masuk kerja hari ini? Astaghfirullah… Bakal bikin bad mood seharian nih dengar omongan dan lihat kelakuannya yang super bossy!”

Perhatikanlah apakah kehadiran kita dinantikan atau justru tidak diharapkan dalam sebuah lingkungan?

Seorang muslim yang baik adalah yang membuat kaum muslimin yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya” (HR. Bukhari)

2. Membantu kesulitan sesama manusia, terutama saudara seiman

Diri kita belumlah menjadi rahmat semesta alam jika masih hitung-hitungan dalam membantu sesama.

“Apa yaa untungnya buat saya kalau meminjamkan utang ke dia?”

Padahal setiap ada orang yang meminta pertolongan atau minta dihilangkan kesulitan, justru kesempatan bagi kita untuk memperoleh pertolongan Allah.

Barang siapa yang membantu seorang muslim dan menghilangkan kesulitan yang ada pada dirinya dari kesulitan-kesulitan dunia, maka Allah akan hilangkan baginya kesuliatan dari kesulitan-kesulitan di hari kiamat kelak.” (HR. Muslim)

3. Jaminan surga untuk orang berakhlak mulia

“Jaminkan 6 perkara pada dirimu, akan aku jamin kamu akan masuk surga. Pertama, jujurlah bila kalian berbicara, kedua, penuhilah bila kalian berjanji, ketiga, laksanakan bila kalian diamanati, keempat, pelihara kemaluanmu (baik itu memelihara dari zina atau dari menampakkannya kepada orang), kelima, tundukan pandanganmu, dan yang keenam, tahan tangan kalian dari memukul orang atau menyakiti orang lain.” (HR. Ahmad)

Perhatikanlah bahwa keenam perkara tersebut seluruhnya berhubungan dengan akhlak pada sesama manusia. Artinya, jika kita ingin jaminan surga dan menjadi rahmat semesta alam selama hidup di dunia, maka jaminkab bahwa kita melaksanakan 6 pesan Rasulullah tersebut di atas.

Sahabat, mari kita ikuti doa Rasulullah yang mengajarkan agar senantiasa ditunjukkan pada akhlak mulia dan dijauhkan dari akhlak buruk:

“Ya Allah tunjukan aku kepada sebaik-baik akhlak, karena tidak ada yang dapat menunjukinya selain Engkau, dan palingkan aku dari keburukan akhlak, karena tidak ada yang dapat memalingkannya kecuali Engkau.” (HR. Muslim)

Sesungguhnya hanya dengan akhlak mulia lah kita dapat membuktikan diri sebagai sorang muslim yang menjadi rahmat semesta alam. Wallaahualam. (SH)

pahala wakaf mengalir abadi. tabungwakaf dompet dhuafa