Skip to content

6 Kisah Teladan Utsman bin Affan Sebagai Sosok Ideal

6 sifat teladan utsman bin affan

Siapa Utsman bin Affan?

Utsman bin Affan adalah salah satu sahabat nabi yang menjadi khalifah ketiga setelah Umar bin Khattab. Beliau Utsman bin Affan adalah khulafaur rasyidin yang diangkat menjadi khalifah pada usia 70 tahun. Kisah Utsman bin Affan tak lepas dari saat ia menjadi khalifah selama 12 tahun, yakni pada masa pemerintahan tahun 644 hingga 656 M atau 12 Dzulhijjah 35 H. Ia adalah khalifah dengan masa jabatan terlama yang berasal dari Bani Umayyah. Beliau juga mendapatkan gelar dzun nurain atau pemilik dua cahaya karena telah menikahi dua putri Rasulullah SAW.

Kisahnya menginspirasi, bahkan malaikat saja sampai takjub melihat Utsman yang begitu cerdas dan taat dalam menjalankan agama islam. Pengalaman adalah guru terbaik dan hal tersebut bisa Sahabat dapatkan dengan mengambil hikmah dari kisah Usman bin Affan. Berikut beberapa sifatnya yang bisa Anda jadikan teladan saat bergaul dengan masyarakat:

1. Utsman bin Affan Adalah Sosok yang Dermawan

Infografis wakaf sumur utsman bin affan

Kisah abadi Utsman bin Affan mewakafkan sumur adalah bukti sifat kedermawanannya pada harta. Jika dikonversi ke dalam rupiah, nilai kekayaannya mencapai  Rp 2.532.942.750.000. Akan tetapi, ia sama sekali tidak menimbun, melainkan Utsman senang menggunakan hartanya untuk sedekah, zakat, atau wakaf yang manfaatnya berkepanjangan untuk dunia dan akhirat. Di dunia, banyak masyarakat Madinah yang merasa tertolong dan berdaya dengan adanya sumur Raumah.

Baca juga: Dari Sumur ke Hotel, 14 Abad Wakaf Abadi Utsman bin Affan

Pada saat Nabi Muhammad dan masyarakat Madinah kesulitan mencari air, Rasulullah bersabda:

“Wahai sahabatku, siapa saja diantara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka ia akan mendapatkan surgaNya Allah Ta’ala” (HR. Muslim).

Awalnya, Utsman membeli Sumur Raumah dari Yahudi agar Rasulullah dan masyarakat Madinah bisa minum di tengah panceklik. Bermula dari Utsman membeli setengah air, hingga akhirnya membeli sepenuhnya setelah kesepakatan yang lain dengan pemilik sumur. Sampai sekarang, wakaf sumur dari Utsman hadir dengan kokoh selama 14 abad sebagai devisa negara Saudi.

Yuk, tonton dulu video singkat dan menarik ini tentang kisah wakaf sumur Utsman bin Affan. Percaya enggak kalau pelayanan wakaf bintang lima, harga merakyat? 

2. Menjaga Akidah dengan Menghafal Al Quran

dunia akhirat seimbang

Sikap inspiratif dari Utsman bin Affan selanjutnya adalah teguh akidah. Selain pandai berfikir strategis, Utsman juga seorang penghafal Al Quran. Hasratnya dalam mengafal Al Quran membuat Ali berdecak kagum. Di sisi lain, ia mempraktekkan agama dan kehidupan secara berdampingan.

Kisah Utsman bin Affan Disiksa Paman Saat Masuk Islam

Selain menjalani kehidupan sebagai penghafal Al Quran, ia memiliki kisah istimewa saat percaya terhadap Islam. Sahabat perlu tahu kalau Utsman bin Affan termasuk ke dalam golongan Assabiqunal Awwalun atau orang-orang pertama yang memeluk Islam. Setelah mendengar Utsman masuk Islam, pamannya yakni Al-Hakam bin Abil Ash sangat marah hingga mencambuknya berkali-kali agar kembali kepada agama nenek moyangnya.

Utsman tidak gentar. Ia tetap teguh pada akidahnya hingga menjawab,

“Demi Allah aku tidak mengganti keyakinanku, aku tidak akan meninggalkan agama yang diajarkan Rasulullah, apa pun yang terjadi pada diriku.”

Karena keteguhannya, pamannya pun menyadari Utsman tidak mungkin kembali ke agama nenek moyang. Maka dari itu, ia melepaskan Utsman bin Affan dari siksaan.

3. Disegani Rasulullah dan Malaikat

Sikap dan sifat teladan sahabat Rasulullah nabi muhammad

Utsman adalah sosok yang selalu memprioritaskan urusan orang lain, baru kemudian urusan pribadi. Suatu hari, Abu Bakar bertamu ke Rasulullah. Saat itu, Rasulullah menyambutnya dengan salam. Posisi beliau sedang santai di atas tempat tidur, lalu duduk, kemudian bagian gamisnya sedikit terangkat, sehingga menampakkan sebagian betisnya.

Usai Abu Bakar pulang, giliran Umar bin Khattab datang bertamu. Sikap duduk Rasulullah masih sama saat berbincang dengan Abu Bakar. Setelah Umar selesai dengan urusannya, giliran Utsman yang ingin bertemu Rasulullah. Sontak, beliau mengubah posisi duduknya yang tadinya betisnya tersingkap, menjadi tertutup.

Mengutip dari Republika, sesaat setelah Utsman pulang, Aisyah yang memerhatikan gerak gerik Rasulullah bertanya,

“Wahai Rasulullah, kenapa engkau tidak bersiap begitu bagi kedatangan ayahku (Abu Bakar) dan Umar?” 

Rasulullah menjawab bahwa Utsman adalah sosok yang pemalu. Ia memiliki karakter apabila urusan orang lain, termasuk Rasulullah, belum selesai, maka ia akan buru-buru pulang, padahal keperluan Utsman sendiri belum kelar. Sikap pemalunya disegani oleh malaikat,

“Utsman merupakan seseorang yang pemalu. Bila dia masuk, sedangkan aku masih berbaring, pasti dia malu untuk masuk dan akan cepat-cepat pulang, padahal belum dia menyelesaikan keperluannya. Wahai, Aisyah, tidakkah aku patut malu kepada seseorang yang dimalui (disegani) oleh para malaikat?” ujar Rasulullah. 

4. Utsman bin Affan Berjiwa Sosial Tinggi

Utsman bin Affan sumbang 300 unta dan 1000 dinar untuk perang tabuk

Rasulullah mengenal Usman bin Affan sebagai sosok yang berjiwa sosial tinggi. Utsman akan gelisah bila ia mengetahui orang yang kesulitan, namun ia tidak dapat membantu. Seperti saat umat Islam di Madinah dilanda krisis ekonomi, sehingga sulit menghadapi Perang Tabuk karena minim armada.

Utsman adalah sosok yang tidak akan meninggalkan Sahabat sendirian saat kesulitan. Ia pun menyumbang 300 ekor unta dan 1000 dinar dari kantong pribadinya untuk Perang Tabuk. Rasulullah SAW yang menerima bantuan tersenyum seraya mendoakan Utsman agar dosa-dosanya, baik yang dirahasiakan maupun dosa yang ia nyatakan diampuni oleh Allah.

“Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu, wahai Ustman. Dosa yang kamu rahasiakan maupun dosa yang kamu nyatakan” (HR Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf)

5. Solutif, Membukukan Ayat Al Quran Jadi Mushaf

Kisah Utsman bin Affan, sahabat nabi penghafal Al Quran yang dermawan

Utsman bin Affan bersama para penghafal Al Quran seperti Abu Darda dan Zaid bin Tsabit menghimpun lembaran Al Quran menjadi mushaf. Sebelumnya, pengumpulan dan penulisan ulang ayat Al Quran sudah dilakukan sejak masa khalifah Abu Bakar. Hanya saja, saat itu lembarannya masih terpisah satu sama lain.

Ide brilian utnuk menyatukan lembaran ayat muncul pada masa khalifah Utsman. Lalu, ia mengambil lembaran yang disimpan di rumah Hafsah binti Umar untuk dibukukan.

Baca juga: Fantastis, Inilah 7 Sahabat Nabi Penghafal Al Quran!

Utsman bergegas membentuk panitia untuk mengemban tugas besar ini dengan memilih Zaid bin Tsabit sebagai ketua. Dalam prosesnya, lembaran ayat disalin untuk disusun menjadi bentuk mushaf. Setelah selesai, Usman mengembalikan lembaran Al Quran pada Hafsah. Mushaf pertama ia simpan di Madinah, empat buah lainnya dikirim ke Mekkah, Syria, Basrah, dan Kuffah untuk dicetak lebih banyak.

6. Berprinsip Hidup Sederhana

Kisah Utsman bin Affan Pedagang Kain Kaya Raya

Utsman bin Affan adalah saudagar kain kaya raya yang memiliki sifat sederhana. Ia adalah salah satu orang terkaya di antara orang-orang Quraisy. Kendati demikian, jiwanya tetap sederhana dan suka berdonasi untuk membantu orang-orang yang kesulitan hingga mereka mampu berdiri di atas kaki sendiri.

Itulah kisah dan biografi Usman bin Affan yang dapat Anda tiru sebagai sosok yang ideal. Semasa hidupnya, Usman menyeimbangkan dunia dan akhirat secara cerdas. Ia juga tidak acuh pada lingkungannya hingga Rasulullah merasa Usman adalah sahabat yang dapat diandalkan. Ia senantiasa tolong menolong dalam kebaikan.

Bukan hanya Usman, Sahabat Dompet Dhuafa juga bisa belajar untuk menumbuhkan jiwa sosial. Ayo, terus berbuat baik kepada lingkungan dengan mendukung para penghafal Al Quran. Kisah sahabat nabi seperti Utsman bin Affan menjadi sosok inspiratif berkat lingkungan yang mendukung. Ia mendedikasikan diri dan mengajari kalam ilahi untuk generasi Islam di masa mendatang.

Generasi para penghafal Al-Quran di Indonesia semakin tumbuh subur dan membumi.  Meskipun penuh rintangan, mereka tidak menyerah sama sekali. Mereka lakukan semata-mata untuk ibadah dan sebagai contoh bagi umat Islam sendiri untuk tidak melupakan kitab sucinya.

Untuk menjalani visi dan misi mulia, para santri tahfidz butuh fasilitas mumpuni supaya mereka dapat menghafal dengan kondusif dan tenang, seperti Pesantren Produktif Smart Hafidz Village. Nah, Anda sepertinya sosok yang suportif kepada para penghafal Al-Quran. Yuk, patungan wakaf pesantren mulai dari 10 ribu. Mari, bersama-sama bangun generasi qurani dengan klik berwakaf di tautan ini atau banner di bawah!

 

pahala wakaf mengalir abadi. tabungwakaf dompet dhuafa