Skip to content

Inilah Penyebab Terbanyak Manusia Terjerumus ke Neraka

tergelincir ke nerakaRasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.” Beliau ditanya pula mengenai perkara yang banyak memasukkan orang dalam neraka, jawab beliau, “Perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi no. 2004 dan Ibnu Majah no. 4246)

Mulut. Ya… Ternyata mulut merupakan penyebab terbanyak manusia tergelincir ke neraka. Banyak orang menunaikan shalat, namun lalai menjaga ucapannya, lisannya menyakiti tetangganya, maka ia tak aman dari neraka yang menyala.

Banyak orang yang mendermakan hartanya, namun menyuapi mulutnya dan keluarganya dengan harta haram yang diperoleh dari cara bathil, maka ia pun tak aman dari dahsyatnya api neraka.

Baca Juga: Cara Membersihkan Harta

Sahabat, berikut ini beberapa checklist yang perlu kita perhatikan dalam menjaga mulut agar tak menjadi ‘musuh dalam selimut’, di mana suatu saat nanti ia berbalik mencelakakan diri kita:

1. Berpikir masak-masak sebelum berkata

Bukankah kita sering kali enteng berkomentar, ringan membuat pernyataan, bahkan sering tak merasa bersalah menghujat orang lain?

Padahal sangat mungkin sebuah perkataan sederhana yang menusuk perasaan orang lain sudah cukup untuk menjerumuskan kita mendapat siksa di alam kubur maupun akhirat kelak.

“Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhirat maka berkatalah yang baik, atau (jika tidak), diamlah.” (HR. Bukhari Muslim)

Hasan Al Bashri: “Sesungguhnya lidah orang mukmin berada di belakang hatinya, apabila ingin berbicara tentang sesuatu maka dia merenungkan dengan hatinya terlebih dahulu, kemudian lidahnya menunaikannya. Sedangkan lidah orang munafik berada di depan hatinya, apabila menginginkan sesuatu maka dia mengutamakan lidahnya daripada memikirkan dulu dengan hatinya.”

2. Memastikan tidak berkata kasar atau kotor

Betapa orang zaman sekarang sangat mudah mengucapkan laknat, atau perkataan kotor terhadap orang lain, misalnya menyebut kotoran atau hewan menjijikan untuk hal yang bersifat canda sekalipun.

Mereka tak sadar bahwa ucapan kotor yang keluar dari lisannya tersebut bisa membantah keimanan yang diakuinya.

Seorang mukmin bukanlah tukang cela dan tukang laknat dan bukanlah orang yang suka berkata keji lagi kotor.” (HR Tirmidzi)

3. Menjauhi perkataan bohong

Maukah aku tunjukkan perihal dosa-dosa besar? Kami menjawab: Ya, tentu mau wahai Rasulullah. Rasulullah menjelaskan: Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua. Oh ya, (ada lagi) yaitu perkataan dusta.” (Riwayat Muttafaq Alaih)

Bahkan sekalipun hanya untuk berkelakar, kita diminta untuk menjauhi dusta dan kebohongan.

Celakalah orang yang berdusta supaya ditertawakan orang lain. Celakalah dia, celakalah dia!” (HR. Tirmidzi)

4. Menghindari ghibah terhadap aib orang lain

Allah tidak akan mengampuni dosa ghibah, kecuali orang yang dighibah itu sendiri yang telah meridhoinya. Merekalah calon-calon yang akan menjumpai takutnya tergelincir ke neraka.

Abu Dzar berkata: Nabi SAW bersabda: Ghibah merupakan suatu dosa yang lebih besar daripada berzina. Kataku: Bagaimana itu, ya Rasulullah? Rasul menjawab: ”Itu karena orang yang berzina, jika dia bertobat kepada Allah, Allah menerima tobatnya. Namun ghibah tidak diampuni oleh Allah, hingga korban daripada ghibah mengampuninya.”

5. Menjauhi perkataan yang bisa mengadu domba orang lain

Mengadu domba antar manusia merupakan bahaya lidah yang amat dahsyat. Peperangan dan pembunuhan bisa terjadi hanya karena satu dua kalimat yang menyebabkan kesalahpahaman. Maka sebaiknya kita menghindari sifat suka mengadu domba.

“Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.” (muttafaq alaihi).

6. Terlalu banyak mempertanyakan aturan syariat dan banyak berselisih karenanya

Apa yang aku larang kalian dari (mengerjakan)-nya maka jauhilah ia, dan apa yang aku perintahkan kalian untuk (melakukan)-nya maka lakukanlah sesuai dengan kemampuan kalian, karena sesungguhnya yang menghancurkan orang-orang sebelum kalian adalah karena banyaknya pertanyaan-pertanyaan mereka (yang mereka ajukan) dan perselisihan mereka dengan para Nabi-Nabi (yang diutus kepada) mereka.” (H.R.Bukhari dan Muslim)

7. Menjauhkan mulut dan perut dari makanan haram

Sesungguhnya makanan haram bisa menyebabkan kemalasan dari beribadah, tidak terkabulnya doa-doa, serta kemurkaan Allah. Oleh sebab itu, perlu menjauhkan diri dan keluarga kita dari makanan haram, entah itu sumbernya yang haram maupun zat makanan itu sendiri.

Baca Juga: Belum Pernah Wakaf Seumur-Umur?

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan lebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.” (QS. An-Nahl : 116)

Sahabat, semoga kita bisa terus menyadari bahaya mulut yang dapat membuat kita tergelincir ke neraka karena pada dosa-dosa besar, serta berhati-hati dalam mengendalikan lisan. (SH)

pahala wakaf mengalir abadi. tabungwakaf dompet dhuafa